5 Berikut ini karakteristik tanaman nyamplung, baik dari batang, daun, bunga, buah dan
akar pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik Tanaman Nyamplung
Nama bagian tanaman Ciri-ciri
Batang Berkayu, bulat, dan berwarna coklat atau putih kotor
Daun Berwarna hijau, tunggal, bersilang berhadapan, bulat
memanjang atau bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, pertulangan bersirip, panjang 10-21 cm, tangkai 1,5-
2,5 cm, daging daun seperti kulit belulang Bunga
Majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun yang teratas, berkelamin dua, diameter 2-3 cm, daun berkelopak empat, tidak
beraturan, benang sari banyak, tangkai putik membengkok, kepala putik bentuk perisai, daun mahkota empat, bentuk perisai
Buah Batu, bulat seperti peluru dengan mancung kecil di depannya,
diameter 2,3- 3,5 cm, berwarna coklat Akar
Tunggang, bulat, berwarna coklat
II. 1. 2. Penyebaran Tanaman Nyamplung
Luas areal tegakan tanaman nyamplung mencapai 255,35 ribu ha yang tersebar dari Sumatera sampai Papua Balitbang Kehutanan, 2008. Daerah penyebaran nyamplung
diantaranya adalah Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, dan NTT Tabel 2.
Tabel 2. Potensi tegakan alami nyamplung di Indonesia
No Wilayah Luasan Lahan Potensial Budidaya Nyamplung ha
Bertegakan Nyamplung Tanah Kosong
Total
1 Sumatera 7400
16800 24200
2 Jawa 2200
3400 5600
3 Bali dan Nusa Tenggara
15700 4700
20400 4 Kalimantan
10100 19200
29300 5 Sulawesi
3100 5900
9000 6 Maluku
8400 9700
18100 7
Irian Jaya Barat 28000
34900 62900
8 Papua 79800
16400 96200
9 Seluruh Wilayah
177100 107100
284200 Sumber : Balitbang Kehutanan, 2008
6 Hutan nyamplung dikelola secara profesional oleh Perum Perhutani Unit I KPH Kedu
Selatan Jawa Tengah dengan luas mencapai 196 ha. Nyamplung juga dikembangkan oleh masyarakat Cilacap khususnya di sekitar kecamatan Patimuan dan daerah Gunung Selok
kecamatan Kroya atau Adipala. Mereka memanfaatkan kayu nyamplung untuk pembuatan perahu nelayan. Sejak tahun 2007, Dinas Kehutanan Perkebunan Kabupaten Cilacap telah
menanam 135 ha di lahan TNI Angkatan Darat sepanjang pantai laut selatan, dan pada tahun 2008 direncanakan menanam tanaman nyamplung seluas 300 ha.
II. 1. 3. Kandungan kimia Nyamplung
Buah nyamplung memiliki biji yang berpotensi menghasilkan minyak nyamplung, terutama biji yang sudah tua. Kandungan minyak pada biji nyamplung mencapai 50-70 basis
kering. Kandungan biji nyamplung dapat dilihat pada Tabel 3.
Gambar 2. Buah dan biji nyamplung Sumber : google.co.id buah dan biji nyamplung
Tabel 3. Kandungan biji nyamplung
Kandungan Nilai
Minyak 50-70 Abu 1,7
Protein kasar 6,2
Pati 0,34 Air 10,8
Hemiselulosa 19,4 Selulosa 6,1
Sumber : Kilham, 2004 Minyak nyamplung merupakan minyak kental, berwarna coklat kehijauan, beraroma
menyengat seperti karamel dan beracun. Minyak nyamplung dihasilkan dari buah yang telah matang dan mempunyai fungsi penyembuhan untuk jaringan terbakar Kilham, 2004. Minyak
nyamplung mempunyai kandungan asam lemak tidak jenuh yang cukup tinggi seperti asam oleat serta komponen-komponen tak tersabunkan diantaranya alkohol lemak, sterol, xanton, turunan
koumarin , kalofilat, isokalofilat, isoptalat, dan kapelierat, asam pseudobrasilat dan penyusun
triterpenoat sebanyak 0,5-2 yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Menurut Debaut et al., 2005, karakteristik asam lemak penyusun minyak nyamplung dapat dapat dilihat pada Tabel 4.
7 Tabel 4. Karakteristik minyak nyamplung
Karakterisasi Komposisi
Warna Hijau Kondisi cairan
kental Bilangan Iod mg Iodg minyak
100 - 115 Berat jenis pada suhu 20ûC gcm3
0,920 - 0,940 Indeks Refraksi
1,4750 - 1,4820 Bilangan Peroksida megkg
20,0 Fraksi lipid
98-99,5 Jenis asam lemak :
• Asam Palmitat C16 : 0 15 - 17
• Asam Palmitoleat C16 : 1 0,5 - 1
• Asam Stearat C18 : 0 8 - 16
• Asam Oleat C18 : 1 30 - 50
• Asam Linoleat C18 : 2 25 - 40
• Asam Arakhidat C20 : 0 0,5 - 1
• Asam Gadoleat C20 : 1 0,5 - 1
• Komponen tidak tersabunkan unsaponifisiable : Fatty alkohol, sterol, xanton, turunan
koumarin, kalofilat, isokalofilat, isoptalat, dan
kapelierat 0,5 - 2
Sumber : Debaut et al., 2005
A B
Gambar 3. minyak nyamplung kasar A, minyak nyamplung murni B Sumber : Balitbang Kehutanan, 2008
II. 1. 4. Produk Turunan Nyamplung dan Penggunaannya