Saran Berdasarkan hasil analisis, permasalahan yang paling utama adalah

6.2. Saran Berdasarkan hasil analisis, permasalahan yang paling utama adalah

ketersediaan pakan lokal. Dalam konteks hubungan antarwilayah, pemenuhan kebutuhan pakan ternak itik memang bisa didapatkan dari wilayah lain. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan nilai tambah daerah serta penyerapan tenaga kerja, sebaiknya strategi penyediaan pakan lokal perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Hal ini didukung oleh potensi fisik Kabupaten HSU yang memang memungkinkan untuk pengembangan usaha pakan ternak itik. DAFTAR PUSTAKA Alkadri, Muchdie, Suhandojo. 1999. Tiga Pilar Pembangunan Wilayah. Jakarta : Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi. Ardhani F. 2008. Wilayah Potensial untuk Penyebaran dan Pengembangan Peternakan di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Timur. EPP.Vol.5 No.1.2008 http:isjd.pdii.lipi.go.idadminjurnal51083643.pdf [23 Januari 2011] Badan Standarisasi Nasional. 2009. Standar Nasional Indonesia Bibit Induk parent stock Itik Alabio Muda. http:www.ditjennak.go.idregulasi\SNI 7556_2009 bibit induk itik alabio muda.pdf [15 Juni 2010] Bahri S. 2008. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Ternak. Prosiding. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Inovasi Teknologi Mendukung Pengembangan Agribisnis Peternakan Ramah Lingkungan. Bogor. 11-12 Nopember 2008. Bogor: Puslitbangnak, Balitbangtan. Hlm 4-14. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2000. Penyusunan Ransum untuk Itik Petelur. Jakarta: Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2009. Data Pokok dan Album Peta untuk Informasi dan Bahan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2009. Bappeda Kabupaten Hulu Sungai Utara. Amuntai. Bintoro MH. 2008. Bercocok Tanam Sagu. Bogor: IPB Press. Bintoro MH, Purwanto YJ, Amarillis S. 2010. Sagu di Lahan Gambut. Bogor: IPB Press. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara. 2009. Hulu Sungai Utara dalam Angka tahun 2009. Amuntai: BPS Kab. Hulu Sungai Utara Blakely J, Bade DH. 1991. Ilmu Peternakan edisi keempat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Cherry P, Morris TR. 2008. Domestic Duck Production Science dan Practice. UK: Biddles Ltd, King’s Lynn Daryanto. 2009. Dinamika Daya Saing Industri Peternakan. Bogor: IPB Press Daryanto, Hafizriandi Y. 2010. Model-Model Kuantitatif untuk Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor: IPB Press [Disnak Kab. HSU] Dinas Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Utara. 2009. Laporan Tahunan 2008. Amuntai: Dinas Peternakan Kab. Hulu Sungai Utara. [Disnak Prov. Kalsel] Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan. 1992 Laporan Pembibitan Ternak Itik Village Breeding Centre Duck Tahun 19911992. Banjarbaru: Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan [Disnak Prov. Kalsel] Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan. 2009. Laporan Tahunan 2008. Banjarbaru: Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan. [Ditjennak]. 2009. Statistika Peternakan Indonesia Tahun 2008. Jakarta. Direktorat Jenderal Peternakan. Djaenudin D, Hendrisman M, Subagyo H, Hidayat A. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Bogor: Balai Penelitian Tanah, Puslitbangtanak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Flach M. 2005. A Simple Growth Model for Sago Palm cv. Molat-Ambutrub and its implications for cultivations [abstracts] of The Eight International Sago Symposium in Jayapura, Indonesia. Japan Society for the Promotion Jlaell;C. Hardjowigeno, Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hendayana R. 2003. Aplikasi Metode Location Qoutient LQ dalam Penentuan Komoditas Unggulan Nasional. Bogor: Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian http:www.litbang.deptan.go.idwarta-ippdf-ilerahmadi- 12.pdf [26 Nopember 2010]. Juarini E, Sumanto. 1999. Lahan Potensial untuk Penyebaran dan Pengembangan Peternakan di Propinsi Bali. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor. 18-19 Oktober 1999. Bogor: Puslitbangnak Balitbangtan. Hal. 527-542. Khairah SJ. 2011. Potensi Pengembangan Lahan Rawa Lebak untuk Perluasan Lahan Padi di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan [tesis]. Bogor. