73
V. 9. SARAN
Saran yang diperlukan untuk melengkapi penelitian ini adalah :
1. Analisa yang berkelanjutan untuk aspek teknis teknologis terutama untuk rancangan mesin
dan peralatan agar dapat meminimumkan biaya yang dikeluarkan. 2.
Analisa aspek lingkungan lanjutan tentang dampak proyek terhadap lingkungan, baik lingkungan hidup maupun lingkungan masyarakat.
3. Pengkajian sumber pendanaan lain seperti investor-investor untuk membiayai industri
biodiesel ini, dengan segala resiko dan keuntungan dari sistem pendanaan tersebut.
74
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung. Apple, J. M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Penanganan Bahan. Terjemahan dari : Plant Layout and
Material Handling . 3
rd
Edition. Bandung : ITB. Ariyoto, K. 1990. Feasibility study. Mutiara. Jakarta.
Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan. 2008. Nyamplung Calophyllum inophyllum Sumber Energi Biofuel yang Potensial.
Jakarta: Departemen Kehutanan. Biodiesel group-ITB. 2006. Brosur : Biodiesel, Bahan Bakar Mesin Diesel Terbarukan dan Ramah
Lingkungan. Buah dan Biji Nyamplung. Website.
http:archive.kaskus.us . [15 Januari 2011].
Debaut, V. J.,Y. B. Jean dan S. A. Greentech. 2005. Tamanol a Stimulan for Collagen Synthesis for Use in anti Wrinkle and anti Stretch Mark Products Cosmetic and Toiletries Manufacture
World Wide . Greentech. St. France.
De Garmo, E. P., W. G. Sullivian, dan J. R. Ganada. 1994. Engineering Economy The 7th Edition. Mac Millan Publishing Co, Inc. New York.
Dorf. R. C and Byers. Thomas H. 2005. Technology ventures: from idea to enterprise.
McGraw-Hill. New York.
Dweek, A. C. dan Thomas, M. 2002. Tanamu Calophyllum inophyllum the Africa, Asia Polynesia and Pasific Panacea
. International J. Cos. Sci., 24:1-8. Friday, J. B dan D. Okano. 2006. Species Profiles for Pacific Island Agroforestry Calophyllum
inophyllum. www.traditionaltree.org
. [7 Desember 2010]. Giatman. 2006. Ekonomi Teknik. Rajawali Pers. Jakarta.
Gittinger, J. P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi kedua. UI Press. Jakarta. Goenadi, D. H. 2000. Pengalaman Pemasaran Teknologi Pertanian Bernilai Komersial. Bogor,
Januari 2000. Lokakarya Komersialisasi da Alih Teknologi Hasil Penelitian Pertanian. 14 hal. Gray, C., P. Simanjuntak, L. K. Sabur, P. F. Maspatiella, dan R. G. C. Varley. 1993. Pengantar
Evalusi Proyek . PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hasibuan, S. 2009. Studi Efektifitas Metanol Recovery pada Proses Pembuatan Biodiesel dari Minyak Nyamplung.
Jurusan Teknologi dan Manajemen Industri Agro Fakultas Agribisnis dan Teknologi Pangan Universitas Djuanda. Bogor.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia III. Terjemahan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta : 1767-1775.
Husnan, S. dan S. Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Kadariah, L., Karlina, dan C. Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi revisi. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta. Ketaren, S. 1986. Pengatar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI. Press. Jakarta.
Kilham, C. 2004. Oil of Tamanu Calophyllum inophyllum L. http:www
. Newchapter.infomedia [1 Desember 2010].
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi kesepuluh. Jilid kesatu. Terjemahan. PT Prenhallindo. Jakarta.
75 Machfud dan Y. Agung. 1990. Perencanaan Tata Letak Pada Industri Pangan. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT Gramedia.
Jakarta. Newman, D. G. 1990. Engineering Economic Analysis. Binarupa Aksara. Jakarta.
Perhutani. 2009. Produksi Tanaman Nyamplung. Perhutani. Bogor. Purnomo, H. 2004. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Rangkuti, F. 2005. Business Plan : Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisa Kasus. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Shutb, A. 1994. Project Management. Enginering, Technology, and Implementation. Prentice Hall. London. UK.
