1. 2. Kapasitas Produksi Analisa teknoekonomi pendirian industry biodiesel dari biji nyamplung (Calophyllum inophyllum L.)

26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS

IV. 1. 1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan salah satu unsur penting dalam proses produksi, dengan tersedianya bahan baku dalam jumlah dan waktu yang tepat akan memperlancar proses produksi dalam perusahaan, sehingga diharapkan dengan lancarnya proses produksi tersebut dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen baik jumlah dan waktunya. Bahan baku yang digunakan pada industri biodiesel ini adalah biji nyamplung. Tanaman nyamplung Calophyllum inophyllum L. merupakan jenis tanaman yang sudah sangat umum dikenal di Indonesia. Tanaman nyamplung dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu tanaman yang memiliki manfaat yang banyak Kendala yang dihadapi untuk memproduksi biodiesel skala industri adalah ketersediaan bahan baku tingkat produksi. Keunggulan biji nyamplung yang dijadikan bahan baku untuk produk biodiesel adalah produksi nyamplung sangat tinggi apabila dibandingkan dengan jarak pagar dan sawit, produksi biji nyamplung dapat mencapai 20 tonhatahun dan kandungan minyak relatif tinggi yaitu antara 50-70 sedangkan produksi biji jarak rata-rata sebesar 5 tonhatahun dan kandungan minyak antara 40-60. Sawit mencapai 6 tonhatahun dan kandungan minyak antara 46-54. Bahan baku pengolahan minyak nyamplung sangat mudah diperoleh dan tanaman nyamplung memiliki tingkat produksi yang tinggi apabila dibandingkan dengan yang lainnya Badan Litbang Kehutanan, 2008.

IV. 1. 2. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Keuntungan ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu pangsa pasar yang mungkin diraih, sedangkan faktor internal yaitu usaha-usaha pemasaran yang dilakukan serta variabel-variabel teknik yang berkaitan langsung dengan proses produksi. Penentuan kapasitas pabrik juga dipengaruhi ketersediaan bahan baku dan teknologi proses yang dipilih. Kapasitas produk untuk industri biodiesel ini diperoleh setelah dilakukan scale up dari hasil percobaan skala laboratorium di SBRC Surfactant Bioenergi and Research Center . Kapasitas biodiesel yang dihasilkan dari industri biodiesel ini adalah 1000 liter per hari . Sedangkan, penentuan kapasitas biji nyamplung untuk bahan baku biodiesel ini ditentukan berdasarkan jumlah bahan baku yang dihasilkan oleh kebun. Luas lahan yang bertegakan nyamplung dapat dilihat pada Lampiran 1. IV. 1. 3. Lokasi Pabrik Lokasi proyek untuk perusahaan industri mencangkup dua pengertian yakni lokasi dan lahan pabrik, serta lokasi untuk bukan pabrik. Pada dasarnya lokasi proyek yang paling ideal adalah terletak pada suatu tempat yang akhirnya mampu memberikan total biaya operasional yang rendah dan keuntungan yang maksimal. Pemilihan lokasi proyek merupakan suatu keputusan yang penting, karena kekeliruan yang dibuat tidaklah mungkin dengan segera dikoreksi tanpa kehilangan investasi yang sudah terlanjur ditanamkan, serta tambahan investasi untuk mencari alternatif lokasi di tempat lain. 27 Suatu industri yang lokasinya tidak tepat, akan menghadapi persoalan yang terus menerus dan tidak terselesaikan, terutama dalam menghadapi saingan sehingga kelangsungan hidup dan stabilitas industri tersebut akan selalu mengalami kesulitan. oleh sebab itu, untuk memperoleh keputusan yang tepat dalam penentuan lokasi, maka perlu dilakukan pengkajian berbagai faktor yang mempengaruhinya. Lokasi industri yang tepat dapat melayani proses-proses baru, perkembangan teknologi dan dapat menampung kemungkinan-kemungkinan perluasan industri. Untuk melakukan penentuan kriteria dalam pemilihan lokasi, dilakukan brainstorming dengan pakar dan studi pustaka, meliputi hal apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pendirian pabrik. Dari hasil pemikiran tersebut, dapat disaring menjadi lima kriteria penentuan lokasi pabrik yaitu, ketersediaan bahan baku, ketersediaan infrasruktur dan transportasi, ketersediaan utilitas, kedekatan dengan pasar, dan ketersediaan tenaga kerja. Yang dikatakan faktor-faktor utama adalah faktor-faktor yang langsung mempengaruhi tujuan utama perusahaan. Adapun faktor-faktor yang termasuk dalam faktor utama yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi suatu perusahaan atau pabrik adalah : a. Ketersediaan Bahan Baku Perusahaan atau