Analisa Teknis dan teknologis

18 3. Pengembangan Alternatif Penyelesaian Pengembangan alternatif penyelesaian berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi masalah, peubah, batasan, dan asumsi. 4. Pemilihan solusi Pemilihan solusi optimum melalui analisa alternatif-alternatif. 5. Hasil Akhir Pembuktian penyelesaian optimum melalui tahapan implementasi, kemudian dilakukan pembuatan kendali yang tepat untuk mendeteksi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dan mempengaruhi penyelesaian keputusan.

III. 3. TATA LAKSANA

Tahapan yang harus dilakukan pada analisa teknoekonomi ini adalah melakukan analisa masalah dan meneliti aspek-aspek yang berhubungan dengan perancangan industri tersebut yaitu aspek teknis dan teknologis, aspek finansial, aspek valuasi dan komersialisasi teknologi, aspek pasar dan pemasaran, aspek manajemen operasi dan organisasi, aspek lingkungan, dan aspek legalitas. Analisa teknoekonomi ini terdiri dari pengumpulan data dan analisa data.

1. Pengumpulan Data dan informasi

Pengumpulan data dan informasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu analisa teknoekonomi. Data tersebut diharapkan dapat digunakan untuk pemecahan masalah pengambilan suatu keputusan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait serta para pakar pada bidang teknis dan teknologis yang sesuai. Untuk data sekunder diperoleh melalui laporan, artikel, jurnal, dan statistik dari instansi-instansi pemerintah, swasta, balai penelitian, dan sebagainya.

2. Pengolahan Data dan Informasi

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software komputer. Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif yang meliputi analisa teknis dan teknologis, analisa finansial, analisa valuasi dan komersialisasi teknologi, analisa pasar, analisa manajemen operasional, dan analisa lingkungan dan legalitas.

a. Analisa Teknis dan teknologis

Analisa teknis dan teknologis meliputi penentuan kapasitas produksi dan lokasi, pemilihan teknologi proses, mesin dan peralatan, neraca massa dan energi, dan perencanaan tata letak, kebutuhan luas ruang produksi, dan layout dari pabrik tersebut. Aliran proses analisa aspek teknis dan teknologis dapat dilihat pada Gambar 5. Untuk menentukan lokasi pabrik digunakan teknik multiatribut yaitu Analitycal Hierarchy Process AHP. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam 19 suatu hierarki, kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain, dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut Marimin, 2004. tidak ya Gambar 5. Diagram alir proses analisa aspek teknis dan teknologis Selesai Peningkatan skala scale up Penentuan kapasitas produksi Pemilihan teknologi proses, mesin, dan peralatan Penyusunan neraca massa dan energi Penyusunan diagram keterkaitan antaraktivitas, kebutuhan luas ruang produksi Penyusunan tata letak pabrik Referensi, pustaka dan mengacu pada kapasitas produksi Referensi, pustaka, mengacu pada kapasitas produksi dan pemilihan teknologi proses dan mesin Mengacu pada kapasitas produksi dan dengan metode AR-Chart Referensi, dan metode perbandingan perbesaran skala 1 : 4 skala laboratorium : skala industri Percobaan dalam skala laboratorium oleh pihak SBRC Mulai Penyusunan matriks hierarki AHP Penyebaran kuisioner lokasi pabrik Pengolahan data hasil kuisioner Konsistensi kurang dari 0,1 20 Pemilihan jenis teknologi proses produksi didasarkan pada kemudahan proses produksi dan perkiraan biaya produksi. Pemilihan mesin dan peralatan ditentukan berdasarkan teknologi dan proses produksi yang dipilih. Neraca massa disusun untuk melihat laju alir, jumlah input, dan jumlah output masing-masing komponen bahan pada setiap proses. Neraca energi disusun untuk melihat kesetimbangan energi di setiap proses dan keseluruhan proses serta menghitung jumlah energi yang dibutuhkan pada setiap proses dan keseluruhan proses. Di dalam menganalisa dan merancang keterkaitan aktivitas untuk menentukan tata letak pabrik dapat digunakan bagan keterkaitan antar kegiatan Aktivity Relationship-Chart. Faktor- faktor penting sebagai persyaratan harus dipenuhi untuk kegiatan atau ruang tertentu, juga karakteristik bangunan, letak bangunan, fasilitas eksternal, dan kemungkinan perluasannya. Di dalam gambar dapat diberi penilaian keterangan : A adalah “absolute” yang menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berdekatan dan bersebelahan, E adalah “especially important ” yang menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus bersebelahan, I adalah “important” yang menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan cukup berdekatan, O adalah “Ordinary” yang menunjukkan letak antara dua kegiatan bersifat netral, U adalah “unimportant” yang menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan bebas dan tidak saling mengikat, sedangkan X adalah “undesirable” yang menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berjauhan atau tidak boleh saling berdekatan. Alasan-alasan yang mendukung kedekatan hubungan meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan pekerja, dan aliran informasi. Alasan keterkaitan produksi meliputi urutan aliran kerja, penggunaan peralatan, catatan dan ruang yang sama, kebisingan, kotor, debu, getaran, serta kemudahan pemindahan barang. Alasan keterkaitan pekerja meliputi penggunaan karyawan yang sama, pentingnya berhubungan, jalur perjalanan, kemudahan pengawasan, pelaksanaan pekerjaan serupa, perpindahan pekerja, dan gangguan pekerja. Alasan informasi meliputi penggunaan catatan yang sama, hubungan kertas kerja, dan penggunaan alat komunikasi yang sama Apple, 1990. Pada bagan keterkaitan antaraktivitas, alasan-alasan pendukung ini disesuaikan penempatannya dalam kotak agar tidak tumpang tindih dengan kode derajat hubungan antaraktivitas. Tahapan proses dalam merencanakan bagan keterkaitan antaraktivitas adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi semua kegiatan penting dan kegiatan tambahan. 2. Membagi kegiatan tersebut ke dalam kelompok kegiatan produksi dan pelayanan. 3. Mengelompokkan data aliran bahan atau barang, informasi, pekerja, dan lainnya. 4. Menentukan faktor atau sub faktor mana yang menunjukkan keterkaitan produksi, pekerja, dan aliran informasi. 5. Mempersiapkan bagan keterkaitan antaraktivitas. 6. Memasukkan kegiatan yang sedang dianalisa ke sebelah kiri bagan keterkaitan antaraktivitas. Urutannya tidak mengikat, namun dapat juga diurutkan menurut logika ketergantungan kegiatan. 7. Memasukkan derajat hubungan antaraktivitas di dalam kotak yang tersedia. Bagan keterkaitan antaraktivitas yang telah dibuat kemudian diolah lebih lanjut menjadi diagram keterkaitan antaraktivitas. 21

b. Analisa Finansial