9
Parameter Satuan Nilai
Korosi lempeng tembaga 3 jam pada 50 ûC maks no 3
Residu karbon 1. dalam contoh asli, atau
maks 0,05 2. dalam 10 ampas distilasi
-massa maks 0,30
Air dan sedimen -vol
maks 0,05 Temperatur distilasi 90
ûC maks 360
Abu tersulfatkan -massa
maks 0,02 Belerang
ppm-m mgkg maks 100
Fosfor ppm-m mgkg
maks 10 Angka asam
mg-KOHg maks 0,8
Gliserol bebas -massa
maks 0,02 Gliserol total
-massa maks 0,24
Kadar ester alkil -massa min
96,5 Angka iodium
-massa g- 12100g
maks 115 Uji Halphen
Negatif Sumber : SNI Biodiesel no. 04-7182-2006
II. 2. 3. Biodiesel dari Biji Nyamplung
Nyamplung adalah salah satu sumber energi nabati yang potensial yang berasal dari kawasan hutan dan tersebar merata di seluruh kepulauan di Indonesia. Keunggulan nyamplung
sebagai bahan baku energi nabati adalah daya survival tanaman sangat tinggi terbukti dengan penyebarannya yang merata hampir di seluruh daerah terutama pada daerah pesisir pantai di
Indonesia antara lain: Taman Nasional TN Alas Purwo, TN Kepulauan Seribu, TN Baluran, TN Ujung Kulon, Cagar Alam CA Pananjung Pangandaran, Kawasan Wisata KW Batu
Karas, Pantai Carita Banten, P. Yapen, Jayapura, Biak, Nabire, Manokwari, Sorong, Fakfak wilayah Papua, Halmahera dan Ternate Maluku Utara, TN Berbak Pantai Barat Sumatera
Badan Litbang Kehutanan, 2008. Pusat litbang hasil hutan telah memulai penelitian pembuatan biodiesel dari biji
nyamplung secara intensif sejak tahun 2005, dan pada tahun 2008 diperoleh hasil-hasil sebagai berikut :
- Biodiesel dari biji nyamplung telah diuji sifat-sifat fisiko-kimianya oleh Pusat Litbang
Minyak dan Gas Bumi 2008 dan semua sifat-sifatnya sebanyak 17 sifat telah memenuhi standar nasional indonesia SNI untuk biodiesel, No : 04-7182-2006.
- Biodiesel nyamplung telah diuji coba di jalan raya road rally-test sebanyak tiga
kali,mencapai jarak total 370 km. Dari seluruh uji coba yang dilaksanakan, diperoleh hasil
10 yang memuaskan tanpa masalah teknis permesinan. Kecepatan kendaraan tertinggi yang
dicapai adalah 120 kmjam . -
Pengujian kinerja mesin dengan bahan bakar biodiesel nyamplung masih dilaksanakan oleh Puspitek LIPI di Serpong. Setelah selesai, hasilnya akan didaftarkan untuk sertifikasi di BSN
Badan Sertifikasi Nasional. Penelitian pembuatan biodiesel dari biji nyamplung ini dilakukan dalam skala
laboratorium dan belum dilakukan perencanaan tentang industri tersebut. Sehingga, dalam tugas akhir ini dilakukan analisa perencanaan industri biodiesel dari biji nyamplung dengan melakukan
penambahan skala kapasitas produksi dari skala laboratorium menjadi kapasitas skala industri dan dilakukan pengkajian beberapa aspek yang saling berhubungan sehingga pendirian industri
dapat terealisasikan dengan baik dan tepat. Sifat fisiko kimia biodiesel nyamplung jika dibandingkan dengan standar SNI 04-7182-
2006 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Sifat fisiko kimia biodiesel nyamplung
No Parameter Satuan Metode
Uji Biodiesel
Nyamplung 1
Massa jenis pada 40°C kgm3
ASTM D1298 888,6
2 Viskositas kinetik pada 40°C
mm2scSt ASTM D445
7,724 3 Bilangan
setana ASTM
D613 51,9
4 Titik nyala mangkok tertutup
°C ASTM D93
151 5 Titik
kabut °C
ASTM D2500
38 6
Korosi kepingan tembaga ASTM D130
1b 7
Residu karbon massa
ASTM D4530 0,434
8 Air dan sedimen
volume ASTM D1796
9 Suhu distilasi 90
°C ASTM D1160
340 10 Abu
tersulfatkan massa
ASTM D874
0,026 11 Belerang
ppm-m mgkg
ASTM D1266
16 12 Fosfor
ppm-m mgkg
ASTM D1091
0,223 13
Bilangan asam mg KOHg
AOCSCd 3d-63 0,76
14 Gliserol total
massa AOCSCa 14-56
0,232 15 Kadar
ester alkil massa
SNI04-7182-2006 96,99
16 Bilangan iodium
massa g I2100g AOCS Cd1-25
85
II. 3. ANALISA TEKNOEKONOMI