10 yang memuaskan tanpa masalah teknis permesinan. Kecepatan kendaraan tertinggi yang
dicapai adalah 120 kmjam . -
Pengujian kinerja mesin dengan bahan bakar biodiesel nyamplung masih dilaksanakan oleh Puspitek LIPI di Serpong. Setelah selesai, hasilnya akan didaftarkan untuk sertifikasi di BSN
Badan Sertifikasi Nasional. Penelitian pembuatan biodiesel dari biji nyamplung ini dilakukan dalam skala
laboratorium dan belum dilakukan perencanaan tentang industri tersebut. Sehingga, dalam tugas akhir ini dilakukan analisa perencanaan industri biodiesel dari biji nyamplung dengan melakukan
penambahan skala kapasitas produksi dari skala laboratorium menjadi kapasitas skala industri dan dilakukan pengkajian beberapa aspek yang saling berhubungan sehingga pendirian industri
dapat terealisasikan dengan baik dan tepat. Sifat fisiko kimia biodiesel nyamplung jika dibandingkan dengan standar SNI 04-7182-
2006 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Sifat fisiko kimia biodiesel nyamplung
No Parameter Satuan Metode
Uji Biodiesel
Nyamplung 1
Massa jenis pada 40°C kgm3
ASTM D1298 888,6
2 Viskositas kinetik pada 40°C
mm2scSt ASTM D445
7,724 3 Bilangan
setana ASTM
D613 51,9
4 Titik nyala mangkok tertutup
°C ASTM D93
151 5 Titik
kabut °C
ASTM D2500
38 6
Korosi kepingan tembaga ASTM D130
1b 7
Residu karbon massa
ASTM D4530 0,434
8 Air dan sedimen
volume ASTM D1796
9 Suhu distilasi 90
°C ASTM D1160
340 10 Abu
tersulfatkan massa
ASTM D874
0,026 11 Belerang
ppm-m mgkg
ASTM D1266
16 12 Fosfor
ppm-m mgkg
ASTM D1091
0,223 13
Bilangan asam mg KOHg
AOCSCd 3d-63 0,76
14 Gliserol total
massa AOCSCa 14-56
0,232 15 Kadar
ester alkil massa
SNI04-7182-2006 96,99
16 Bilangan iodium
massa g I2100g AOCS Cd1-25
85
II. 3. ANALISA TEKNOEKONOMI
Analisa teknoekonomi menyediakan suatu dasar kuantitatif dalam unit moneter untuk pengambilan suatu keputusan dalam masalah teknik. Perhatian ditekankan pada aspek teknik
maupun ekonomi terhadap suatu permasalahan secara lengkap Wright, 1987. Analisa teknoekonomi erat kaitannya dengan pemecahan masalah teknik dimana indikator efisiensi
11 ekonomi dijadikan sebagai kriteria pemilihan alternatif. Hasil analisa tersebut akan menentukan
kelayakan suatu investasi Newman, 1990. Gray et al 1993 menambahkan bahwa kelayakan suatu investasi diperlukan untuk mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan
atau penolakan suatu proyek. Menurut Sutojo 2000, untuk melakukan evaluasi teknoekonomi perlu ada kriteria-
kriteria tertentu yang mencakup aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional, dan aspek finansial. Analisa teknoekonomi terdiri dari beberapa tahapan diantaranya
adalah analisa aspek teknis, aspek ekonomis, aspek finansial, serta analisa faktor-faktor yang tidak dapat diprediksikan unpredictabel factor.
II. 3. 1. Aspek Teknis dan Teknologis
Aspek teknis dan teknologis merupakan salah satu aspek penting dalam proyek dan berkenaan dengan proses pembangunan industri secara teknis dan pengoperasiannya setelah
proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa aspek teknis dan teknologis dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi Husnan dan Muhammad, 2000. Aspek
teknis dapat juga didefinisikan sebagai aspek yang menyangkut masalah penyediaan sumber- sumber dan pemasaran hasil produksi Gray et al, 1993.
Teknologi yang efektif dapat mempengaruhi dua hal yang penting yaitu, memberikan keuntungan pasar dengan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk dan memberikan
keuntungan pasar dengan memberikan keuntungan penghematan biaya dengan menggunakan keseluruhan sistem yang ekonomis Shtub et al., 1994.
Penentuan lokasi proyek yaitu lokasi dimana suatu proyek akan didirikan, baik untuk pertimbangan lokasi maupun lahan proyek Sutojo, 2000. Penentuan lokasi merupakan hal yang
tidak mudah untuk ditetapkan, karena sifatnya strategis, maka pemilihan lokasi harus didasarkan atas pengkajian seksama yang berkaitan dengan unit ekonomi dari instalasi spesifik yang hendak
dibangun, baik dari segi teknis konstruksi maupun kelangsungan operasionalnya Husnan dan Muhammad, 2000.
Faktor-faktor utama yang diperhatikan dalam menentukan lokasi pabrik adalah letak konsumen potensial atau pasar; sasaran yang akan dijadikan tempat produk dijual; letak bahan
baku utama; sumber tenaga kerja; sumber daya seperti air; kondisi udara; tenaga listrik; dan sebagainya; fasilitas transportasi untuk memindahkan bahan baku ke pabrik dan hasil produksi
ke pasar; fasilitas untuk pabrik; lingkungan masyarakat sekitar; dan peraturan pemerintah Umar, 2001.
Umar 2001, Mendefinisikan kapasitas sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
keluaran persatuan waktu. Menurut Soeharto 2000, Seringkali besarnya kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek berbeda dengan kebutuhan jangka
panjang, dan bila terjadi variasi demikian dengan perbedaan yang cukup besar, umumnya dilakukan hal-hal sebagai berikut: memberikan fleksibilitas desain yang cukup tinggi dan
mengusahakan perencanaan yang bertujuan meratakan beban. Tata letak pabrik merupakan perwujudan suatu sistem pembuatan produk meliputi
pengaturan fasilitas-fasilitas fisik produksi antara pelaksana, aliran barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk memperlancar proses produksi. Fasilitas fisik yang dimaksud
dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan dan sebagainya. Secara garis besar tujuan utama perancangan tata letak fasilitas pabrik adalah untuk mengatur area kerja dan seluruh fasilitas
12 yang digunakan dalam proses produksi sehingga dapat berjalan dengan lancar, dalam waktu
lebih singkat, lebih ekonomis dan aman.
II. 3. 2. Aspek Finansial