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Lane M. 2010. The carrying capacity imperative: Assessing regional carrying capacity methodologies for sustainable land-use planning. Land Use Policy 27:1038-1045. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah. 2003. Strategi Pengembangan Wilayah dalam Kerangka Pembangunan Ekonomi Nasional yang Lebih Merata dan Adil. Makalah ini disampaikan dalam rangka “Konferensi Nasional Ekonomi Indonesia” Putaran ketiga: Mengagas Format Grand Strategy Ekonomi Indonesia, yang diselenggarakan pada tanggal 9-11 Desember 2003 di Makasar, Sulawesi Selatan . htt p:www.penataanruang. nettaruMakalahMen_20101203,Makalah.pdf [14 Agustus 2010] Noor M. 2007. Rawa Lebak. Ekologi, Pemanfaatan dan Pengembangannya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Notohadiprawiro T, Louhenapessy JE. 1992. Potensi Sagu dalam Penganekaragaman Bahan Pangan Pokok Ditinjau dari Persyaratan Lahan. Makalah ini disampaikan dalam rangka Simposium Sagu Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 12-13 Oktober 1992 di Ambon. http:soil.faperta.ugm.ac.idtj19911992pote.pdf [10 Mei 2010] Prasetyo LH. 3 Oktober 2010. Bebek Lokal Jangan Sampai Terkuras. Trobos: 22-23kolom 1. Prihatman K. 2000. Sagu Metroxylon sp. Sistem Informasi Manajeman Pembangunan di Perdesaan, Proyek PEMD Bappenas. Jakarta : Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. www.warintek.ristek.go.idpertaniansagu.pdf [20 Oktober 2010] Pulungan I. 1985. Perencanaan Pengembangan Peternakan. Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Putri TS. 2003. Strategi Pengembangan Peternakan melalui Pendekatan Kawasan dan Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Lokal. Jakarta: Direktorat Pengembangan Peternakan. Rahayu TM. 2008. Akankah Terjadi Kesenjangan Bahan Baku Pakan Jagung dan Dedak Tahun 2012?. www.ditjennak.go.idpublikasi [14 Agustus 2010]. Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Rustiadi E, Saefulhakim S. Panuju D.R. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia. Setioko A, Syamsudin A, Rangkuti M, Budiman H, Gunawan A. 1994. Budidaya Ternak Itik. Bogor: Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.. Sihombing DTH. 2002. Satwa Harapan I Pengantar Ilmu dan Teknologi Budidaya Cacing Tanah, Bekicot, Keong Mas, Kupu-Kupu dan Ulat Sutra. Bogor: Pustaka Wirausaha Muda. Sitorus SRP. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito Bandung Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Sudrajat S. 2001. Kebijakan Pengembangan Agribisnis Unggas Air di Indonesia Policy on Waterfowl Development in Indonesia. Prosiding. Lokakarya Unggas Air. Pengembangan Agribisnis Unggas Air sebagai Peluang Usaha Baru. Ciawi. 6-7 Agustus 2001. Bogor: Fakultas Peternakan IPB, Balitnak, Puslitbangnak. Hal 15-21. Suharno B, Amri K. 2010. Panduan Beternak Itik Secara Intensif. Jakarta: Penebar Swadaya. Sukria H, Krisnan R. 2009. Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di Indonesia. Bogor: IPB Press Sumanto, Juarini E. 2006. Pedoman Identifikasi Potensi Wilayah. Bogor: Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor. Suryana. 2007. Prospek dan Peluang Pengembangan Itik Alabio di Kalimantan Selatan. Jurnal Litbang Pertanian 263. http:www.pustaka.litbang. deptan.go.idpublikasip3263074.pdf Sutaatmadja DS. 2005. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Tipe Penggunaan Lahan Berbasis Jagung dan Kacang Tanah di Daerah Bogor [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Syamsu JA, Natsir A, Ahmad S, Abustam E, Kadir N, Ali HM, Mukarram M, Arasy AM, Setiawan AH. 2006. Limbah Tanaman Pangan sebagai Sumber Pakan Ruminansia Potensi dan Daya Dukung di Sulawesi Selatan. Makasar. Yayasan Citra Emulsi dan Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan. Tarigan R. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara Thapa GB, Paudel GS. 2000. Evaluation of livestock carrying capacity of land resources in the Hills of Nepal basedon total digestive nutrient analysis. Agriculture, Ecosystems and Environment 78:223-235 Teo SS. 2001. Evaluation of different duck varieties for the control of the golden apple snail Pomacea canaliculata in transplanted and direct seeded rice. Crop Protection 20:599-604 Umar H. 2001. Strategic Management in Action. Konsep, Teori, Teknik Menganalisis Manajemen Strategis. Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R David, dan Wheelen-Hunger. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Wasito, Rohaeni ES. 1994. Beternak Itik Alabio. Yogyakarta: Kanisius Lampiran 1 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penetasan Itik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Benefit Penjualan DOD betina ekor - 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 Penjualan DOD jantan ekor 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 Total Benefit - 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 Discount Rate 12tahun 1.0000 0.9901 0.9803 0.9706 0.9610 0.9515 0.9420 0.9327 0.9235 0.9143 Present Value Benefit - 2,970,297 2,940,888 2,911,770 2,882,941 2,854,397 2,826,136 2,798,154 2,770,450 2,743,019 Cost 1. Peralatan 100,000 - - - - - - - - - 2. Telur Tetas 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 3. Pakan, vitamin,obat-obatan 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 4. Listrik 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 5. Kandang 2,500,000 - - - - - - - - - 6. Mesin Tetas 1,500,000 - - - - - - - - - 7. Penyusutan - - - - - - - - - - Total Cost 6,070,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 Discount Rate 12tahun 1.0000 0.9901 0.9803 0.9706 0.9610 0.9515 0.9420 0.9327 0.9235 0.9143 Present Value Cost 6,070,000 1,950,495 1,931,183 1,912,063 1,893,131 1,874,387 1,855,829 1,837,455 1,819,262 1,801,249 Net Benefit 6,070,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 Present Value Net Benefit 6,070,000 1,019,802 1,009,705 999,708 989,810 980,010 970,307 960,700 951,188 941,770 Net Benefit Kumulatif 6,070,000 5,050,198 4,040,493 3,040,785 2,050,975 1,070,966 100,659 860,040 1,811,228 2,752,998 Uraian Bulan Lampiran 1 Lanjutan 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Benefit Penjualan DOD betina ekor 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 Penjualan DOD jantan ekor 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 Total Benefit 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 Discount Rate 12tahun 0.9053 0.8963 0.8874 0.8787 0.8700 0.8613 0.8528 0.8444 0.8360 0.8277 Present Value Benefit 2,715,861 2,688,971 2,662,348 2,635,988 2,609,889 2,584,048 2,558,464 2,533,132 2,508,052 2,483,220 Cost 1. Peralatan - - 100,000 - - - - - - - 2. Telur Tetas 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 3. Pakan, vitamin,obat-obatan 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 4. Listrik 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 5. Kandang - - - - - - - - - - 6. Mesin Tetas - - - - - - - - - - 7. Penyusutan - - 800,000 - - - - - - - Total Cost 1,970,000 1,970,000 2,870,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 Discount Rate 12tahun 0.9053 0.8963 0.8874 0.8787 0.8700 0.8613 0.8528 0.8444 0.8360 0.8277 Present Value Cost 1,783,415 1,765,758 2,546,979 1,730,965 1,713,827 1,696,858 1,680,058 1,663,424 1,646,954 1,630,648 Net Benefit 1,030,000 1,030,000 130,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 Present Value Net Benefit 932,446 923,213 115,368 905,022 896,062 887,190 878,406 869,709 861,098 852,572 Net Benefit Kumulatif 3,685,444 4,608,657 4,724,025 5,629,048 6,525,110 7,412,300 8,290,706 9,160,415 10,021,512 10,874,084 Uraian Bulan Lampiran 1 Lanjutan 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Benefit Penjualan DOD betina ekor 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 Penjualan DOD jantan ekor 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 Total Benefit 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 Discount Rate 12tahun 0.8195 0.8114 0.8034 0.7954 0.7876 0.7798 0.7720 0.7644 0.7568 0.7493 Present Value Benefit 2,458,633 2,434,291 2,410,189 2,386,325 2,362,698 2,339,305 2,316,144 2,293,212 2,270,507 2,248,026 Cost 1. Peralatan - - - - 100,000 - - - - - 2. Telur Tetas 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 3. Pakan, vitamin,obat-obatan 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 4. Listrik 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 5. Kandang - - - - - - - - - - 6. Mesin Tetas - - - - - - - - - - 7. Penyusutan - - - - 800,000 - - - - - Total Cost 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 2,870,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 Discount Rate 12tahun 0.8195 0.8114 0.8034 0.7954 0.7876 