Net Present Value NPV Internal Rate of Return Net BC Ratio

48

1. Titik Impas Break Event Point

Analisa titik impas memberikan informasi mengenai hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel. Titik impas secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 16. Perhitungan titik impas untuk pabrik biodiesel dari biji nyamplung adalah : BEP = Biaya Tetap 1- Biaya Variabel Penerimaan BEP = Rp.419.338.000 1- Rp.1.205.103.000 Rp.2.455.142.000 = Rp. 823.601.000 Sesuai dengan grafik yang tergambar pada lampiran tersebut maka nilai BEP yang paling kecil adalah nilai BEP dalam keadaan normal yaitu industri biodioesel dengan proses produksi tanpa melalui proses pengukusan. Meskipun kapasitas yang diperoleh dari proses biodiesel dengan melalui proses pengukusan lebih besar namun hal ini tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan antara lain untuk biaya penambahan tenaga kerja, penambahan mesin pengukusan, dan lainnya, sehingga apabila kedua proses tersebut dibandingkan maka yang memiliki keuntungan lebih untuk direalisasikan adalah industri biodiesel dengn proses pembuatan biodiesel tanpa melalui proses pengukusan.

2. Kriteria Kelayakan Investasi

Kriteria investasi yang digunakan antara lain adalah Net Present Value NPV, Internal Rate Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Pay Back Period PBP. Untuk menentukan layak atau tidaknya proyek tersebut didanai, maka diperlukan metode yang memperhitungkan pula berubahnya nilai uang terhadap waktu atau faktor diskonto. Hal ini dikarenakan faktor diskonto merupakan suatu teknik, dan dengan teknik tersebut dapat menurunkan manfaat yang diperoleh pada masa mendatang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang Gittinger, 1986.

a. Net Present Value NPV

Nilai NPV yang diperoleh untuk proyek pendirian pabrik biodiesel dari biji nyamplung adalah sebesar Rp.1.402.610.000. Nilai tersebut lebih besar dari nol, ini berarti bahwa proyek memperoleh peningkatan nilai uang, sehingga pendirian pabrik ini dianggap layak sesuai perhitungan NPV.

b. Internal Rate of Return

Untuk menentukan layak atau tidaknya proyek dilaksanakan maka sebagai patokan dasar pembanding adalah tingkat bunga yang berlaku di lembaga keuangan yang ada yaitu ditetapkan sebesar 12 persen. Jika nilai IRR lebih besar dibandingkan tingkat suku bunga bank, maka usaha dinyatakan layak. IRR pada usaha ini sebesar 22 persen yang berarti bahwa pendirian pabrik biodiesel dari biji nyamplung layak untuk dilaksanakan.

c. Net BC Ratio

Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio menunjukkan manfaat yang diberikan dari proyek ini untuk kepentingan umum dan bukan keuntungan finansial perusahaan. Nilai Net BC 49 dihitung berdasarkan nilai arus kas yang telah diperhitungkan nilai perubahannya terhadap waktu. Nilai net BC proyek ini diperoleh sebesar 1,60 yang menunjukkan bahwa pendirian pabrik biodiesel dari biji nyamplung ini layak untuk dilaksanakan, karena nilai net BC lebih besar dari satu.

d. Pay Back Period PBP