pabrik memerlukan bahan mentah untuk diolah lebih lanjut untuk menjadi barang setengah jadi danatau barang jadi. Bahan-bahan mentah tersebut perlu diangkut ke perusahaan atau pabrik untuk dapat diolah lebih lanjut. Perusahaan menginginkan untuk selalu memperoleh bahan baku dalam jumlah yang dibutuhkan dengan mudah, harganya yang layak, biaya pengangkutan yang rendah serta bahan-bahan mentah tersebut tidak rusak sehingga bila diproses atau diolah menjadi barang jadi dapat menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik. Suatu pabrik didirikan dekat dengan sumber bahan bakunya memiliki tujuan untuk tetap menjamin ketersediaannya bahan-bahan tersebut sehingga kontinuitas pabrik dapat terjamin dan agar biaya pengangkutan bahan-bahan mentah ke pabrik lebih rendah. Jika pabrik terlampau jauh dari sumber bahan mentahnya maka kemungkinan terlambatnya kedatangan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi. b. Ketersediaan Infrastruktur dan Transportasi Pengangkutan transportation merupakan suatu faktor yang penting. Kegiatan pengangkutan meliputi mengangkut dan memindahkan bahan baku, bahan tambahan maupun produk-produk yang dihasilkan sampai pada tempat tujuan. Untuk melaksanakan kegiatan pengangkutan ada empat jenis fasilitas pengangkutan yang sering digunakan, yaitu kereta api, truk angkutan jalan raya, pengangkutan melalui air, pengangkutan melalui udara. c. Ketersediaan utilitas Suatu pabrik sangat mutlak memerlukan tenaga listrik untuk keperluan menjalankan mesin-mesin serta penerangan pabrik secara keseluruhan. Dengan ketersediaan utilitas yang cukup maka proses produksi dan kegiatan lain yang ada di pabrik akan berjalan dengan lancar, begitu pula sebaliknya apabila ketersediaan utilitas kurang maka proses produksi dan kegiatan lainnya akan terhambat. d. Kedekatan dengan Pasar Banyak perusahaan atau pabrik yang memperhatikan daerah pemasaran hasil produksinya dalam menentukan lokasi perusahaan atau pabrik tersebut. Alasan utama perusahaan mendirikan pabriknya dekat dengan pasar agar barang yang akan dipasarkan dapat 28 cepat sampai dipasar. Jadi bila letak perusahaan dekat dengan daerah pasar maka pelayanan kepada konsumen akan menjadi lebih cepat. Disamping itu biaya pengangkutan produk ke pasar akan menjadi lebih rendah. e. Ketersediaan Tenaga Kerja Faktor buruh atau tenaga kerja merupakan faktor yang penting bagi suatu perusahaan. Karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor buruh atau tenaga kerja ini. Salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja dan penekanan biaya produksi adalah tenaga kerja. Setelah lima kriteria disusun maka dilakukan penyusunan sub kriteria yaitu aktor dan tujuan. dan setelah itu perlu ditentukan alternatif lokasi yang mewakili kriteria dan sub kriteria tersebut. Aktor yang berpengaruh pada penentuan lokasi yang potensial untuk pendirian industri biodiesel ini adalah investor, pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat sekitar. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah : • Meningkatkan keuntungan profit dari pendirian industri biodiesel ini dengan meminimalisasi biaya produksi untuk memproduksi biodiesel yang ramah lingkungan • Pemerataan lokasi industri yang dilakukan dengan cara mendirikan industri di daerah atau wilayah yang potensial yang belum terdapat industri yang sejenis. Pendirian ini dimaksudkan agar terdapat industri biodiesel dengan bahan baku biji nyamplung di beberapa wilayah secara merata. • Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dengan adanya lapangan pekerjaan yang baru. Hal yang penting dalam penentuan alternatif adalah ketersediaan bahan baku yaitu biji nyamplung Calophyllum inophyllum L. dan dekat atau tidaknya dengan pasar yaitu masyarakat yang menggunakan bahan bakar untuk kendaraan dan mesin-mesin mereka. Untuk pertimbangan lingkungan dan peraturan pemerintah dinilai bahwa kriteria tersebut merupakan nilai kritis yang memiliki arti bahwa dalam pendirian industri di daerah tersebut tidak memungkinkan karena dilarang oleh pemerintah atau kondisi geografis lingkungan yang tidak mendukung, maka pilihan lokasi tersebut gugur walaupun memiliki kemampuan suplai bahan baku yang baik dan dekat dengan pasar. Lokasi yang memiliki banyak bahan baku dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Areal tanaman nyamplung di beberapa lokasi Sumber : Departemen Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 29 Tabel 8. Produksi buah dan benih dari beberapa lokasi Untuk pemilihan alternatif lokasi dilakukan dengan cara memilih empat daerah yang memiliki potensi suplai bahan baku dan kedekatan dengan pasar. Keempat daerah tersebut adalah Kedu, Banyuwangi, Cilacap, dan Ciamis. Susunan hierarki pemilihan lokasi pabrik dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Hierarki AHP pemilihan lokasi potensial pendirian industri biodiesel 30 Pemilihan lokasi yang potensial untuk pendirian industri biodiesel dari biji nyamplung dilakukan dengan menggunakan AHP Analytical Hierarchy Process. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan akan dipecahkan dalam suatu kerangka berfikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut, persoalan yang kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan keputusannya. Berdasarkan struktur hierarki AHP di atas, level 1 fokus adalah memperoleh lokasi yang paling strategis untuk pendirian industri biodiesel dari biji nyamplung. Level 2 dari struktur hierarki AHP model penentuan lokasi potensial tersebut adalah faktor. Level 3 dari struktur hierarki AHP model penentuan lokasi potensial tersebut adalah aktor. Level 4 dari struktur hierarki AHP model penentuan lokasi potensial tersebut adalah tujuan. Level 5 dari struktur hierarki AHP model penentuan lokasi potensial tersebut adalah alternatif lokasi. Setelah penyusunan hierarki terbentuk, maka untuk pembobotan kriteria dan alternatif lokasi diperlukan pendapat dari tiga orang pakar. Para pakar tersebut mewakili dari bidang akademisi, teknologis, dan pakar mengenai bahan baku yaitu nyamplung. Penilaian pakar diambil berdasarkan lama dan banyaknya pengalaman pada masing-masing bidang tersebut. Contoh lembaran kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 2. Perhitungan perkalian matriks untuk mendapatkan nilai pembobotan dari aktor dan tujuan secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 3 . Nilai pembobotan dari hasil akhir dengan menggunakan program AHP dapat dilihat pada Gambar 11 dan untuk nilai pembobotan hasil akhir disetiap kriteria dan sub kriteria dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 11. Nilai pembobotan hasil akhir 31 Gambar 12. Nilai pembobotan akhir dari masing-masing kriteria Dapat diketahui dari bobot yang diperoleh, untuk penentuan lokasi industri biodiesel faktor yang utama adalah ketersediaan bahan baku dengan hasil bobot terbesar dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain yaitu 0,374, karena bahan baku biji nyamplung merupakan hal yang utama untuk produksi biodiesel dan biji nyamplung memiliki karakteristik yang cepat busuk sehingga industry biodiesel ini harus dekat dengan sumber bahan baku. Faktor-faktor lain yang penting setelah ketersediaan bahan baku adalah kedekatan dengan pasar, ketersediaan utilitas, ketersediaan tenaga kerja, dan ketersediaan infrastruktur. Adapun aktor-aktor dalam pendirian industri biodiesel ini yang paling berpengaruh yaitu pelaku industri dengan nilai bobot terbesar yaitu 0,34, pelaku industri yang melakukan kegiatan berupa pengolahan, pengawasan, pengorganisasian dan lainnya sehingga tanpa adanya pelaku industri, industri ini tidak akan dapat dijalankan. Aktor kedua adalah investor, ketiga adalah pemerintah, dan yang keempat adalah masyarakat sekitar. Selain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan industri, tujuan yang paling utama dalam pendirian industri biodiesel ini adalah meningkatkan keuntungan dengan nilai bobot terbesar yaitu 0,49. Untuk hasil akhir diperoleh bobot keempat alternatif yaitu untuk Kedu sebesar 0,187; Banyuwangi sebesar 0,503; Cilacap sebesar 0,227; dan Ciamis sebesar 0,083, dari bobot akhir alternatrif tersebut dapat disimpulkan bahwa Banyuwangi keluar dengan nilai tertinggi sehingga Banyuwangi merupakan lokasi yang potensial untuk pendirian industri biodiesel karena Banyuwangi memiliki bahan baku yang melimpah dengan pelaku industri menjadi pihak yang sangat berpengaruh terhadap kelancaran Industri biodiesel ini yang dapat menjalankan dan mengelola pabrik tersebut agar tetap berjalan dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan profit dengan meminimalisasi biaya, dan sebaliknya untuk Ciamis memiliki bobot akhir terendah karena faktor-faktor utama tersebut tidak tepenuhi untuk lokasi Ciamis. 32

IV. 1. 4. Teknologi Proses