Bagi Hasil Analisis Kelayakan Dan Efektivitas Program Gerakan Menabung Pohon Melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus: Desa Warjabakti, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung)

a. Ketidaksempurnaan pasar, yakni distorsi yang terjadi karena adanya peraturan pemerintah tertentu yang mempengaruhi baik pada tingkat faktor produksi maupun hasil produksi. b. Adanya pajak dan subsidi. c. Berlakunya konsep surplus konsumen dan surplus produsen. Perbedaan perhitungan antara analisis finansial dengan analisis ekonomi terletak dalam lima komponen, yakni penggunaan harga, perhitungan pajak, subsidi, biaya investasi dan pelunasan pinjaman, serta dalam komponen bunga Gray et al., 1988. Secara rinci, perbedaan kelima komponen tersebut dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 2 Perbedaan Perhitungan Analisis Finansial dengan Analisis Ekonomi Komponen Analisis Finansial Analisis Ekonomi Penggunaan Harga Harga pasar, baik untuk faktor produksi maupun hasil produksi dalam proyek. Shadow Prices , harga-harga yang sudah mengalami penyesuaian untuk menggambarkan social opportunity cost dari barang dan jasa tersebut. Perhitungan Pajak Pajak merupakan bagian dari biaya Cost. Hal ini memiliki arti: pajak merupakan bagian dari keuntungan benefit yang harus dikeluarkan untuk dibayarkan dibayarkan kepada pemerintah. Pajak merupakan bagian dari keuntungan Benefit. Karena pajak yang dikeluarkan merupakan transfer kepada pemerintah untuk digunakan kembali bagi kepentingan masyarakat umum. Subsidi Subsidi merupakan pengurangan biaya yang diterima pemilik proyek dalam suatu proyek. Subsidi merupakan beban masyarakat, sehingga tidak mengurangi biaya dalam proyek. Hal ini disebabkan karena subsidi dianggap sebagai sumber pendanaan yang dialihkan dari masyarakat untuk digunakan dalam proyek. Biaya Investasi dan Pelunasan Pinjaman Biaya investasi merupakan pemasukan dalam proyek. Biaya yang dimasukkan adalah biaya investasi yang dibiayai dengan modal saham dari penanam modal sendiri. Pelunasan pinjaman beserta bunganya pun menjadi beban penanam modal. Seluruh biaya investasi, baik yang tergolong ke dalam modal dari luar negeri, modal saham, atau pinjaman lainnya, termasuk ke dalam biaya proyek. Pelunasan pinjaman diabaikan untuk menghindari perhitungan ulang double counting . Bunga Bunga dalam pinjaman, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, termasuk ke dalam biaya proyek. Bunga dianggap sebagai suatu manfaat sosial social benefit, sehingga tidak dimasukkan sebagai biaya dalam proyek. Sumber: Gray et al. 1988 Analis memulai analisis ekonomi dengan melakukan analisis profitabilitas finansial berdasarkan atas harga pasar atau dengan kata lain melakukan analisis NPV dari sudut pandang perusahaan. Setelah melakukan hal tersebut, kemudian dilakukan penyesuaian untuk mengestimasi manfaat bersih proyek sesuai dengan harga ekonomi. Harga ekonomi atau yang biasa disebut dengan harga bayangan shadow prices, memiliki pengertian harga seandainya tidak terdapat distorsi apapun baik untuk setiap input maupun output dalam proyek Husnan dan Muhammad, 2000.