Simarmata, D. A. 1992. Pendekatan Sistem dan Analisa Proyek Investasi dan Pasar Modal. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
SNI. 2006. Standar Nasional Indonesia Biodiesel. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Soeharto, I. 2000. Manajemen Proyek, dari Konseptual sampai Operasional. Erlangga. Jakarta.
Soerawidjaya, et al. 2005. Studi Kebijakan Penggunaan Biodiesel di Indonesia. Di dalam Kajian Kebijakan dan Kumpulan Artikel Penelitian Biodiesel. Kementrian Riset dan Teknologi RI-
MAKSI IPB. Bogor. Stanton, W.J. 1991. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta.
Sutojo, S. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Damar. Jakarta. Tracon. 2010. Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Bahan Bakar Nabati BBM. PT. Tracon
Industri. Jakarta. Umar, H. 2001. Studi Kelayakan Bisnis, Manajemen, Metoda, dan Kasus. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Vicente, G., M. Martinez dan J. Aracil. 2006. Integrated Biodiesel Production: a Comparison of Different Homogeneous Catalysts Systems
. Biores Technol. 92:297-305. Wright, J. C. 1987. Technoeconomics : Concept and Cases. Asian Productivity Organization.
Hongkong. Yuliana, D. 2003. Studi Kelayakan Pendirian Industri Surfaktan Metil Ester Sulfonat dari Minyak
Sawit CPO. Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
IPB. Bogor.
76
LAMPIRAN
77 Lampiran 1. Luasan lahan pantai berindikasi tegakan nyamplung di masing-masing wilayah di
Indonesia Sumber : Balitbang Kehutanan, 2008
No Wilayah FungsiLetak Luasan Lahan Potensial untuk Budidaya
Nyamplung ha Bertegakan
nyamplung Tanah Kosong
dan Belukar Total
1 Sumatera Luar
kawasan 6800
24600 31400
Dalam kawasan 7400
16800 24200
Total 14200
41400 55600
2 Jawa Luar
kawasan 14200
41400 55600
Dalam kawasan 2200
3400 5600
Total 16400
44800 61200
3 Bali dan Nusa Tenggara Luar kawasan
13500 1300
14800 Dalam kawasan
15700 4700
20400 Total
29200 6000
35200 4 Kalimantan
Luar kawasan
21700 39400
61100 Dalam kawasan
10100 19200
29300 Total
31800 58600
90400 5 Sulawesi
Luar kawasan
5600 6100
11700 Dalam kawasan
3100 5900
9000 Total
8700 12000
20700 6 Maluku
Luar kawasan
21100 30800
51900 Dalam kawasan
8400 9700
18100 Total
29500 40500
70000 7 Irjabar
Luar kawasan
5300 8100
13400 Dalam kawasan
28000 34900
62900 Total
33300 43000
76300 8 Papua
Luar kawasan
9400 5000
14400 Dalam kawasan
79800 16400
96200 Total
89200 21400
110600 Seluruh wilayah
Luar kawasan 78200
118300 196500
Dalam kawasan 177100
107100 284200
Total 255300
225400 480700
78 Lampiran 1 lanjutan
Peta indikasi tebaran wilayah pantai bertegakan nyamplung Sumber : Balitbang Kehutanan, 2008
79 Lampiran 2. kuisioner AHP dalam penentuan lokasi pabrik
KUISIONER
Penggunaan Analytical Hierarchy process AHP untuk
PENENTUAN LOKASI PENDIRIAN INDUSTRI BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG Calophyllum inophyllum L.
Hasil pengisian kuisioner ini akan digunakan untuk keperluan memenuhi tugas akhir skripsi oleh Tika Ari Sanday F34070095 di Departemen Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Nama Responden : Bapak Djeni, M.Si
Jabatan : Ketua kelompok peneliti PKEHH Pusat Kimia dan Ekonomi Hasil Hutan
Tanggal Pengisian : 25 Maret 2011
Tandatangan :
80
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER I.
Umum
1. Isi kolom identitas yang terdapat di halaman depan kuisioner.
2. Berikan penilaian terhadap Hirarki Penentuan Lokasi Pendirian Industri Biodiesel dari Biji
Nyamplung dengan cara mengisi Lembar Penilaian. 3.
Penilaian yang dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan atau peran komponen-komponen dalam 1 level hirarki yang berkaitan dengan komponen-komponen
level sebelumnya menggunakan Skala Penilaian yang terdapat pada petunjuk bagian II. 4.