minimal  lulus  S1  dan  merupakan  Purnawirawan  TNI-AU  dengan  pangkat minimal Marsekal Muda Marsda.
Tingkat  pendidikan  dari  karyawan  dan  pekerja  lapangan  yang  bekerja  di PGH  sangat  bervariasi  mulai  dari  lulusan  Sekolah  Dasar  hingga  Sarjana
Perguruan  Tinggi.  Pekerja  lapangan  di  PGH  pada  umumnya  merupakan  lulusan SD  sampai  lulusan  SMA  atau  sederajat,  bahkan  ada  juga  yang  tidak  tamat  SD.
Walaupun  kebanyakan  pekerja  lapangan  memiliki  tingkat  pendidikan  yang rendah,  mereka  dapat  mengerjakan  pekerjaannya  dengan  sangat  baik.  Pekerjaan
lain yang ditawarkan untuk dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar,  antara  lain,  membuka  kios  dan  kantin,  menjual  makananminuman,
menjual  golf  kit  dan  souvenir,  dan  sebagai  caddie  golf  yang  memiliki  status sebagai  pekerja  lepas.  Jumlah  karyawan  di  PGH  I,  PGH  II,  dan  Driving  Range
PGH pada bulan Februari 2012 adalah 313 orang. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9.
Dalam suatu perusahaan, kesenjangan antarkaryawan merupakan suatu hal yang lumrah terjadi. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi,
di  antaranya,  tingkat  pendidikan  dari  karyawan  yang  berbeda-beda  dan  perasaan lebih  senior  dari  karyawan  yang  sudah  lebih  dulu  bekerja  pada  perusahaan.
Kondisi  internal  dari  karyawan  PGH  juga  masih  terdapat  kesenjangan antarkaryawan, salah satu di antaranya  yang sangat dirasakan pada saat  kegiatan
magang  berlangsung  adalah  karyawan  yang  sudah  lebih  dahulu  bekerja  pada perusahaan  merasa  sangat  berpengalaman  dalam  kegiatan  pemeliharaan  lanskap
lapangan  golf,  dan  selalu  banyak  bertentangan  dengan  karyawan  baru  yang mempelajari  pemeliharaan  lanskap  lapangan  golf  berdasarkan  teori  saja.  Hal  ini
tentu dapat sangat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, seharusnya diperlukan komunikasi  yang  lebih  baik  antarkaryawan  dan  seorang  general  manager
seharusnya dapat menjadi mediator untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapat mengenai  pemecahan  permasalahan  yang  ada  pada  lapangan  golf  dan  kegiatan
pemeliharaan  lapangan  golf  secara  umum  yang  dapat  dikombinasikan  antara pengalaman yang sering terjadi di lapangan dan teori pada buku pemeliharaan.
4.6 Lanskap Lapangan Golf
4.6.1 Tee Box
Tee  box  adalah  tempat  bagi  pemain  untuk  melakukan  tee  off  pukulan pertama. Sebagai lapangan golf yang bertaraf internasional, masing-masing hole
memiliki  empat  macam  tee  marker  yang  disesuaikan  berdasarkan  gender,  usia, dan  kemahiran.  Keempat  macam  tee  marker  tersebut  berwarna  hitam  yang
diperuntukkan  bagi  pemain  profesional  dan  terletak  paling  jauh  dengan  green, berwarna  biru  untuk  amatir  yang  terletak  di  depan  tee  marker  hitam,  berwarna
putih  untuk  senior  yang  terletak  di  depan  tee  marker  biru,  dan  berwarna  merah yang  diperuntukkan  bagi  pemain  golf  wanita  dengan  jarak  yang  paling  dekat
dengan green di antara tee marker yang lain.
Course dan slope rating PGH I adalah 70,6116 untuk black tee, 69,9115 untuk  blue  tee,  68,6114  untuk  white  tee,  dan  70,3115  untuk  ladies  tee,
sedangkan  course  dan  slope  rating  PGH  II  adalah  74,4130  untuk  black  tee, 72,1124 untuk blue tee, 70,5121 untuk white tee, dan 72,3119 untuk ladies tee.
Jenis  rumput  yang  digunakan  pada  tee  box  di  PGH  adalah  Axonopus compressus  dengan  kondisi  yang  baik  secara  umumnya  dan  sudah  memenuhi
standar  kualitas  permainan  golf.  Ketinggian  rumput  tee  box  dipertahankan setinggi  50  mm.  Bentuk  tee  box  yang  ada  di  PGH  secara  umum  adalah  persegi
dan  terdapat  beberapa  variasi  bentuk  lainnya.  Tee  box  sendiri  memang  sengaja dibuat  lebih  tinggi  daripada  fairway.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  pemain  lebih
mudah melakukan pemukulan yang jauh dan terarah ke green.
Secara  umum,  tee  box  di  PGH  memiliki  taman  kecil  yang  ditanami  oleh semak dan tanaman penutup tanah yang berwarna menarik. Hal ini dimaksudkan
agar dapat mengurangi stress dan kejenuhan pemain yang menunggu giliran untuk melakukan tee off.
Hampir  setiap  tee  off  yang  dilakukan  pemain  akan  menyebabkan terangkatnya lapisan tanah yang disebabkan oleh hentakan stick ketika melakukan
pukulan dan menimbulkan kerusakan berupa lubang di tanah  yang turut terpukul divot.  Divot  ini  dinilai  sangat  bermasalah  karena  dapat  mengurangi  kualitas
estetika lapangan  golf.  Divot diatasi  dengan cara menutup lubang bekas pukulan dengan  pasir  top  dressing  secara  manual  yang  biasanya  dilakukan  oleh  caddie
masing-masing  pemain.  Pasir  yang  digunakan  adalah  pasir  halus  yang  sudah diayak  terlebih  dahulu.  Jarak  masing-masing  tee  box  ke  area  green  dapat  dilihat
pada Tabel 13. Tabel 13. Jarak Tee Box ke Area Green di PGH dalam satuan meter
PGH I
Hole Black
Blue White
Red Par
Handicap Stroke 1
366 363
347 318
4 13
2 178
173 158
142 3
5 3
345 340
310 260
4 15
4 308
304 279
263 4
7 5
309 304
289 263
4 17
6 480
476 461
430 5
9 7
403 396
381 273
4 1
8 152
149 141
138 3
11 9
511 508
496 459
5 3
10 353
348 333
285 4
18 11
507 504
489 438
5 12
12 165
160 151
137 3
8 13
329 326
315 305
4 14
14 356
352 340
299 4
2 15
461 455
435 415
5 4
16 333
331 319
271 4
10 17
161 147
138 132
3 16
18 353
350 340
308 4
6
TOTAL 6073
5986 5772
5136 72