Topografi dan Geologi Kondisi Biofisik Tapak

dari batuan yang dipengaruhi sifat batuan gunung api muda dengan daya dukung sedang. Kondisi tanah yang bekas hutan dan rawa dinilai oleh para pemain yang memiliki keahlian dalam bidang ilmu tanah kurang tepat untuk dijadikan lapangan golf karena unsur zat besi yang terkandung pada lapangan golf PGH cukup tinggi sehingga dinilai berbahaya jika bermain pada saat cuaca sedang terjadi intensitas petir yang tinggi.

4.4.5 Iklim

Berdasarkan data iklim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Halim Perdanakusuma tahun 2010 sampai pertengahan tahun 2012, secara umum kondisi iklim di sekitar PGH adalah panas dengan suhu rata-rata sekitar 28 °C, kelembaban udara sekitar 70 – 80, kecepatan angin sekitar 4,1 knot, penyinaran matahari sekitar 60, dan curah hujan rata-rata 2032,6 mm per tahun. Curah hujan tertinggi rata-rata terjadi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus Lampiran 5. Tabel 12 menunjukkan curah hujan di PGH dua tahun terakhir hingga pertengahan tahun 2012. Tabel 12. Data Curah Hujan Tahun 2010 - Pertengahan 2012 dalam satuan mm Bulan 2010 2011 2012 Januari 403,4 130,0 560,8 Februari 270,2 613,9 249,9 Maret 151,3 97,3 339,2 April 109,4 72,6 155,6 Mei 275,4 226,9 97,9 Juni 142,2 48,1 143,3 Juli 83,6 12,3 Agustus 137,0 September 346,8 9,7 Oktober 519,1 72,9 November 279,7 263,3 Desember 177,1 109,9 Rata-rata 241,67 138,07 257,61 Total 2895,2 1656,9 1545,7 Sumber: Base Operation Meteorologi Lapangan Udara Halim Perdanakusuma

4.4.6 Hidrologi

Kawasan Padang Golf Halim dilalui dan dibatasi oleh saluran air Kali Sunter di sebelah timur, Saluran Inspeksi Kalimalang di sebelah utara, dan Kali Ciliwung di sebelah barat. Seluruh kebutuhan air untuk irigasi lapangan golf dan memenuhi kebutuhan air di seluruh fasilitas penunjang lainnya dapat dipenuhi dari sumber air yang berasal dari sumur-sumur yang berada di kawasan PGH. Air yang digunakan untuk irigasi ditampung terlebih dahulu dalam kolam-kolam yang ada di bak penampungan. Sistem drainase di lapangan golf ini adalah open drainage dan subsurface drainage atau sistem drainase tertutup menggunakan pipa yang terdapat di dalam tanah sepanjang area permainan.

4.4.7 Vegetasi dan Satwa

Vegetasi yang terdapat di PGH sangat beragam dan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu tanaman penutup tanah, semak, dan pohon. Keseluruhan jenis tanaman yang terdapat di PGH dapat dilihat pada Lampiran 6. Fungsi pohon yang ada di PGH secara umum sebagai pembatas area permainan antar hole yang diletakkan di area rough. Jenis vegetasi yang umumnya digunakan untuk area rough ini adalah damar Agathis dammara, pohon loreng Eucalyptus deglupta, tembesu Fagraea fragrans, dan jati Tectona grandis. Fungsi pohon lain yang terlihat adalah sebagai bentuk estetika visual untuk taman-taman kecil yang ada di sekitar area hole, sedangkan semak dan tanaman penutup tanah sebagai tanaman hias yang menambah estetika visual pada taman-taman kecil tersebut. Jenis rumput yang dipakai pada area permainan golf sangat alamiah, yaitu tidak mengubah jenis rumput yang sudah ada sebelumnya kecuali untuk daerah putting green dan collar green. Jenis rumput yang digunakan di area putting green adalah Cynodon dactylon L. C. Rich cv Tifdwarf, sedangkan untuk area collar green dan apron menggunakan Cynodon dactylon L. C. Rich cv Tifway 419. Untuk area tee box, fairway, rough, dan slope bunker secara umum penggunaan rumput didominasi oleh rumput paetan Axonopous compressus. Jenis satwa yang ditemukan sangat bervariasi dan seluruh golongan hewan vertebrata terdapat disini. Golongan pisces seperti ikan sepat, dan mujair dapat dijumpai hampir di seluruh danau buatan yang ada di PGH. Untuk golongan amfibi lebih sering dijumpai spesies katak. Reptilia yang sering dijumpai adalah jenis ular dan kadal. Golongan aves yang sering dijumpai adalah ayam, burung pentet, burung jalak, kepodang, kutilang, tekukur, dan lainnya. Untuk mamalia hanya terlihat mamalia kecil seperti tupai dan kucing. Lokasi PGH yang dahulunya merupakan daerah hutan dan rawa-rawa menyebabkan masih banyak terlihat satwa liar yang dapat mengganggu pengunjung yang datang.

4.4.8 Desain Lapangan Golf

Prototipe dasar dari Padang Golf Halim PGH menurut Chiara dan Koppelman 1990, adalah lapangan golf inti dengan 18 lubang permainan yang dimodifikasi. Modifikasi desain terlihat dari lapangan inti dengan berjalur ganda 9 balikan. Selain itu, modifikasi juga terlihat dengan adanya danau-danau buatan serta adanya sawah di PGH II. PGH memiliki dua lapangan golf yang masing- masing memiliki 18 hole. Jumlah par pada masing-masing lapangan adalah 72 dengan panjang total lapangan permainan 6.073 meter pada PGH I dan 6.508 meter pada PGH II. Site PGH I dan II dapat dilihat pada lampiran 21 dan 22. Letak club house ditempatkan sangat strategis, yaitu berada di tengah- tengah yang bertujuan memudahkan pemain untuk memulai dari Hole 1 atau dari Hole 10 terlebih dahulu sehingga jika terdapat banyak pemain tidak perlu