7. 3. Peraturan Pemerintah Analisa teknoekonomi pendirian industry biodiesel dari biji nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)

70 • Pajak Bumi dan Bangunan PBB • Izin Mendirikan Bangunan IMB • Surat Keterangan SEKRI bagi keturunan asing • Rekomendasi dari instansi yang sesuai dengan jenis yang dimohon Perseroan didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia. Perseroan memperoleh status sebagai badan hukum setelah akta pendirian persero disyahkan oleh menteri kehakiman Republik Indonesia. Berdasarkan UU Republik Nomor 1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas PT, pasal delapan menyatakan bahwa akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain, seperti : • Nama lengkap, tempat tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan kewarganegaraan pendiri • Susunan, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan kewarganegaraan anggota direksi dan komisaris yang pertama kali diangkat • Nama pemegang saham yang mengambil bagian saham pada saat pendirian Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, direksi perseoan wajib mendaftarkan perusahaan. Hal-hal yang harus didaftarkan : • Akta pendirian beserta surat pengesahan menteri kehakiman RI • Akta perubahan Anggaran Dasar beserta laporan kepada menteri kehakiman RI Untuk mendirikan suatu industri juga diperlukan izin lokasi usaha, untuk memperoleh izin lokasi, pemohon menyampaikan permohonan secara tertulis kepada gubernur kepala daerah melalui Kanwil BPN dengan dilengkapi : • Rekomendasi BupatiWalikota Kepala Daerah • Akte pendirian perusahaan bagi perusahaan yang berbadan hukum atau Surat Izin Usaha bagi perusahaan perseorangan • Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP • Lay out pabrik • Garis besar uraian proyek • Pernyataan kesanggupan memberikan ganti rugi dan atau menyediakan tempat penampungan bagi pemilik tanah • Pertimbangan aspek penatagunaan tanah • Peta rencana tata ruang lokasi yang bersangkutan Dewasa ini, pemerintah masih membuka kesempatan lebar bagi perusahaan yang bermaksud mendirikan industri yang dapat meningkatkan nilai tambah pada bahan baku, memperluas kesempatan kerja, serta meningkatkan pendapatan daerah. Oleh karena itu, selama persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi, maka tidak akan ada kesulitan untuk memperoleh perizinan tersebut.

IV. 7. 3. Peraturan Pemerintah

Pada saat ini, pemerintah sudah berperan proaktif dalam memacu perkembangan biodiesel Indonesia. Adanya peran tersebut pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang mendukung pengembangan biodiesel di Indonesia. Selain itu juga pemerintah telah membentuk 71 Tim Kerja Nasional biodiesel. Kebijakan pemerintah ini merupakan kekuatan daya dukung keberhasilan pengembangan biodiesel di Indonesia. Pemerintah menyadari bahwa biodiesel merupakan komoditas baru dan dalam pengembangannya akan melibatkan banyak pihak. Kebijakan tersebut dituangkan mulai dari peringkat hukum tertinggi Undang-Undang Energi, secara bertingkat kepada Keppres, Inpres, Deklarasi sampai kepada penunjukkan Tim Kerja Tingkat Nasional. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain : 1. Rencana Undang-Undang RI yang masih dalam proses pembahasan di DPR 2. Peraturan Presiden RI No.52006 tanggal 25 Januari 2006, tentang Kebijakan Energi Nasional. Isi dari kebijakan ini antara lain tahun 2025 ditargetkan bahan energi terbarukan harus sudah mencapai lebih dari 5 dari kebutuhan energi nasional dan BBM ditargetkan menurun sampai di bawah 20 3. Instruksi Presiden RI No.12006 tanggal 25 Januari, tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Bio-Fuel sebagai bahan bakar lain. Isinya antara lain Presiden menginstruksikan kepada Menteri, gubernur, dan BupatiWalikota untuk mengambil langkah percepatan pemanfaatan bahan bakar hayati 4. Keputusan Presiden RI No.102006 tanggal 24 Juli 2006, tentang Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati Untuk Percepatan Pengurangan Kemiskinan dan Pengangguran 5. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor :Kep.11MEKON022006, tentang Tim Koordinasi Program Aksi Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Alternatif. Isinya adalah memutuskan pembentukan tim koordinasi tingkat nasional penyediaan dan pemanfaatan energi alternatif yang diketuai oleh Deputi Bidang Koordinasi energi Sumber Daya Mineral dan Kehutanan dengan tim pengarah 11 Menteri dan Menteri Negara.

IV. 7. 4. Pajak