Analisa Finansial Pengolahan Data dan Informasi

21

b. Analisa Finansial

Kriteria-kriteria yang digunakan dalam analisa finansial meliputi Break Even point, Net Present Value, Internal rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Pay Back period , dan analisa sensitivitas. Kriteria-kriteria ini digunakan untuk melihat kelayakan industri secara finansial. • Net Present Value NPV Net Present Value NPV merupakan selisih dari nilai investasi sekarang dengan nilai penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Menurut Gray et al. 1993, formula yang digunakan untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut. dengan Bt = keuntungan pada tahun ke-t Ct = biaya pada tahun ke-t i = tingkat suku bunga t = periode investasi t = 0,1,2,3,…,n n = umur ekonomis proyek Proyek dianggap layak dan dapat dilaksanakan apabila NPV 0. Jika NPV 0, maka proyek tidak layak dan tidak perlu dijalankan. Jika NPV sama dengan nol, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar opportunity cost faktor produksi modal. • Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return IRR atau arus pengembalian internal merupakan tingkat kemampuan proyek untuk menghasilkan keuntungan dan dapat dinyatakan sebagai tingkat suku bunga pinjaman bank yang menghasilkan nilai NPV aliran kas masuk sama dengan dengan aliran kas keluar. Tujuan perhitungan IRR adalah mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya. Menurut Kadariah et al. 1999, rumus IRR adalah sebagai berikut. dengan NPV + = NPV bernilai positif NPV - = NPV bernilai negatif i+ = suku bunga yang membuat NPV positif i- = suku bunga yang membuat NPV negative Proyek layak dijalankan bila nilai IRR besar atau sama dengan dari nilai suku bunga yang berlaku. • Net Benefit Cost Ratio Net BC Net Benefit Cost Ratio Net BC merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang bernilai negative modal investasi. Perhitungan net BC dilakukan untuk melihat NPV IRR [ - ] 22 berapa kali lipat manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan Gray et al, 1993. Formulasi perhitungan net BC adalah sebagai berikut : , untuk Bt-Ct0 Jika net BC bernilai lebih dari satu, berarti NPV 0 dan proyek layak dijalankan, sedangkan jika net BC kurang dari satu, maka proyek sebaiknya tidak dijalankan Kadariah et al., 1999. • Break Even Point BEP dan Pay Back Period PBP Break Even Point atau titik impas merupakan titik dimana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Menurut Kotler 2002, hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel dapat disajikan pada rumus dan grafik berikut : Gambar 6. Grafik analisa BEP Kotler, 2002 PBP merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal suatu investasi, yang dihitung dari aliran kas bersih. Menurut Rangkuti 2005, Pay back period adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang ditanam dalam proyek dapat kembali dan menggambarkan lamanya waktu agar dana yang telah diinvestasikan dapat dikembalikan. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai PBP adalah sebagai berikut: dengan n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt-Ct negative yang terakhir tahun PBP n , untuk Bt-Ct0 Net B C BEP 23 m = nilai kumulatif Bt-Ct negative yang terakhir Rp Bn = manfaat bruto pada tahun ke-n Rp Cn = biaya bruto pada tahun ke-n Rp • Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas dilakukan untuk mengkaji sejauh mana perubahan parameter aspek finansial berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih. Apabila nilai unsur tertentu berubah dengan variasi yang relatif besar tetapi tidak berakibat terhadap investasi, maka dapat dikatakan bahwa keputusan untuk berinvestasi pada suatu proyek tidak sensitive terhadap unsur yang dimaksud. Sebaliknya bila terjadi perubahan yang kecil saja mengakibatkan perubahan keputusan investasi, maka dinamakan keputusan untuk berinvestasi tersebut sensitive terhadap unsur yang dimaksud. Seperti halnya Giatman 2006, yang mengungkapkan bahwa analisa sensitivitas dibutuhkan dalam rangka mengetahui sejauh mana dampak parameter-parameter investasi yang telah ditetapkan sebelumnya boleh berubah karena adanya faktor situasi dan kondisi selama umur investasi, sehingga perubahan tersebut hasilnya akan berpengaruh secara signifikan pada keputusan yang telah diambil. Parameter-parameter investasi yang memerlukan analisa sensitivitas antara lain : - Investasi - Benefit atau pendapatan - Biaya atau pengeluaran - Suku Bunga i Gray et al. 1993 menambahkan, analisa sensitivitas diperlukan apabila terjadi suatu kesalahan dalam menilai biaya atau manfaat serta untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi perubahan suatu unsur harga pada saat proyek tersebut dilaksanakan. Perhitungan kembali perlu dilaksanakan, mengingat proyeksi-proyeksi yang ada banyak mengandung unsur ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan diketahuinya nilai-nilai sensitivitas dari masing-masing parameter suatu investasi memungkinkan dilakukannya tindakan-tindakan antisipatif di lapangan dengan tepat.

c. Analisa Valuasi dan Komersialisasi Teknologi