0.7798 0.7720 0.7644 0.7568 0.7493 Present Value Cost 1,614,503 1,598,517 1,582,691 1,567,020 2,260,315 1,536,144 1,520,934 1,505,876 1,490,966 1,476,204 Net Benefit 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 130,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 Present Value Net Benefit 844,131 835,773 827,498 819,305 102,384 803,161 795,209 787,336 779,541 771,822 Net Benefit Kumulatif 11,718,215 12,553,988 13,381,486 14,200,791 14,303,175 15,106,337 15,901,546 16,688,882 17,468,423 18,240,245 Uraian Bulan Lampiran 1 Lanjutan 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Benefit Penjualan DOD betina ekor 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 Penjualan DOD jantan ekor 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 Total Benefit 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 Discount Rate 12tahun 0.7419 0.7346 0.7273 0.7201 0.7130 0.7059 0.6989 0.6920 0.6852 0.6784 Present Value Benefit 2,225,769 2,203,731 2,181,912 2,160,309 2,138,920 2,117,743 2,096,775 2,076,015 2,055,460 2,035,109 Cost 1. Peralatan - - - - - - 100,000 - - - 2. Telur Tetas 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 3. Pakan, vitamin,obat-obatan 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 4. Listrik 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 5. Kandang - - - - - - - - - - 6. Mesin Tetas - - - - - - - - - - 7. Penyusutan - - - - - - 800,000 - - - Total Cost 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 2,870,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 Discount Rate 12tahun 0.7419 0.7346 0.7273 0.7201 0.7130 0.7059 0.6989 0.6920 0.6852 0.6784 Present Value Cost 1,461,588 1,447,117 1,432,789 1,418,603 1,404,557 1,390,651 2,005,915 1,363,250 1,349,752 1,336,388 Net Benefit 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 130,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 Present Value Net Benefit 764,181 756,614 749,123 741,706 734,363 727,092 90,860 712,765 705,708 698,721 Net Benefit Kumulatif 19,004,426 19,761,040 20,510,163 21,251,870 21,986,232 22,713,324 22,804,184 23,516,949 24,222,657 24,921,378 Uraian Bulan Lampiran 1 Lanjutan 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 Benefit Penjualan DOD betina ekor 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 Penjualan DOD jantan ekor 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 Total Benefit 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 Discount Rate 12tahun 0.6717 0.6650 0.6584 0.6519 0.6454 0.6391 0.6327 0.6265 0.6203 0.6141 Present Value Benefit 2,014,959 1,995,009 1,975,257 1,955,700 1,936,336 1,917,165 1,898,183 1,879,389 1,860,781 1,842,358 Cost 1. Peralatan - - - - - - - - 100,000 - 2. Telur Tetas 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 3. Pakan, vitamin,obat-obatan 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 4. Listrik 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 5. Kandang - - - - - - - - - - 6. Mesin Tetas - - - - - - - - - - 7. Penyusutan - - - - - - - - 800,000 - Total Cost 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 2,870,000 1,970,000 Discount Rate 12tahun 0.6717 0.6650 0.6584 0.6519 0.6454 0.6391 0.6327 0.6265 0.6203 0.6141 Present Value Cost 1,323,157 1,310,056 1,297,085 1,284,243 1,271,528 1,258,938 1,246,473 1,234,132 1,780,147 1,209,815 Net Benefit 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 130,000 1,030,000 Present Value Net Benefit 691,803 684,953 678,171 671,457 664,809 658,227 651,709 645,257 80,634 632,543 Net Benefit Kumulatif 25,613,180 26,298,134 26,976,305 27,647,762 28,312,571 28,970,797 29,622,507 30,267,764 30,348,398 30,980,940 Uraian Bulan Lampiran 1 Lanjutan 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 Benefit Penjualan DOD betina ekor 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 1,950,000 Penjualan DOD jantan ekor 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 1,050,000 Total Benefit 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 Discount Rate 12tahun 0.6080 0.6020 0.5961 0.5902 0.5843 0.5785 0.5728 0.5671 0.5615 0.5560 Present Value Benefit 1,824,116 1,806,056 1,788,174 1,770,469 1,752,940 1,735,584 1,718,400 1,701,386 1,684,541 1,667,862 Cost 1. Peralatan - - - - - - - - - - 2. Telur Tetas 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 3. Pakan, vitamin,obat-obatan 