Edging SIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan edging dilakukan secara rutin setiap satu bulan. Pemangkasan dilakukan secara manual dengan menggunakan kored atau arit.

4.9.1.2 Pemupukan

Pemupukan juga merupakan salah satu kegiatan terpenting dalam pemeliharaan lapangan golf karena sangat berperan penting dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas lapangan golf. Tujuan utama dalam proses pemupukan adalah untuk menambah ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh rumput selama pertumbuhannya karena jarang sekali tanah dapat memenuhi unsur hara secara keseluruhan untuk pertumbuhan rumput secara sempurna. Kegiatan pemupukan pada area permainan di PGH hanya dilakukan pada area green, apron, dan tee box. Kegiatan pemupukan sudah memiliki jadwal tersendiri yang direncanakan oleh bagian pemeliharaan. Jenis dan dosis pupuk juga sudah diperhitungkan sebelumnya bergantung pada kondisi di lapangan. Pada saat kegiatan magang berlangsung, percobaan pemupukan pada green dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, yang dicampur pasir dengan rasio pasir berbanding pupuk 3:1. Pemupukan pada green saat musim panas menggunakan pupuk majemuk NPK 17-17-17. Pemberian pupuk dengan unsur kalium lebih banyak diperlukan pada saat musim hujan. Setelah kegiatan kultivasi, pemupukan juga dilakukan dengan menggunakan pupuk dengan unsur nitrogen yang tinggi, yaitu dengan perbandingan NPK 21-0-16. Jenis pupuk yang digunakan untuk green ini adalah jenis pupuk yang bersifat slow release. Aplikasi pemupukan dilakukan menggunakan alat walking spreader karena bentuk pupuk yang berupa granule atau butiran sehingga dapat menabur pupuk dengan merata. Pemupukan di area green dilakukan dua kali selama satu bulan dan untuk setiap green yang ada di PGH diberikan dengan dosis pemupukan yang memiliki standar rasio Nitrogen sebanyak 300 gram100 m 2 untuk sekali aplikasi. Pemupukan pada area apron dan tee box menggunakan pupuk majemuk dengan perbandingan NPK 15-15-15. Jenis pupuk yang digunakan bersifat fast release. Aplikasi pemupukannya dilakukan dengan mencampur pupuk dengan air terlebih dahulu kemudian disemprotkan ke rumput. Alat yang digunakan adalah mobil tangki yang memiliki mesin pompa untuk menyemprotkan pupuk. Setelah kegiatan pemupukan, harus segera dilanjutkan dengan penyiraman selama kurang lebih 20 menit. Hal ini bertujuan agar rumput tidak terbakar setelah diberi pupuk. Pemupukan pada apron dilakukan dua kali dalam sebulan, sedangkan untuk tee box pemupukan dilakukan dengan frekuensi dua bulan sekali. Kebutuhan unsur pupuk NPK untuk area apron dan tee box masing-masing sebanyak 12,5 kg dan 1,25 kg tiap hole. Menurut Witteveen dan Bavier 1998, pemberian pupuk merupakan hal penting dalam sistem pengelolaan dan pemeliharaan lapangan golf. Karena jarang sekali tanah yang dapat memenuhi unsur hara secara keseluruhan untuk pertumbuhan rumput secara sempurna. Menurut Beard 1982, faktor yang mempengaruhi pemupukan adalah banyaknya air yang diberikan, kapasitas tukar kation KTK, iklim, dan spesies rumput yang digunakan. Pemilihan jenis pupuk di PGH tidak selalu sama dan disesuaikan dengan kondisi rumput, cuaca, dan kondisi keuangan perusahaan. Hal ini sudah sesuai dengan pernyataan Beard tersebut. Pada saat musim penghujan, jenis pupuk yang digunakan adalah yang memiliki kandungan unsur N yang rendah dan kandungan unsur K yang tinggi. Pada musim hujan, pemberian pupuk dengan kandungan N yang tinggi dapat menyebabkan ketahanan rumput terhadap penyakit akan berkurang, sedangkan unsur K dapat membantu memperlancar proses fotosintesis dan memperkuat ketegaran batang sehingga mengurangi resiko rebah akibat banyaknya air hujan yang jatuh. Penggunaan pupuk slow release merupakan salah satu kunci keberhasilan pemeliharaan rumput green. Walaupun respon awal rumput rendah, tetapi akan dihasilkan respon yang baik pada akhir masa pemupukan Spangenberg et al. dalam Tunggalini, 1999.

