1. 6. Keterkaitan Aktivitas Analisa teknoekonomi pendirian industry biodiesel dari biji nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)

39 Tata letak ruang produksi adalah sebagai berikut : 1. Mesin pemecah atau pengupas 2. Mesin pencacah 3. Mesin pengering 4. Mesin pengepres 5. Mesin degumming 6. Mesin esterifikasi, transesterifikasi, pemurnian 7. Mesin distilasi Terdapat beberapa pola aliran bahan dalam ruang produksi, yaitu : pola aliran garis lurus jika proses produksinya pendek dan sederhana, pola aliran bentuk “L” jika terdapat keterbatasan pada besar gedung, pola aliran bentuk “U” jika aliran masuk dan keluar pada lokasi yang sama, pola aliran bentuk “O” jika bahan baku dan produk ditempatkan pada satu ruang, dan pola aliran bentuk “S” zig zag jika aliran produksi panjang. Aliran bahan yang lancar secara otomastis akan mengurangi biaya dan akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Pola aliran bahan dalam ruang produksi untuk memproduksi biodiesel adalah pola aliran bahan berbentuk “S”. Gambar 16. Pola aliran bahan dalam ruang produksi biodiesel dari biji nyamplung Keterangan : 1. Mesin pengupas 5. Mesin degumming dan filterisasi 2. Mesin pencacah 6. Mesin esterifikasi, transesterifikasi, dan pemurnian 3. Mesin pengering 7. Mesin distilasi 4. Mesin pengepres

IV. 1. 6. Keterkaitan Aktivitas

Pada umumnya dalam menetapkan desain tataletak digunakan satu dari beberapa metode antara lain yaitu Activity Relationship Chart dan Travel Chart. Activity Relationship Chart merupakan suatu metode yang menghubungkan aktivitas-aktivitas secara berpasangan sehingga semua aktivitas akan diketahui tingkat hubungannya. Travel Chart merupakan suatu metode yang digunakan untuk kondisi dimana terdapat banyak produk atau item yang mengalir melalui suatu area. Activity Relationship Chart berbeda dengan Travel Chart dimana Travel Chart berdasar pada tataletak yang ada dan merupakan data jumlah aliran yang berhubungan dengan tataletak yang diberikan. Untuk industry biodiesel ini digunakan Activity Relationship Chart untuk perancangan tataletak dan tidak menggunakan Travel Chart karena Travel Chart ini tidak sesuai bila diaplikasikan untuk perancangan layout berdasarkan aliran produk product layout . 5 4 3 2 1 7 6 40 Keterkaitan aktivitas digambarkan dengan menggunakan bagan yang disebut dengan bagan keterkaitan aktivitas. Bagan keterkaitan aktivitas merupakan bagan yang menggambarkan tingkat keterkaitan antara dua aktivitas yang ada. Derajat keterkaitan di gambarkan dengan simbol : A = mutlak perlu O = cukupbiasa E = sangat penting U = tidak penting I = penting X = tidak dikehendaki Gambar 17. Diagram keterkaitan aktivitas Bagan keterkaitan aktivitas di atas dijadikan patokan sebagai perhitungan keterkaitan antar ruang. Diagram keterkaitan antar aktivitas menggunakan template-template yang menggambarkan kegiatan yang ada Apple, 1990. Untuk membuat diagram ini dihitung dengan menggunakan metode Total Closeness Rating TCR. Perhitungan TCR ini adalah penjumlahan dari bobot setiap simbol dalam satu kegiatan. Bobot dari simbol-simbol tersebut adalah : A = 3 pangkat 4 O = 3 pangkat 1 E = 3 pangkat 3 U = 3 pangkat 0 I = 3 pangkat 2 X = 0 41 Tabel 9. Nilai Total Closeness Rating TCR No Kegiatan Nilai TCR Peringkat 1 Penerimaan bahan baku 127 3 2 Gudang bahan pembantu 125 4 3 Proses produksi 295 1 4 Ruang pengemasan 129 2 5 Gudang produk 119 5 6 Pengolahan limbah 24 11 7 Generator 48 9 8 Laboratorium 61 6 9 Sumber air 50 8 10 Kantor 60 7 11 Mushola 29 10 12 Toilet 23 12 13 Lavatory dan klinik 18 13 Susunan letak mesin berdasarkan alur produksi pada ruang produksi biodiesel ini dapat dilihat pada Gambar 18.

IV. 1. 7. Kebutuhan Luas Ruang