Daerah Tee Box Daerah Fairway Daerah Green

3. keseragaman uniformity yang tidak dapat diukur secara akurat karena hal ini dipengaruhi oleh perbedaan pada kerapatan, tekstur, jenis rumput, warna, ketinggian potongan, dan faktor lainnya; 4. warna colour yang dapat terlihat dari warna hijau yang menyeluruh pada rumput dan tidak berwarna kekuningan karena terkena hama dan penyakit atau kekurangan unsur-unsur hara; 5. kehalusankerataan smoothness yang dapat dicapai dengan menggunakan pisau pemotong rumput yang tajam. Kualitas fungsional merupakan kualitas hamparan rumput yang dapat dilihat dari segi fungsi rumput tersebut. Kualitas fungsional rumput meliputi hal-hal berikut: 1. kekakuan rigidity, yaitu kemampuan dari daun rumput untuk menahan tekanan atau beban yang berat agar daun tidak patah atau robek; 2. elastisitas elasticity, yaitu kemampuan daun untuk kembali ke bentuk atau posisi semula apabila beban atau tekanan sudah dipindahkan; 3. kekenyalan resiliency, yaitu kemampuan rumput untuk menahan beban atau tekanan dan dapat kembali ke bentuk dan struktur semula permukaan tanah dan dipengaruhi oleh daun rumput lateral shoot, thatch, serta jenis dan struktur tanah; 4. hasil dari potongan rumput clipping, yaitu salah satu variabel yang digunakan untuk mengevaluasi program pemupukan, penyiraman, dan budi daya lainnya, serta faktor cuaca dan lingkungannya; 5. ketegaran verdure, yaitu jumlah shoot yang ada setelah dilakukan pemotongan pada rumput yang dipengaruhi oleh kerapatan; 6. perakaran rooting, yaitu jumlah dan panjangnya akar yang tumbuh pada rumput; 7. kemampuan pemulihan recuperative capacity, yaitu kemampuan rumput untuk memulihkan diri terhadap kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh hama, penyakit, dan lainnya; 8. ball roll, yaitu jarak yang ditempuh bola menggelinding sejak mulai dilepaskan di atas rumput sampai berhenti yang dapat diukur dengan alat stimpmeter. Kerapatan rumput lapangan golf dipengaruhi oleh jenis rumput, lingkungan, dan faktor budi dayanya. Kerapatan dan tekstur daun saling mempengaruhi. Jika kerapatan meningkat, tekstur daun menjadi lebih halus, begitu juga sebaliknya. Kerapatan dapat diukur dengan menghitung jumlah tunas per satuan luas areal, sedangkan tekstur dapat dilihat dari lebar daun rumputnya. Kualitas rumput yang baik sangat menentukan dalam permainan golf.

2.2.1 Daerah Tee Box

Daerah tee box merupakan tempat memulai permainan golf atau suatu area di hole permainan golf yang khusus disiapkan untuk pemukulan pertama tee shot pada setiap hole. Tee box dibuat mengarah pada fairway, mempunyai posisi agak tinggi, serta mempunyai kemiringan sebesar 1--2. Tee box dapat berbentuk bulat, persegi, atau lonjong. Daerah tee box biasanya dibagi menjadi dua, yaitu tee box men tempat memulai pemukulan yang digunakan oleh pria, dan tee box ladies tempat memulai pemukulan yang digunakan oleh wanita. Jarak tee box ladies biasanya dibuat dengan jarak yang lebih dekat dengan putting green. Karakteristik rumput yang digunakan pada tee box menurut Beard 1982 harus memiliki beberapa komponen sebagai berikut: 1. lembut; 2. kuat atau kokoh; 3. rapat dan padat; 4. seragam; 5. lentur serta toleran terhadap pemadatan tanah atau pemakaian yang intensif. Pada daerah yang beriklim tropis, jenis rumput yang biasanya digunakan pada tee box adalah rumput bermuda dengan ketinggian 7-10 mm.

2.2.2 Daerah Fairway

Daerah fairway merupakan daerah lapangan terbuka yang menghubungkan daerah tee box dengan green. Fungsi dari fairway adalah sebagai landing area permainan golf sebelum memasukkan bola ke dalam lubang di green. Fairway dapat berbentuk bulat, lonjong memanjang, berpola organik, atau memblok sesuai dengan kondisi tapak. Karakteristik rumput yang digunakan pada fairway menurut Beard 1982 adalah sebagai berikut: 1. mempunyai kerapatan yang tinggi; 2. mampu beradaptasi terhadap pemangkasan antara 13 dan 20 mm; 3. minim thatch; 4. toleran terhadap kondisi pemadatan tanah dan pemakaian yang intensif; 5. tahan terhadap hama penyakit.

2.2.3 Daerah Green

Daerah green merupakan daerah sasaran utama pukulan yang di dalamnya terdapat hole lubang tempat masuknya bola. Bentuk green biasanya bulat, persegi, atau berpola organik dengan kemiringan yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan tertentu. Desain suatu green harus memperhatikan variasi kontur sebagai tantangan bagi pemain golf. Daerah green yang baik ditumbuhi rumput yang merata, rapat tidak botak, berwarna hijau segar, dan permukaan rumput tegak halus sehingga bola dapat menggelinding dengan baik. Luasan green beragam bergantung pada jenis par. Daerah green terdiri dari tiga area, yaitu putting green, collar green, dan apron. Putting green merupakan area inti tempat lubang bola; collar green merupakan area di sekeliling putting green; apron merupakan daerah peralihan dari fairway ke collar atau putting green. Faktor yang membedakan ketiga area tersebut adalah jenis dan tinggi pemangkasan rumput. Jenis rumput yang digunakan untuk putting green dan collar adalah rumput bermuda Cynodon dactylon kultifar Tifdwarf. Rumput pada area green dipangkas sampai ketinggian 3,5--4 mm agar bola dapat menggelinding dengan baik, sedangkan pada collar rumput dipangkas dengan ketinggian 6,5--7 mm, sedikit lebih panjang daripada green agar bola tidak mudah keluar dari area green. Rumput yang digunakan di apron juga merupakan jenis rumput bermuda Cynodon dactylon kultifar Tifdwarf dengan ketinggian rumput 9--10 mm. Jenis rumput yang biasanya digunakan pada daerah green harus memenuhi kriteria bertekstur halus, berdaun kecil, cepat merapat, tahan kering, tahan terhadap kadar garam yang tinggi, serta tahan terhadap hama dan penyakit. Potongan melintang konstruksi green menurut United States Golf Association USGA atau Persatuan Golf Amerika Serikat diilustrasikan pada Gambar 4. Metode konstruksi dan spesifikasi dari green ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960 dan mengalami perbaikan pada tahun 1973. Kesimpulan ditetapkannya metode konstruksi ini dipilih berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan di beberapa lokasi dan mudah diterapkan pada hampir semua lokasi. Gambar 4. Potongan Melintang Konstruksi Green Sumber: Beard 1982

2.2.4 Rough