Hutan Lindung Analisis Kelayakan Dan Efektivitas Program Gerakan Menabung Pohon Melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus: Desa Warjabakti, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung)

untuk menghindari tanaman kopi arabika terkena penyakit karat daun. Namun pada tahun 1956, kopi arabika jenis lini S yang berasal dari India masuk ke Indonesia. Kopi ini lebih tahan terhadap penyakit karat daun serta dapat ditanam pada ketinggian 500 mdpl ke atas. Dengan demikian, maka seluruh zona vertikal secara potensial dapat ditanami kopi jenis arabika secara komersial Prastowo, 2010. Kopi jenis arabika varietas lini S 795 umumnya memiliki karakteristik tipe pertumbuhan agak melebar, daun rimbun sehingga batang pokok tidak tampak dari luar, buah seragam, nisbah biji buah 15,7, biji berukuran besar tetapi tidak seragam, berbunga pada umur 15-24 bulan, produktivitas 10-15 kwintal per hektar pada populasi 1.600 sampai 2.000 pohon. Pada ketinggian lebih dari 1.000 mdpl tahan serangan karat daun, sementara pada ketinggian kurang dari 900 mdpl agak tahan dengan serangan penyakit karat daun Prastowo, 2010. Keuntungan dari kopi jenis arabika varietas lini S 795 adalah cocok untuk petani pemula, rata-rata hasil panen per pohon dapat mencapai 0,5 sampai 1 kilogram per pohon, dan cita rasa sangat bagus. Namun kerugian dari kopi jenis arabika varietas lini S 795 ini yaitu tidak tahan hama nematoda cacing, jamur akar putih, dan jamur coklat Hulupi dan Martini, 2013.

2.7 Analisis Biaya dan Manfaat

Metode analisis biaya dan pendapatan pada awalnya digunakan untuk melihat apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak. Dalam metode analisis biaya dan manfaat ini yang disebut dengan kondisi menguntungkan adalah apabila manfaat yang dihasilkan dari usaha tersebut lebih besar dari biaya atau pengorbanan yang dikeluarkan. Analisis untuk mengetahui efisiensi tingkat keuntungan suatu proses produksi ini yang disebut sebagai analisis biaya-manfaat Affianto et al, 2005. Menurut Husnan dan Muhammad 2000, Studi kelayakan dalam suatu proyek memuat tiga aspek, yaitu: manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri manfaat finansial, manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek dilaksanakan manfaat ekonomi, dan manfaat sosial proyek tersebut bagi lingkungan dan masyarakat yang berada di sekitar proyek tersebut. Berdasarkan sudut pandang ilmu ekonomi terdapat dua jenis analisis biaya-manfaat, yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui efisiensi atau tingkat keuntungan dalam suatu proses produksi dari sudut pandang individu. Sedangkan analisis ekonomi adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu proses produksi dilihat dari sudut pandang masyarakat secara keseluruhan Affianto et al, 2005. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi program kolaboratif GMP-PHBM ini. Kriteria tersebut diantaranya NPV, Net BC ratio, dan IRR.

2.7.1 Analisis Finansial

Menurut Husnan dan Muhammad 2000, analisis finansial adalah suatu analisis yang hanya membatasi manfaat benefit dan pengorbanan cost dalam proyek hanya dari sudut pandang perusahaan tersebut. Analisis finansial dalam evaluasi kelayakan proyek lebih bersifat analisis tentang arus dana dalam proyek. Perusahaan sendiri menjadi sumber dana untuk investasi dalam suatu proyek perusahaan tersebut. Sumber dana dari perusahaan tersebut dapat berupa dana penyusutan dan laba yang ditahan. Namun tidak menutup kemungkinan untuk mendapat sumber pendanaan proyek dari luar perusahaan tersebut. Sumber pendanaan proyek yang berasal dari eksternal perusahaan tersebut contohnya adalah kredit bank, penjualan saham, penjualan obligasi, dan lain sebagainya Gray et al., 1988. Analisis finansial dalam proyek pertanian memliki tujuan utama yaitu untuk menentukan berapa banyak keluarga petani yang menggantungkan mereka kepada usaha pertanian tersebut. Analisis finansial menggunakan ukuran-ukuran arus tunai berdiskonto dalam mengestimasi hasil returns yang akan diterima oleh peserta proyek Gittinger, 1986.

2.7.2 Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi berbeda dengan analisis finansial. Dalam analisis ekonomi, manfaat dan biaya-biaya dalam proyek dihitung dari segi pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan sebagai yang berkepentingan dalam proyek Gray et al., 1988. Menurut Husnan dan Muhammad 2000, analisis ekonomi dilakukan dengan alasan karena adanya:

Dokumen yang terkait

Kesadaran Menabung Masyarakat Menengah Ke Bawah Di Bank Rakyat Indonesia Melalui Gerakan Indonesia Menabung (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 34 85

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM PELAKSANAKAN PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA

2 18 131

Strategi Divisi Humas Dan Agraria (Hugra) Perusahaan Perum Perhutani Melalui Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Dalam Pembinaan Lingkungan Di Ciwidey Kabupaten Bandung

0 29 114

Analisis Biaya Manfaat Perdagangan Karbon Bagi Petani Gerakan Menabung Pohon (Studi Kasus: Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta)

0 2 91

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai resolusi konflik sumber daya hutan"Reviwer"

0 2 6

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai Resolusi Konflik Sumber Daya Hutan

0 7 109

KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN SARADAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

1 20 161