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 420,000 4. Listrik 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 5. Kandang - - - - - - - - - - 6. Mesin Tetas - - - - - - - - - - 7. Penyusutan - - - - - - - - - - Total Cost 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 1,970,000 Discount Rate 12tahun 0.6080 0.6020 0.5961 0.5902 0.5843 0.5785 0.5728 0.5671 0.5615 0.5560 Present Value Cost 1,197,836 1,185,977 1,174,234 1,162,608 1,151,097 1,139,700 1,128,416 1,117,244 1,106,182 1,095,230 Net Benefit 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 1,030,000 Present Value Net Benefit 626,280 620,079 613,940 607,861 601,843 595,884 589,984 584,143 578,359 572,633 Net Benefit Kumulatif 31,607,220 32,227,300 32,841,239 33,449,101 34,050,943 34,646,827 35,236,811 35,820,954 36,399,313 36,971,946 Net Present Value NPV 36,971,946 Net BC Ratio 1.38 I R R 16.50 Uraian Lampiran 2 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Itik Skala 500 Ekor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Benefit Penjualan Itik Dara ekor - 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 Total Benefit - 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 25,500,000 Discount Rate 12tahun 1.0000 0.9434 0.8900 0.8396 0.7921 0.7473 0.7050 0.6651 0.6274 0.5919 Present Value Benefit - 24,056,604 22,694,909 21,410,292 20,198,388 19,055,083 17,976,494 16,958,956 15,999,015 15,093,411 Cost 1. Peralatan 200,000 - 200,000 - 200,000 - 200,000 - 200,000 - 2. Anak Itik umur seminggu 3,250,000 3,250,000 3,250,000 3,250,000 3,250,000 3,250,000 3,250,000 3,250,000 3,250,000 3,250,000 3. Pakan dan Vitamin 9,625,000 9,625,000 9,625,000 9,625,000 9,625,000 9,625,000 9,625,000 9,625,000 9,625,000 9,625,000 4. Kandang 5,000,000 - - - - - - - - - 5. Penyusutan kandang - 1,000,000 - 1,000,000 - 1,000,000 - 1,000,000 - 1,000,000 Total Cost 18,075,000 13,875,000 13,075,000 13,875,000 13,075,000 13,875,000 13,075,000 13,875,000 13,075,000 13,875,000 Discount Rate 12tahun 1.0000 0.9434 0.8900 0.8396 0.7921 0.7473 0.7050 0.6651 0.6274 0.5919 Present Value Cost 18,075,000 13,089,623 11,636,703 11,649,718 10,356,625 10,368,207 9,217,359 9,227,667 8,203,417 8,212,591 Net Benefit 18,075,000 11,625,000 12,425,000 11,625,000 12,425,000 11,625,000 12,425,000 11,625,000 12,425,000 11,625,000 Present Value Net Benefit 18,075,000 10,966,981 11,058,206 9,760,574 9,841,764 8,686,876 8,759,135 7,731,289 7,795,599 6,880,820 Net Benefit Kumulatif 18,075,000 7,108,019 3,950,187 13,710,761 23,552,525 32,239,401 40,998,536 48,729,825 56,525,423 63,406,243 Net Present Value NPV 63,406,243 Net BC Ratio 1.58 I R R 65.25 Uraian per 6 bulan Lampiran 3 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Telur Konsumsi Skala 500 Ekor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Benefit Penjualan telur - 148,281,000 148,281,000 148,281,000 148,281,000 148,281,000 148,281,000 148,281,000 148,281,000 148,281,000 Penjualan itik afkir - 13,580,000 13,580,000 13,580,000 13,580,000 13,580,000 13,580,000 13,580,000 13,580,000 13,580,000 Total Benefit - 161,861,000 161,861,000 161,861,000 161,861,000 161,861,000 161,861,000 161,861,000 161,861,000 161,861,000 Discount Rate 12tahun 1.0000 0.8929 0.7972 0.7118 0.6355 0.5674 0.5066 0.4523 0.4039 0.3606 Present Value Benefit - 144,518,750 129,034,598 115,209,463 102,865,592 91,844,278 82,003,820 73,217,696 65,372,943 58,368,699 Cost 1. Peralatan 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 2. Bibit Itik Dara 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000 3. Pakan dan Vitamin 97,500,000 97,500,000 97,500,000 97,500,000 97,500,000 97,500,000 97,500,000 97,500,000 97,500,000 97,500,000 4. Kandang 8,000,000 - - - - - - - - - 5. Penyusutan kandang 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 800,000 Total Cost 135,750,000 128,550,000 128,550,000 128,550,000 128,550,000 128,550,000 128,550,000 128,550,000 128,550,000 128,550,000 Discount Rate 12tahun 1.0000 0.8929 0.7972 0.7118 0.6355 0.5674 0.5066 0.4523 0.4039 0.3606 Present Value Cost 135,750,000 114,776,786 102,479,273 91,499,351 81,695,849 72,942,722 65,127,431 58,149,492 51,919,189 46,356,419 Net Benefit 135,750,000 33,311,000 33,311,000 33,311,000 33,311,000 33,311,000 33,311,000 33,311,000 33,311,000 33,311,000 Present Value Net Benefit 135,750,000 