4.9.1.3 Penyiraman

Kekurangan air dalam jaringan rumput lapangan golf akan menyebabkan terganggunya reaksi metabolisme pada rumput itu sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat atau dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, kegiatan penyiraman ini perlu dilakukan jika rumput kekeringan. Kegiatan penyiraman rumput pada PGH dilakukan menggunakan sprinkler yang dioperasikan secara manual dengan bantuan mesin pompa yang terdapat di pump house dan pengaturan sistem buka atau tutupnya dilakukan secara manual oleh operator. Waktu penyiraman dilakukan berdasarkan kondisi cuaca di lapangan. Penyiraman dilakukan sekali dalam sehari jika kondisi lapangan tidak hujan. Jika pada malam hari sebelumnya terjadi hujan, kegiatan penyiraman tidak dilakukan pada hari tersebut. Penyiraman ini juga dilakukan berdasarkan kebutuhan dan kondisi lapangan. Jika terjadi musim kemarau panjang, penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan tujuan untuk mengurangi penguapan yang berlebih. Akan tetapi, pada saat musim hujan, penyiraman dilakukan hanya pada saat dibutuhkan saja. Kegiatan penyiraman dilakukan selama 15 – 20 menit untuk sekali penyiraman pada musim kemarau. Pada saat musim hujan lama penyiraman dilakukan sekitar 7 – 10 menit. Kebutuhan penyiraman rumput berkisar antara 5 – 10 literm 2 , dengan rata-rata penyiraman pada saat hari cerah yaitu 10 literm 2 dan 5 literm 2 pada saat hari berawan. Jumlah rata-rata penggunaan air untuk penyiraman area permainan di PGH I dan II adalah sekitar 50.000 m 3 – 200.000 m 3 per tahun. Jumlah air yang digunakan PGH sudah cukup tepat jika digunakan untuk menyirami 139 ha area permainan. a b Gambar 27. Kegiatan Penyiraman Secara Manual Menggunakan Selang a dan Mekanis Menggunakan Sprinkler b Air merupakan zat yang paling banyak diserap oleh rumput untuk pertumbuhan jika dibandingkan dengan zat lainnya. Menurut Fahmi 2002, hanya 1 – 3 air saja yang digunakan untuk metabolisme dan 97 lainnya didistribusikan ke seluruh jaringan rumput dan ditranspirasikan melalui daun. Penyiraman rumput pada area permainan di PGH dilakukan pagi dan sore hari. Kegiatan penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan air bagi rumput dan disesuaikan dengan cuaca. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ramasamy 2002 bahwa hal yang perlu dipertimbangkan untuk kebutuhan penyiraman adalah radiasi matahari, suhu, kelembaban relatif atmosfer, angin, dan hujan. Intensitas penyiraman yang berlebihan justru dapat menyebabkan timbulnya hama dan penyakit, serta kebusukan pada rumput area permainan. Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Emmons 2000, waktu terbaik untuk melakukan penyiraman adalah pada saat angin sedikit, kelembaban tinggi, serta suhu rendah dan waktu yang paling tepat adalah pada pagi hari. Debit air dan lamanya penyiraman tidak selalu sama, tetapi diukur berdasarkan kebutuhan rumput di lapangan dengan melihat kondisi cuaca serta perlakuan pada area tersebut sebelumnya. Pada area green, jumlah air yang dibutuhkan lebih banyak jika dibandingkan dengan area lainnya karena jenis rumput dan media tanam pada area ini juga berbeda. Jumlah kebutuhan air pada area green bergantung pada topografi green, tekstur tanah, spesies rumput, intensitas penggunaan green, kedalaman akar, dan evapotranspirasi. Penyiraman dengan menggunakan sprinkler diatur secara manual. Sprinkler yang digunakan untuk penyiraman berjenis fullcycle dengan gerakan memutar secara penuh 360°. Penyiraman juga dilakukan pada saat penanaman pertama dan setelah pemupukan dengan menggunakan selang plastik. Hal yang perlu diperhatikan jika penyiraman dilakukan menggunakan selang plastik adalah teknik penyiraman yang mengarahkan selang ke atas agar tidak langsung jatuh ke arah tanaman sehingga deraan air yang keras tidak merusak rumput yang baru ditanam. Permasalahan yang sering terjadi pada sistem irigasi adalah pipa-pipa penyambungan yang mengalami kebocoran. Hal tersebut dapat diketahui dengan menurunnya debit air yang keluar dari sprinkler dan keluarnya air pada saluran irigasi yang menyebabkan lapangan menjadi becek.

