Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat

Berdasarkan sudut pandang ilmu ekonomi terdapat dua jenis analisis biaya-manfaat, yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui efisiensi atau tingkat keuntungan dalam suatu proses produksi dari sudut pandang individu. Sedangkan analisis ekonomi adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu proses produksi dilihat dari sudut pandang masyarakat secara keseluruhan Affianto et al, 2005. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan investasi program kolaboratif GMP-PHBM ini. Kriteria tersebut diantaranya NPV, Net BC ratio, dan IRR.

2.7.1 Analisis Finansial

Menurut Husnan dan Muhammad 2000, analisis finansial adalah suatu analisis yang hanya membatasi manfaat benefit dan pengorbanan cost dalam proyek hanya dari sudut pandang perusahaan tersebut. Analisis finansial dalam evaluasi kelayakan proyek lebih bersifat analisis tentang arus dana dalam proyek. Perusahaan sendiri menjadi sumber dana untuk investasi dalam suatu proyek perusahaan tersebut. Sumber dana dari perusahaan tersebut dapat berupa dana penyusutan dan laba yang ditahan. Namun tidak menutup kemungkinan untuk mendapat sumber pendanaan proyek dari luar perusahaan tersebut. Sumber pendanaan proyek yang berasal dari eksternal perusahaan tersebut contohnya adalah kredit bank, penjualan saham, penjualan obligasi, dan lain sebagainya Gray et al., 1988. Analisis finansial dalam proyek pertanian memliki tujuan utama yaitu untuk menentukan berapa banyak keluarga petani yang menggantungkan mereka kepada usaha pertanian tersebut. Analisis finansial menggunakan ukuran-ukuran arus tunai berdiskonto dalam mengestimasi hasil returns yang akan diterima oleh peserta proyek Gittinger, 1986.

2.7.2 Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi berbeda dengan analisis finansial. Dalam analisis ekonomi, manfaat dan biaya-biaya dalam proyek dihitung dari segi pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan sebagai yang berkepentingan dalam proyek Gray et al., 1988. Menurut Husnan dan Muhammad 2000, analisis ekonomi dilakukan dengan alasan karena adanya: a. Ketidaksempurnaan pasar, yakni distorsi yang terjadi karena adanya peraturan pemerintah tertentu yang mempengaruhi baik pada tingkat faktor produksi maupun hasil produksi. b. Adanya pajak dan subsidi. c. Berlakunya konsep surplus konsumen dan surplus produsen. Perbedaan perhitungan antara analisis finansial dengan analisis ekonomi terletak dalam lima komponen, yakni penggunaan harga, perhitungan pajak, subsidi, biaya investasi dan pelunasan pinjaman, serta dalam komponen bunga Gray et al., 1988. Secara rinci, perbedaan kelima komponen tersebut dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 2 Perbedaan Perhitungan Analisis Finansial dengan Analisis Ekonomi Komponen Analisis Finansial Analisis Ekonomi Penggunaan Harga Harga pasar, baik untuk faktor produksi maupun hasil produksi dalam proyek. Shadow Prices , harga-harga yang sudah mengalami penyesuaian untuk menggambarkan social opportunity cost dari barang dan jasa tersebut. Perhitungan Pajak Pajak merupakan bagian dari biaya Cost. Hal ini memiliki arti: pajak merupakan bagian dari keuntungan benefit yang harus dikeluarkan untuk dibayarkan dibayarkan kepada pemerintah. Pajak merupakan bagian dari keuntungan Benefit. Karena pajak yang dikeluarkan merupakan transfer kepada pemerintah untuk digunakan kembali bagi kepentingan masyarakat umum. Subsidi Subsidi merupakan pengurangan biaya yang diterima pemilik proyek dalam suatu proyek. Subsidi merupakan beban masyarakat, sehingga tidak mengurangi biaya dalam proyek. Hal ini disebabkan karena subsidi dianggap sebagai sumber pendanaan yang dialihkan dari masyarakat untuk digunakan dalam proyek. Biaya Investasi dan Pelunasan Pinjaman Biaya investasi merupakan pemasukan dalam proyek. Biaya yang dimasukkan adalah biaya investasi yang dibiayai dengan modal saham dari penanam modal sendiri. Pelunasan pinjaman beserta bunganya pun menjadi beban penanam modal. Seluruh biaya investasi, baik yang tergolong ke dalam modal dari luar negeri, modal saham, atau pinjaman lainnya, termasuk ke dalam biaya proyek. Pelunasan pinjaman diabaikan untuk menghindari perhitungan ulang double counting . Bunga Bunga dalam pinjaman, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, termasuk ke dalam biaya proyek. Bunga dianggap sebagai suatu manfaat sosial social benefit, sehingga tidak dimasukkan sebagai biaya dalam proyek. Sumber: Gray et al. 1988

Dokumen yang terkait

Kesadaran Menabung Masyarakat Menengah Ke Bawah Di Bank Rakyat Indonesia Melalui Gerakan Indonesia Menabung (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 34 85

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM PELAKSANAKAN PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA

2 18 131

Strategi Divisi Humas Dan Agraria (Hugra) Perusahaan Perum Perhutani Melalui Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Dalam Pembinaan Lingkungan Di Ciwidey Kabupaten Bandung

0 29 114

Analisis Biaya Manfaat Perdagangan Karbon Bagi Petani Gerakan Menabung Pohon (Studi Kasus: Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta)

0 2 91

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai resolusi konflik sumber daya hutan"Reviwer"

0 2 6

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai Resolusi Konflik Sumber Daya Hutan

0 7 109

KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN SARADAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

1 20 161