29,741,964 26,555,325 23,710,112 21,169,743 18,901,556 16,876,389 15,068,205 13,453,754 12,012,281 Net Benefit Kumulatif 135,750,000 106,008,036 79,452,710 55,742,599 34,572,856 15,671,300 1,205,089 16,273,294 29,727,048 41,739,329 Net Present Value NPV 41,739,329 Net BC Ratio 1.05 I R R 19.66 Uraian Tahun Lampiran 4 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Telur Tetas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Benefit Penjualan telur - 164,250,000 164,250,000 164,250,000 164,250,000 164,250,000 164,250,000 164,250,000 164,250,000 164,250,000 Penjualan itik afkir - 13,168,000 13,168,000 13,168,000 13,168,000 13,168,000 13,168,000 13,168,000 13,168,000 13,168,000 Total Benefit - 177,418,000 177,418,000 177,418,000 177,418,000 177,418,000 177,418,000 177,418,000 177,418,000 177,418,000 Discount Rate 12tahun 1.0000 0.8929 0.7972 0.7118 0.6355 0.5674 0.5066 0.4523 0.4039 0.3606 Present Value Benefit - 158,408,929 141,436,543 126,282,628 112,752,346 100,671,738 89,885,480 80,254,893 71,656,155 63,978,709 Cost 1. Peralatan 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 250,000 2. Bibit itik betina 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 27,000,000 3. Bibit itik jantan 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 3. Pakan dan Vitamin 115,310,000 115,310,000 115,310,000 115,310,000 115,310,000 115,310,000 115,310,000 115,310,000 115,310,000 115,310,000 4. Kandang 7,000,000 - - - - - - - - - 5. Penyusutan kandang - 700,000 700,000 700,000 700,000 700,000 700,000 700,000 700,000 700,000 Total Cost 151,060,000 144,760,000 144,760,000 144,760,000 144,760,000 144,760,000 144,760,000 144,760,000 144,760,000 144,760,000 Discount Rate 12tahun 1.0000 0.8929 0.7972 0.7118 0.6355 0.5674 0.5066 0.4523 0.4039 0.3606 Present Value Cost 151,060,000 129,250,000 115,401,786 103,037,309 91,997,597 82,140,712 73,339,921 65,482,072 58,466,136 52,201,907 Net Benefit 151,060,000 32,658,000 32,658,000 32,658,000 32,658,000 32,658,000 32,658,000 32,658,000 32,658,000 32,658,000 Present Value Net Benefit 151,060,000 29,158,929 26,034,758 23,245,319 20,754,749 18,531,026 16,545,559 14,772,821 13,190,018 11,776,802 Net Benefit Kumulatif 151,060,000 121,901,071 95,866,314 72,620,994 51,866,245 33,335,219 16,789,660 2,016,839 11,173,180 22,949,982 Net Present Value NPV 22,949,982 Net BC Ratio 1.02 I R R 15.88 Uraian Tahun Lampiran 5 Penggunaan Lahan di Kabupaten HSU Lokasi Penelitian ABSTRACT ERVA NOORRAHMAH. Regional Development Strategy Based on Duck Farming Case Study in Hulu Sungai Utara District Kalimantan Selatan Province. Under direction of DWI PUTRO TEJO BASKORO and SETIA HADI Hulu Sungai Utara District is one of the development area of duck farming in South Kalimantan Province. Duck farming play an important role in increasing revenue, job opportunities and regional development. Regional development planning should consider various aspects such as physical and socio-economic aspects. This study aims to identify land suitability for duck feed and its availability, determine the financial feasibility of duck farming, identify the center of duck farming production and priority directions of development policy. Analytical methods used are spatial analysis using ArcGIS 9.3, carrying capacity analysis, financial feasibility analysis, location quotient LQ analysis and strengths-weaknesses-opportunities-threats SWOT analysis. The results showed that the duck farming is suitable in this area, but local feed availability is insufficient. Duck farming is considered feasible and profitable by revenue and financial feasibility analysis. Regional development for duck farming in Hulu Sungai Utara District have been planned by considering environmental capacity and zoning of duck farming basis sector. Policy priorities of regional development based on duck farming is the provision and expansion of areas for livestock feed. Keywords: regional planning, carrying capacity, duck farming, financial feasibility I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat penting dalam menunjang perekonomian masyarakat. Pembangunan peternakan memiliki fungsi dan peran yang sangat strategis selain untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup peternak juga bertujuan untuk pemenuhan dan peningkatan gizi masyarakat khususnya dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani, penyedia lapangan kerja dan pengembangan potensi wilayah. Oleh karena itu, peranan subsektor peternakan harus dapat dimanfaatkan secara optimal. Menurut Daryanto 2009 beberapa peluang bisnis dalam mengembangkan agribisnis peternakan diantaranya: 1 jumlah penduduk Indonesia yang mencapai ±220 juta jiwa dan masih tetap bertumbuh sekitar 1,4 pertahun merupakan konsumen yang sangat besar, 2 kondisi geografis dan sumberdaya alam yang mendukung usaha dan industri peternakan. 