4.9.1.4 Pengendalian Gulma

Gulma merupakan tumbuhan yang tidak diharapkan kehadirannya pada suatu pertanaman atau lanskap tertentu. Di lapangan golf, pengendalian gulma bertujuan mengurangi populasi tumbuhan yang tidak diharapkan agar tidak merusak kualitas estetika dan fungsional lapangan golf tersebut. Pengendalian gulma di PGH dilakukan dengan dua cara, yaitu secara mekanik dan kimiawi. Pengendalian secara mekanik ini disebut dengan weeding, yaitu dengan cara pencabutan gulma oleh pekerja lapangan weeder. Pada pengendalian gulma secara mekanik, alat yang digunakan berupa batang besi yang runcing dengan panjang sekitar 15 cm. Cara penggunaannya adalah dengan mencungkil gulma hingga akarnya ikut terangkat. Kemudian, bekas pencungkilan tersebut ditutup kembali secara manual. Cara pengendalian gulma ini biasanya dilakukan di area putting green, collar green, dan apron. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan herbisida, aplikasinya menggunakan alat knapsack hand sprayer dengan kapasitas 15 liter. Penggunaan herbisida ini dilakukan jika populasi gulma yang terdapat pada area green sudah terlalu banyak dan gulma tersebut masih belum tumbuh besar. Jenis gulma yang sering ditemukan pada area green adalah rumput teki Cyperus rotundus, rumput paetan Axonopus compressus, krokot Althernatera ficoides, dan tapak liman Taraxacum oficinale. Jenis herbisida yang digunakan untuk setiap gulma berbeda-beda karena pengendalian gulma dengan herbisida ini perlu pertimbangan yang akurat agar tidak mengakibatkan tanaman di sekitarnya ikut teracuni oleh herbisida tersebut. Jenis herbisida yang digunakan di PGH tidak selalu pasti menggunakan merek dagang tertentu. Hal ini dikhawatirkan gulma akan menjadi imun terhadap herbisida serta pembelian herbisida juga berdasarkan kondisi keuangan perusahaan. a b Gambar 28. Kegiatan Pengendalian Gulma a dan Jenis Gulma Krokot Althernatera ficoides yang Terdapat di PGH b Pengendalian gulma merupakan salah satu tindakan pemeliharaan yang bersifat insidental, yaitu jika terlihat gulma pada green. Namun, pengecekan terhadap tumbuhnya gulma dilakukan secara rutin setiap harinya. Pengendalian gulma di PGH hanya difokuskan pada area green saja, secara manual dan kimiawi. Cara manual dengan mencabuti gulma secara langsung dengan tangan apabila gulma terlihat masih sedikit, memungkinkan untuk dicabut, dan tingkat perkembangan gulma sudah cukup berbahaya dan harus dihilangkan sampai ke akarnya. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan jika gulma yang menyerang sudah terlalu banyak dan perkembangannya masih di bawah ambang bahaya. Gulma yang perkembangannya sudah kuat akan sulit untuk dikendalikan secara kimiawi, bahkan tetap akan tumbuh kembali. Oleh karena itu, cara yang paling efektif adalah dengan cara manual, mencabut gulma hingga ke akarnya. Jenis herbisida yang digunakan merupakan jenis herbisida yang selektif sehingga aman terhadap jenis rumput bermuda. Setiap cara pengendalian memiliki kekurangan dan kelebihan. Pengendalian secara manual memiliki kekurangan, di antaranya, membutuhkan waktu yang lama dan terkadang tidak seluruh gulma tercabut karena kurangnya ketelitian dari weeder. Keuntungan yang dirasakan dapat mencapai jangka waktu yang panjang karena gulma sudah benar-benar terangkat hingga akarnya. Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian manual juga jauh lebih murah dibandingkan jika melakukan pengendalian gulma secara kimiawi. Pengendalian secara kimiawi memiliki kekurangan, selain biaya yang mahal juga gulma hanya terlihat mati di bagian atasnya batang dan daun dan tidak dapat dipastikan di bagian bawah akar juga sudah mati. Kelebihan yang dirasakan adalah tidak menyita banyak waktu dan lebih mudah dilakukan. Masalah gulma pada lapangan golf merupakan masalah yang cukup serius, terutama pada musim hujan. Menurut Emmons 2000, jika tanah dalam keadaan lembab, mikroorganisme akan lebih mudah berpenetrasi dalam jaringan tanaman sehingga akan terserang gulma, hama, dan penyakit. Langkah utama pencegahan adalah memperbaiki sistem drainase yang ada.

