Jenis anggaran yang biasanya dialokasikan dalam penyusunan RAB adalah sebagai berikut:
a. biaya karyawan, meliputi gaji dan upah, lembur, dan biaya kepentingan
karyawan; b.
biaya pemeliharaan lapangan, meliputi pembelian pupuk, pestisida, pembelian pasir untuk bunker dan top dressing, pemeliharaan sistem irigasi
dan drainase, dan pemeliharaan area nonpermainan; c.
biaya perawatan mesin, meliputi pembelian suku cadang, perbaikan mesin, serta pembelian mesin dan peralatan baru;
d. biaya operasional, meliputi pembelian bahan bakar dan minyak, perjalanan
dinas, transportasi, keperluan kantor, serta reparasi dan pemeliharaan kendaraan;
e. biaya lainnya, meliputi kegiatan renovasi, jamuan, dan acara lainnya.
Sumber dana yang pendapatan perusahaan diperoleh dari iuran keanggotaan membership, sponsorship, koperasi karyawan, restoran dan
penjualan golf kit, serta iuran sewa kios yang terdapat di PGH. Persentase rencana anggaran biaya PGH dapat dilihat pada Lampiran 12.
4.11 Tenaga Kerja
Badan Pengelola Padang Golf Halim memiliki karyawan dengan status sebagai pengurus, pengawas, karyawan tetap, karyawan honorer, dan karyawan
percobaan yang digaji tiap bulannya. Tipe karyawan di PGH terbagi menjadi dua, yaitu karyawan kantor dan karyawan lapangan. Karyawan kantor bertugas
melaksanakan kegiatan yang bersifat administratif, sedangkan karyawan lapang melaksanakan kegiatan operasional di lapangan. Caddie PGH memiliki status
sebagai pekerja lepas.
Karyawan kantor bekerja setiap hari Senin hingga Sabtu, dimulai dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 WIB. Untuk karyawan lapangan diberlakukan
sistem kerja shift sehingga karyawan lapangan memiliki jam kerja yang berbeda- beda bergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan dan jumlah tenaga kerjanya.
Setiap harinya jadwal bekerja karyawan lapangan diatur oleh Kepala Urusan masing-masing bidang.
Absensi tenaga kerja dimonitor setiap hari oleh kepala urusan masing- masing bidang. Karyawan yang tidak hadir dengan alasan sakit harus dapat
menunjukkan surat keterangan sakit dari dokter. Jika tidak hadir karena izin atau tanpa keterangan, akan dicatat sebagai cuti karyawan. Setiap karyawan
mendapatkan cuti sebanyak 12 hari dalam setahun. Karyawan yang tidak hadir tanpa keterangan selama tiga hari berturut-turut, diberi surat teguran. Jam lembur
juga dapat dilakukan setiap hari setelah jam kerja atau pada hari libur. Lembur karyawan akan dilaporkan kepada HRD sebagai pengatur besarnya uang lembur
yang akan diterima karyawan.
Fasilitas kesehatan juga diberikan bagi karyawan lapangan sebagai penunjang keselamatan pekerja yang meliputi peralatan keselamatan operasi dan
asuransi keselamatan jiwa. Biaya kesehatan nantinya akan ditanggung oleh perusahaan dengan rujukan rumah sakit atau poliklinik. Syarat dan ketentuan
berlaku untuk asuransi keselamatan jiwa ini. Selain itu, PGH juga menggunakan asuransi standar tenaga kerja, yaitu Jamsostek. Peralatan keselamatan operasi dan
tenaga kerja juga dimiliki PGH yang meliputi peralatan pemadam kebakaran, masker pengaman, sarung tangan, dan lainnya.
Penilaian terhadap karyawan juga dilakukan oleh masing-masing kepala bagian untuk menentukan karyawan teladan setiap tahunnya. Karyawan teladan
terpilih akan diberi bonus tambahan uang sebagai penghargaan atas kerajinan, kedisiplinan, dan kejujuran dalam bekerja. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas karyawan serta pelaksanaan kerja yang lebih baik.
Pada setiap perusahaan pasti memiliki kekurangan dan kelebihan pada tenaga kerja mereka. Kelebihan dan keuntungan dari tenaga kerja yang dimiliki
PGH, di antaranya, adalah tenaga kerja yang merupakan penduduk dan tinggal di sekitar area PGH. Hal ini saling menguntungkan bagi kedua belah pihak,
masyarakat sekitar diberi lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Pihak perusahaan mendapat keuntungan dengan jarak
tempuh tenaga kerja yang tidak jauh sehingga pekerjaan pemeliharaan dan kegiatan lainnya dapat dilaksanakan sedini mungkin.
Permasalahan masih banyak terlihat dari para tenaga kerja, di antaranya, kurangnya keahlian dalam bidang pemeliharaan lapangan golf, khususnya bagi
karyawan baru. Pemberian training tidak pernah dilakukan oleh pihak perusahaan, melainkan hanya dari saling berbagi pengetahuan pemeliharaan antarkaryawan
saja. Masalah lain yang terlihat di PGH adalah kurangnya tenaga kerja pemeliharaan. Hal ini terlihat dari tenaga kerja yang terkadang melakukan
kegiatan pemeliharaan ganda. Para atasan pun dapat dikatakan tidak terlalu paham akan pengelolaan dan pemeliharaan lanskap lapangan golf yang baik karena latar
belakang mereka sebagai purnawirawan TNI-AU. Sebenarnya permasalahan ini dapat diatasi jika para manajer berkeinginan belajar lebih lanjut mengenai
pemeliharaan lanskap lapangan golf yang baik.
Motivasi karyawan secara individual pun masih terlihat kurang baik. Hal tersebut dilandasi dengan kerja para karyawan yang masih terlalu santai dan
seringnya melakukan istirahat pada saat kegiatan kerja berlangsung. Hal ini biasa terjadi karena kejenuhan dalam bekerja, kurangnya pengawasan dari para atasan,
dan upah yang didapat oleh para pekerja dinilai kurang untuk kehidupan sehari- hari.
4.12 Efektivitas Kegiatan Pemeliharaan
Efektivitas kegiatan pemeliharaan lapangan golf PGH dilihat dari penyelesaian pekerjaan harian yang diprogramkan sesuai dengan jadwal yang
telah disusun. Jika ada pekerjaan yang tidak selesai sesuai dengan target penyelesaian, perlu dikaji ulang mengenai permasalahan yang terjadi yang
menyebabkan mundurnya penyelesaian sesuai target.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan dari penyusunan jadwal adalah prediksi jumlah pengunjung dan prediksi cuaca esok hari. Prediksi jumlah
pengunjung dilakukan untuk mengantisipasi keadaan saat ramainya pemain dengan memperhitungkan waktu untuk menunggu pemain menggunakan
lapangan. Karena ketika pemain sedang memukul, kegiatan pemeliharaan yang menggunakan mesin harus menunggu agar tidak mengganggu konsentrasi pemain
dan juga untuk menjaga keselamatan pekerja dari benturan bola golf hingga pemain telah memukul bola. Memprediksi cuaca memang sulit dilaksanakan,