3 meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang gizi, dan 4 jika pemulihan ekonomi berjalan baik maka akan meningkatkan pendapatan perkapita yang kemudian akan meningkatkan daya beli masyarakat. Selanjutnya Sudrajat 2001 mengatakan misi dari pembangunan peternakan mencakup penyediaan pangan asal ternak, pemberdayaan SDM, penciptaan peluang ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan pelestarian serta pemanfaatan sumberdaya alam pendukung peternakan. Usaha peternakan itik merupakan salah satu usaha peternakan yang mempunyai nilai ekonomis dan potensi yang cukup tinggi, baik sebagai sumber protein hewani maupun sebagai sumber pendapatan tambahan dalam menunjang kebutuhan keluarga. Itik mempunyai beberapa kelebihan dibanding unggas lainnya, antara lain: itik mampu mempertahankan produksi lebih lama dibandingkan ayam sehingga dapat mengurangi biaya penggantian itik setiap tahunnya, angka kematian itik umumnya kecil karena itik merupakan unggas yang tahan terhadap penyakit Wasito dan Rohaeni, 1994. Ternak itik mempunyai peranan yang cukup penting dalam memenuhi kebutuhan daging dan telur di Indonesia. Populasi ternak Itik di Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan tingkat pertumbuhan 0,23 dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, dimana 10,39 populasi ternak itik terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan. Populasi ternak Itik di Kalimantan Selatan pada tahun 2009 termasuk urutan ke empat dari populasi itik di Indonesia setelah Provinsi Jawab Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur Ditjennak, 2009. Kabupaten Hulu Sungai Utara HSU adalah salah satu kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan yang merupakan daerah sentra peternakan Itik Alabio. Berdasarkan data dari Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan 2009 populasi itik di Kalimantan Selatan tahun 2009 sebanyak 4.158.452 ekor, populasi terbesar ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara sebanyak 1.254.252 ekor atau sekitar 30,16 dari populasi itik seluruhnya. Itik adalah salah satu unggas air yang sangat cocok dikembangkan di Kabupaten HSU dengan kondisi lingkungan berupa hamparan rawa. Berdasarkan pemanfaatan lahan, sebagian besar wilayah di Kabupaten HSU berupa hutan rawa yaitu seluas 29.711 ha 32,52, sawah 25.492 ha 27,91, kebun campuran 5.051 ha 5,53 sedangkan yang dimanfaatkan sebagai pemukiman seluas 4.285 ha 4,69, selebihnya 26.811 ha 29,35 berupa hamparan rumput rawa dan danau BPS HSU, 2009. Ketersediaan air yang melimpah di rawa merupakan habitat yang paling disukai ternak itik. Jenis itik yang berkembang di lahan rawa lebak adalah jenis itik petelur seperti Itik Alabio Anas Platyrynchos Borneo yang merupakan plasma nutfah Kalimantan Selatan. Kondisi rawa lebak memudahkan pemeliharaan ternak ini dibandingkan pada lahan irigasi atau lahan kering karena ditunjang oleh ketersediaan air dan pakan yang banyak tersedia secara alami di lahan rawa lebak seperti sagu Metroxylon spp dan berbagai sumber pakan berupa gulma air seperti kangkung, enceng gondok, rumput rawa; dan hewan air misalnya siput, gondangkeong mas, ikan- ikan kecil Noor, 2007. Beternak itik merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat di Kabupaten HSU. Jumlah peternak itik terbanyak dibandingkan dengan peternak komoditas ternak lain yaitu sebanyak 4.902 orang, peternak ayam sebanyak 465 orang, peternak sapi 150 orang, peternak kerbau 542 orang, peternak kambing 88 orang dan peternak domba 7 orang Disnak Kab. HSU, 2009. Kontribusi subsektor peternakan dalam perekenomian Kabupaten HSU cukup besar. Sektor pertanian menyumbang 46,26 dari total PDRB Kabupaten HSU dengan peranan subsektor peternakan menempati urutan ketiga setelah tanaman pangan dan perikanan, dengan sumbangan sebesar 19,15.

