Kependudukan Desa Warjabakti Analisis Kelayakan Dan Efektivitas Program Gerakan Menabung Pohon Melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus: Desa Warjabakti, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung)

4. Proses Produksi

Proses produksi kopi arabika pada LMDH Taruna Bina Tani terdiri dari proses land clearing, pembuatan lubang tanam, penanaman, penyulaman, pemupukan, pemangkasan, pemanenan, dan pengangkutan. Proses land clearing merupakan proses menyiapkan lahan untuk digunakan dalam pengusahaan kopi. Setelah disiapkan, kemudian dilanjutkan proses pembuatan lubang tanam untuk penanaman bibit kopi. Setelah enam bulan penanaman, setiap tiga bulan sekali dalam usia tanam tahun ke-0, dilakukan proses penyulaman untuk mengganti bibit kopi yang mati dengan bibit cadangan. Tanaman kopi tersebut diberi pupuk dengan frekuensi sebanyak dua kali dalam satu tahun, yakni pada awal musim hujan dan awal musim kemarau. Kemudian setelah dua tahun penanaman, setiap sehabis panen dilakukan proses pemangkasan, proses ini dilakukan untuk membuang batang-batang kopi yang kurang baik. Setelah tiga tahun usia penanaman, pohon kopi sudah mulai belajar panen. Pemanenan dilakukan hanya untuk mengambil buah kopi dan melakukan proses pengangkutan dari kebun kopi yang terletak di kawasan hutan lindung Desa Warjabakti sampai kepada kendaraan pengangkut milik PT. Berkah Tatar Sunda yang terletak di jalan utama Desa Warjabakti.

5.5.3 Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen usaha perkebunan kopi arabika pada anggota LMDH Taruna Bina Tani ditinjau melalui beberapa faktor, yaitu : pengetahuan, pengalaman, dan keahlian para petani dalam melakukan usaha perkebunan kopi arabika. Dalam segi pengetahuan dan keahlian, petani LMDH Taruna Bina Tani mendapatkan ilmu mengusahakan kopi melalui sosialisasi dari pihak RPH Logawa dan juga kerabat petani kopi lain di luar Desa Warjabakti. Pengalaman anggota LMDH Taruna Bina Tani sebelum adanya program kolaboratif GMP- PHBM dapat dikatakan tidak ada sama sekali. LMDH Taruna Bina Tani mengusahakan ruang sela pada hutan lindung Desa Warjabakti dengan payung hukum Perjanjian Kerjasama PKS PHBM antara KPH Bandung Selatan dengan LMDH Taruna Bina Tani nomor 53PKS-HPDPSDHBDSIII yang diadakan pada tahun 2011.

5.5.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Dalam menganalisis mengenai aspek sosial ekonomi dan lingkungan, terdapat beberapa hal yang akan dianalisis yaitu kontribusi usaha perkebunan kopi arabika petani anggota LMDH Taruna Bina Tani terhadap masyarakat sekitar dalam hal penyerapan tenaga kerja dan penyediaan lapangan pekerjaan dan dampak dari adanya usaha perkebunan kopi terhadap lingkungan sekitar Desa Warjabakti. Pengusahaan kopi arabika LMDH Taruna Bina Tani memberikan dampak sosial yang cukup banyak bagi masyarakat. Pertama, usaha perkebunan kopi mampu mengurangi pengangguran di Desa Warjabakti. Hal ini dikarenakan petani yang sebelumnya tidak mempunyai lahan untuk budidaya, dengan adanya PKS PHBM dengan Perum Perhutani maka dapat membantu para petani untuk dapat melakukan usaha budidaya kopi arabika. Program kolaboratif GMP-PHBM yang dilakukan LMDH Taruna Bina Tani juga dapat mengurangi pengangguran dari masyarakat sekitar wilayah dengan menggunakan warga yang menganggur sebagai tenaga kerja sewa.. Kedua, dengan adanya kegiatan usaha perkebunan kopi arabika, petani anggota LMDH merasa memiliki hubungan dan ikatan sosial yang semakin baik dan kuat. Terbukti dengan diadakannya kegiatan berkumpul petani anggota yang diselenggarakan LMDH Taruna Bina Tani. Aspek lingkungan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan, terutama dampak dari kegiatan usaha terhadap kelestarian lingkungan. Kegiatan usaha perkebunan kopi dapat membantu lingkungan lebih baik karena ditanam di lahan hutan lindung Perhutani. Hutan lindung ini memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan masyarakat sekitar Desa Warjabakti, yaitu sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah. Selain itu, program kolaboratif GMP-PHBM juga dapat menjaga tegakan hutan lindung milik Perhutani tersebut dari pencurian yang merupakan masalah utama bagi pengelola hutan seperti Perum Perhutani.

Dokumen yang terkait

Kesadaran Menabung Masyarakat Menengah Ke Bawah Di Bank Rakyat Indonesia Melalui Gerakan Indonesia Menabung (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Johor)

0 34 85

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN

0 4 12

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

ANALISIS PENGETAHUAN KOGNITIF PETANI HUTAN DALAM PELAKSANAKAN PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI DESA JOMBLANG KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA

2 18 131

Strategi Divisi Humas Dan Agraria (Hugra) Perusahaan Perum Perhutani Melalui Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Dalam Pembinaan Lingkungan Di Ciwidey Kabupaten Bandung

0 29 114

Analisis Biaya Manfaat Perdagangan Karbon Bagi Petani Gerakan Menabung Pohon (Studi Kasus: Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta)

0 2 91

Analisis Efektivitas Kelembagaan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara Jawa Barat

4 28 104

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai resolusi konflik sumber daya hutan"Reviwer"

0 2 6

Efektivitas Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat sebagai Resolusi Konflik Sumber Daya Hutan

0 7 109

KEBIJAKAN PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN SARADAN DALAM PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT

1 20 161