Limbah yang dihasilkan dan upaya pengelolaan

67

1. Limbah yang dihasilkan dan upaya pengelolaan

a. Limbah Padat Limbah padat yang dihasilkan industri biodiesel dari biji nyamplung ini umumnya berupa limbah yang berasal dari pengupasan dan pengepresan biji nyamplung yaitu bungkil. Upaya pengelolaan limbah padat yaitu limbah padat tersebut dapat dimanfaatkan antara lain yaitu : • Limbah pengepresan biji berupa bungkil yang terdiri dari campuran tempurung, daging biji dan minyak dapat digunakan untuk pembuatan briket arang. Briket arang ini memiliki potensi untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi daripada menjual limbah secara mentah. Permintaan briket arang dalam negeri 40 ton per bulan dengan daerah tujuan adalah Surabaya dan Jakarta. Harga arang briket dalam negeri berkisar antara Rp 3.000 – Rp 3.500 per kilogram sedangkan harga ekspor berkisar antara Rp 5.750 – Rp 7.500 per kilogram dengan Kurs 1 US = Rp 9.000. Keunggulan dari briket arang ini adalah : - Memperbesar rendemen pada pembuatan arang karena arang yang diperoleh dapat dipergunakan dalam pembuatan briket arang - Memiki bentuk yang seragam dan lebih padat - Kualitas pembakaran lebih baik Gambar 22. Diagram alir proses pembuatan briket arang • Kulit dan tempurung dari limbah pengupasan dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar tungku pada proses produksi sehingga mengurangi biaya kebutuhan bahan bakar. b. Limbah Cair Limbah cair dan limbah domestik merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi. Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi antara lain metanol, gliserol dan air. Limbah tersebut tidak dibuang akan tetapi di proses kembali untuk digunakan dalam proses produksi lagi, sehingga akan mengurangi biaya pembelian bahan baku. Pabrik menentukan jadwal pencucian peralatan setiap satu bulan sekali tetapi waktu pencucian ini bisa diubah sesuai dengan keadaan dilapangan seperti terjadinya tumpahan oli dan kebocoran. Selain itu minyak nyamplung tidak menghasilkan kerak yang bisa merusak mesin. Pencucian peralatan harus dilakukan setelah proses produksi berakhir agar tidak mengganggu selama kegiatan proses produksi. Limbah cair dari industri biodiesel dari biji nyamplung yang dapat dimanfaatkan antara lain adalah : • Metanol yang dihasilkan dari proses esterifikasi dan transesterifikasi biodiesel dapat diolah kembali dan digunakan untuk proses berikutnya. Proses esterifikasi dengan metanol bekas terdistilasi sampai dengan 100 baik untuk frekuensi distilasi dan campuran tidak ada perbedaan dengan metanol baru dilihat dari kadar FFA dari produk esterifikasi yang 68 dihasilkan. Begitu pula dengan proses transesterifikasi dengan metanol bekas terdistilasi sampai dengan 100 baik untuk frekuensi distilasi dan campuran tidak ada perbedaan dengan metanol baru • Hasil endapan proses pembuatan biodiesel adalah gliserin sebesar 10. Gliserin tersebut dapat digunakan untuk pembuatan sabun rakyat atau sabun transparan c. Limbah Gas Limbah gas yang dihasilkan oleh industri biodiesel dari biji nyamplung ini berasal dari proses produksi, emisi generator dan kendaraan bermotor. Limbah yang dihasilkan dapat menyebabkan penurunan terhadap kualitas udara dan debu yang dapat membahayakan lingkungan pabrik dan sekitar pabrik. Pengelolaan limbah gas ini difokuskan untuk menjaga kualitas udara dan debu di lokasi pabrik dan sekitarnya agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Pada penanganan limbah gas ini pabrik memanfaatkan penggunaan exhaust fan. Exhaust fan ini berfungsi untuk membuang limbah gas ke udara bebas sehingga limbah gas yang terlepas dapat terurai diudara bebas. Gambar 24. Contoh exhaust fan yang akan digunakan untuk pabrik

IV. 7. ASPEK LEGALITAS