4.9.1.5 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dan penyakit tanaman di PGH dilakukan secara preventif dan kuratif. Pengendalian hama dan penyakit umumnya dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan pestisida. Aplikasi pestisida ini dengan menggunakan alat sprayer. Penyemprotan pestisida difokuskan pada area green, apron, dan tee box. Gambar 29. Aplikasi Pestisida Menggunakan Knapsack Sprayer Jenis hama yang terdapat di PGH adalah ulat grayak, anjing tanah mole cricket, dan cacing tanah. Cacing tanah memang salah satu hewan penyubur tanah. Namun, pada lapangan golf, cacing tanah ini dapat mengangkat media tanam sehingga dapat mengurangi nilai estetika dan mengganggu fungsi dari green dan tee box. Jenis pestisida yang digunakan bergantung pada jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Identifikasi jenis hama dan penyakit dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Identifikasi Hama dan Penyakit Rumput di PGH Gangguan Gejala Pestisida Konsentrasi Bahan Aktif Hama Ulat grayak Rumput menguning dan agak gundul, permukaan tanah agak berlubang Decis 25 EC 0,35 mll 3 mll Deltametrin Klorpirifos Anjing tanah Permukaan rumput berlubang, perakaran rumput habis dimakan Decis 25 EC 0,35 mll 3 mll Deltametrin Klorpirifos Cacing tanah Terdapat gundukan tanah berupa gumpalan- gumpalan kecil Furadan 3G 3 – 7 gm 2 Karbofuran Penyakit Curvularia leaf spot C. Lunata Ujung daun kecoklatan, menyebar luas dan mengering sampai ke akar Dithane M 45 2 – 3 gl Mankozeb Helminthosporium leaf spot Helminthosporium spp Daun berwarna kuning dan menghasilkan bercak-bercak kecoklatan Dithane M 45 2 – 3 gl Mankozeb Algae Adanya lapisan berwarna coklat pada bagian dasar rumput Dithane M 45 2 – 3 gl Mankozeb Jenis Pestisida yang Digunakan Saat Kegiatan Magang Sumber: Data Pemeliharaan Bagian Kesiapan Lapang a b Gambar 30. Gejala Serangan Cacing Tanah a dan Gejala Serangan Ulat Grayak b Pada area green dan apron pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara preventif yang merupakan tindakan rutin untuk pencegahan dan secara kuratif atau tindakan penanggulangan apabila terjadi kerusakan yang cukup parah. Untuk area tee box, pengendalian hama dan penyakit dilakukan hanya secara kuratif. Menurut Tashiro 1992, hama tersebut merupakan hama yang utama pada rumput golf di area tropis dan subtropis. Gejala yang ditimbulkan oleh hama tersebut adalah pengangkatan media tanam atau pasir ke permukaan rumput. Hal ini dapat mengurangi nilai estetika dan fungsi green serta mengganggu permainan golf. Penyakit pada rumput green yang sering didapati adalah algae dan Curvularia blight. Penyakit algae ini sering dijumpai pada green karena salah satu sifat fisik rumput Cynodon dactylon yang toleran terhadap genangan air sering disalah artikan. Rumput green sering dilakukan penyiraman yang melebihi kebutuhan airnya, sehingga rumput pada area green ini mengalami kelembaban yang tinggi dan mudah menjadi habitat tinggal algae. Gejala yang ditimbulkan akibat penyakit tersebut adalah daun layu, berwarna kecoklatan atau merah, dan adanya lapisan berwarna coklat di bagian dasar rumput. Hal ini mengurangi estetika dan fungsi green. Pengendalian hama dan penyakit cukup rumit karena pemberian herbisida dan fungisida harus dilakukan dengan tepat waktu, sasaran, dosis, dan jenis yang digunakan. Hal ini mengingat pentingnya kepuasan para pemain dan karena alasan mahalnya harga fungisida dan insektisida. Kegiatan pengendalian hama dan penyakit di PGH sudah cukup baik karena kegiatan pengendalian dilakukan dengan cepat dan sesuai dengan gejala yang dialami sehingga dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi pada rumput. Para pekerja pun sudah dilengkapi dengan peralatan keselamatan standar, seperti sarung tangan, masker wajah, pakaian yang tertutup, selain diarahkan untuk melakukan penyemprotan yang tidak melawan arah angin agar tidak mengalami keracunan dari pestisida yang digunakan.