2.7.3 Net Present Value NPV

Net Present Value NPV didapat dari selisih arus penerimaan dan pengeluaran selama umur proyek yang sudah dihitung nilai sekarangnya melalui teknik present value dengan menggunakan discount factor. Umur proyek sendiri merupakan masa waktu pembangunan proyek yang ditambah masa operasional proyek selama umur ekonomi proyek tersebut Sinaga, 2009. Menurut Sinaga 2009, kriteria penggunaan NPV dalam studi kelayakan investasi suatu proyek, yaitu: a. Apabila total NPV lebih kecil dari 0 NPV 0 maka investasi yang akan dilakukan terhadap suatu proyek adalah tidak layak atau tidak menguntungkan, hal ini berarti rencana investasi terhadap proyek tersebut ditolak untuk dilaksanakan. b. Namun apabila NPV sama atau lebih besar dari 0 NPV ≥ 0 maka investasi yang akan dilakukan terhadap suatu proyek adalah layak untuk dikerjakan atau investasi terhadap proyek tersebut menguntungkan pada saat dilaksanakan, hal ini berarti rencana investasi terhadap proyek tersebut disetujui untuk dilaksanakan. Kelemahan dari penggunaan model NPV ini dalam suatu penilaian proyek adalah discount rate yang diubah sesuai dengan besaran biaya bersih masing- masing alternatif. Hal ini menjadikan model NPV kurang praktis digunakan dalam suatu evaluasi proyek. Ketidakpastian yang berhubungan dengan perkiraan tingkat keuntungan dari semua proyek merupakan termasuk ke dalam proyek marginal Gray et al., 1988.

2.7.4 Net Benefit Cost Ratio Net BC ratio

Net BC ratio merupakan hasil dari perbandingan antara total present value yang bernilai positif sebagai pembilang dengan total present value yang bernilai negatif sebagai penyebut. Apabila Net BC ratio bernilai kurang dari 1 maka rencana investasi terhadap proyek yang akan dilaksanakan tersebut ditolak atau dalam kata lain tidak layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, apabila Net BC ratio bernilai lebih besar sama dengan 1, maka investasi tersebut dianggap layak atau menguntungkan untuk dilaksanakan Husnan dan Muhammad, 2000. Menurut Sinaga 2009, kelemahan kriteria Net BC ratio adalah: a. Apabila Discount Factor diubah, maka hasil Net BC ratio pun berubah. Akibatnya investasi yang sebelumnya tidak layak untuk dilaksanakan dapat menjadi layak dan sebaliknya. b. Nilai sisa salvage value dari barang-barang modal dalam proyek tidak diperhitungkan.

2.7.5 Internal Rate of Return IRR

Metode Internal Rate of Return IRR menghitung tingkat bunga yang menyamakan present value dari investasi dengan present value dari penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila IRR lebih kecil dari tingkat discount rate yang berlaku maka rencana investasi terhadap proyek yang akan dilaksanakan tersebut ditolak atau tidak layak dijalankan. Sebaliknya, apabila IRR lebih besar sama dengan tingkat discount rate yang berlaku, maka investasi terhadap proyek yang akan dilaksanakan tersebut dianggap layak atau menguntungkan untuk dilaksanakan Husnan dan Muhammad, 2000. Besarnya perbedaan IRR atau Return on Investment di atas tingkat bunga yang berlaku, bergantung kepada besarnya kemungkinan risiko atas proyek tersebut dan juga berapa lama investasi payback periods kembali berdasarkan cash flow perusahaan. hal ini dilihat menurut sudut pandang pengambil kebijakan atas investasi yang dilakukan terhadap proyek tersebut. Keuntungan penggunaan kriteria IRR adalah dapat mengetahui kemampuan proyek tersebut dalam menghasilkan persentase keuntungan bersih rata-rata tiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek dan nilai sisa salvage value dari barang-barang modal diperhitungkan dalam arus benefit atau penerimaan Sinaga, 2009.

Dokumen yang terkait

Kesadaran Menabung Masyarakat Menengah Ke Bawah Di Bank Rakyat Indonesia Melalui Gerakan Indonesia Menabung (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 34 85

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM PELAKSANAKAN PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA

2 18 131

Strategi Divisi Humas Dan Agraria (Hugra) Perusahaan Perum Perhutani Melalui Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Dalam Pembinaan Lingkungan Di Ciwidey Kabupaten Bandung

0 29 114

Analisis Biaya Manfaat Perdagangan Karbon Bagi Petani Gerakan Menabung Pohon (Studi Kasus: Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta)

0 2 91

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai resolusi konflik sumber daya hutan"Reviwer"

0 2 6

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai Resolusi Konflik Sumber Daya Hutan

0 7 109

KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN SARADAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

1 20 161