Dokumen yang terkait

Prevealence of Salmonella sp. on Hatched Failure of Eggs and One Week's Duckling at The Hatchery Center for Alabio Duck in The District of Hulu Sungai Utara South Kalimantan Selatan

0 5 6

Regional sustainable development in the Kepulauan Bangka Belitung Province (case studies regional economic transformation tin based mining)

3 71 349

Natural resource conflicts on iron sand mining area: an implication study of regional autonomy (A Case Study in Kulon Progo District Yogyakarta Province)

0 14 255

Regional Development Planning based on Rubber Plantation : Case Studies in two Sub-districts in Cianjur District.

3 15 236

Regional sustainable development in the Kepulauan Bangka Belitung Province (case studies regional economic transformation tin-based mining)

0 3 683

Development strategy for community based park in Pontianak Kota District, West Kalimantan

0 12 107

Regional development strategy based on duck farming (Case Study in Hulu Sungai Utara District Kalimantan Selatan Province)

3 13 124

Study On Mangrove Potentials Of Silvofishery Development In Tulang Bawang District, Lampung Province

1 10 78

MAINTENANCE STRATEGY BASED ON RELIABILITY(CASE STUDY IN COOPERATIVA CAFÉ TIMOR, EAST TIMOR MAINTENANCE STRATEGY BASED ON RELIABILITY (CASE STUDY IN COOPERATIVA CAFÉ TIMOR, EAST TIMOR).

0 4 12

Kontaminasi Enterobacteriaceae pada telur itik Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan Contamination of Enterobacteriacea on Alabio duck eggs in Hulu Sungai Utara District, South Kalimantan

0 0 7