4.9.1.6 Kultivasi

Kultivasi adalah metode secara mekanik dalam rangka memperbaiki pertukaran udara dan air antara atmosfir dan tanah. Tujuan lain dari kegiatan kultivasi ini adalah merusak dan menghancurkan lapisan tanah yang tidak sesuai, memperbaiki daya pegas resiliency pada tanah yang padat, dan merangsang pelapukan thatch. Thatch adalah lapisan bahan organik yang terdiri atas batang dan akar yang hidup atau mati dan berkembang di daerah antara permukaan tanah dan vegetasi hijau. Jenis kegiatan kultivasi yang dilaksanakan di PGH adalah top dressing, verticut, dan coring aerating.

a. Top Dressing

Top dressing merupakan kegiatan pemberian media tanam tambahan berupa pasir ke area permukaan rumput. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperhalus permukaan tanah, mengubah tekstur lapisan permukaan tanah, mempercepat pertumbuhan rumput di daerah gundul, mengontrol thatch, dan menutupi stolon serta rhizoma agar pertumbuhan akarnya menjadi baik. Top dressing di PGH dilakukan pada area tee box dan green. Waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi area tersebut. Top dressing pada area green dijadwalkan dilakukan selama enam kali dalam setahun dengan masing- masing hole minimal dilakukan dua kali top dressing dalam setahun. Top dressing dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mesin dan manual. Mesin yang digunakan untuk kegiatan top dressing adalah top dresser produksi Turfco, sedangkan cara manual dilakukan dengan menggunakan pengki. Setelah pasir ditabur, dilakukan pemerataan pasir dragging agar pasir menyebar rata di seluruh permukaan. Pelaksanaan top dressing dilakukan hanya pada saat permukaan tanah dalam keadaan kering. Top dressing juga dilakukan setelah kegiatan verticut dan aerating, setelah terjadi divot, dan setelah dilakukan penanaman rumput baru baik secara stolon maupun lempengan. Jenis pasir yang digunakan berukuran 0,5 – 1,5 mm. a b Gambar 31. Kegiatan Top Dressing Menggunakan Mesin a dan Manual b