5.12 Strategi Pengembangan
Analisis SWOT digunakan untuk menyusun strategi pengembangan wilayah berbasis peternakan itik. Untuk menyusun strategi tersebut perlu
dilakukan analisa yang mendalam.
Faktor Strategi Internal
Faktor internal merupakan faktor yang ada di Kabupaten HSU yang terdiri atas kekuatan dan kelemahan.
a. Faktor Kekuatan
Faktor kekuatan adalah faktor strategis yang dapat mendukung pengembangan di Kabupaten HSU.
1. Sumberdaya Alam Sumberdaya alam Kabupaten HSU sebagian besar wilayahnya berupa hutan
rawa yaitu seluas 29.711 ha 32,52, sawah 25.492 Ha 27,91, kebun campuran 5.051 ha 5,53 sedangkan yang dimanfaatkan sebagai
pemukiman seluas 4.285 ha 4,69, selebihnya 26.811 ha 29,35 berupa hamparan rumput rawa dan danau BPS HSU, 2009. Ketersediaan
air yang melimpah di rawa merupakan habitat yang paling disukai ternak itik. Kondisi rawa lebak memudahkan pemeliharaan ternak ini dibandingkan pada
lahan irigasi atau lahan kering karena ditunjang oleh ketersediaan air dan pakan yang banyak tersedia secara alami di lahan rawa lebak seperti sagu
Metroxylon spp dan berbagai sumber pakan berupa gulma air seperti kangkung, enceng gondok, rumput rawa; dan hewan air misalnya siput,
gondangkeong mas, ikan-ikan kecil Noor, 2007. Selain itu posisi Kabupaten HSU yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan
Tengah memberikan kemudahan dalam pemasaran ke luar provinsi. 2. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya Manusia Peternak merupakan salah satu faktor kekuatan dalam pengembangan peternakan. Beternak itik salah satu mata
pencaharian yang banyak digeluti masyarakat di Kabupaten HSU. Jumlah peternak itik sekitar 4.902 orang. Paling banyak dibandingkan peternak
komoditas ternak lain.
3. Plasma Nutfah asli daerah Itik Alabio merupakan salah satu plasma nutfah unggas lokal yang
mempunyai keunggulan sebagai penghasil telur. Itik ini telah lama dipelihara dan berkembang di Kalimantan Selatan terutama Kabupaten HSU. Itik Alabio
termasuk itik lokal unggul dwi fungsi, karena selain mampu memproduksi telur yang tinggi, rata-rata 215 butirtahun juga potensial sebagai penghasil
daging dibandingkan itik lokal lain di Indonesia Suryana, 2007. Populasi ternak itik di Kabupaten HSU paling banyak dibandingkan di kabupaten lain
di Provinsi Kalimantan Selatan. Dari populasi ternak di Kalimantan Selatan tahun 2009 sebanyak 4.158.452 ekor, populasi ternak itik di Kabupaten HSU
mencapai 30,16 dari populasi itik di Provinsi Kalimantan Selatan. 4. Dukungan Pemerintah
Pemerintah kabupaten sampai dengan pemerintah pusat sangat mendukung pengembangan peternakan itik di Kabupaten HSU tersebut. Setiap tahunnya
selalu ada kegiatan dan bantuan lembaga sosial dalam upaya peningkatan usaha peternakan itik. Pemerintah melalui Dinas Peternakan Kabupaten
Hulu Sungai Utara melakukan penyebaran ternak itik setiap tahunnya. Penyebaran ternak diarahkan pada peningkatan usaha, populasi dan
pendapatan petani peternak dalam upaya otonomi daerah yang berpedoman kepada peningkatan kesejahteraan dan pendapatan. Sejak tahun 2006
pemerintah pusat melalui dana tugas pembantuan memberikan bantuan lembaga sosial APBN untuk usaha peternakan itik, pada tahun 2006 sebesar
Rp. 125.000.000,-, tahun 2007 sebesar Rp. 314.000.000,- dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 115.000.000,-. Melalui dana APBD juga telah diberikan
bantuan penyebaran ternak itik, pengadaan mesin pemarut paya, mesin pemecah keong, obat-obatan, handsprayer, desinfektan, spuit otomatis.
Adanya lembaga pembina seperti Dinas Peternakan, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Perkebunan dan Pertambangan, Dinas Perikanan, dan
dinasinstansi lain yang terkait. Diharapkan menjadi fasilitator utama dalam pembinaan baik dari semua aspek, dari pakan sampai pasca panen baik dari
pemeliharaan, pemasaran sampai manajemen usaha. 5. Dukungan sosial budaya masyarakat
Faktor dukungan sosial masyarakat sangat berperan dalam pengembangan peternakan itik. Hal ini disebabkan sebagian besar masyarakatnya
mempunyai usaha peternakan itik baik skala besar maupun kecil.
6. Terdapat Pusat Penetasan Usaha peternakan itik di Kabupaten HSU sudah berspesialisasi, untuk
menghasilkan bibit itik terdapat pusat penetasan dan pembibitan yaitu di Desa Mamar Kecamatan Amuntai Selatan. Teknologi untuk penetasan di
desa ini telah berkembang, dimana mereka sudah menggunakan mesin tetas untuk penetasan tidak secara tradisional. Jumlah bibit yang tersedia di
pusat penetasan ini cukup besar mencapai 60.000 ekorminggu. Dengan demikian ketersediaan bibit itik alabio relatif mudah.
7. Terdapat Pusat Pemasaran Di Kabupaten HSU terdapat pusat pemasaran itik telur, bibit pakan dan
peralatan pemeliharaan itik yang terletak di Alabio Kecamatan Sungai Pandan. Peternak dari Kabupaten HSU maupun dari luar kabupaten bahkan
luar provinsi biasanya mencari bibit itik yang bagus di pasar ini. Ternak itik diperjualbelikan secara langsung, namun untuk pembelian skala besar,
pembeli umumnya hanya melihat contoh ternak di pasar dan selanjutnya transaksi jual beli dilakukan dengan dikirim oleh penjual atau langsung
diambil oleh pembeli. Dengan semakin mudahnya akses komunikasi sebagian peternak dari luar umumnya cukup hanya memesan lewat telepon
ke peternak yang sudah dipercaya. Wilayah pemasaran telur sekitar 30 di Provinsi Kalimantan Selatan, 55 dari Provinsi Kalimantan Tengah dan
15 dari Provinsi Kalimantan Timur, sedangkan wilayah pemasaran untuk anak itik betina sekitar 60 di dalam kabupaten dan sisanya luar Kabupaten
HSU Disnak Kab. HSU, 2009. 8. Informasi Pasar
Adanya siaran televisi lokal Amuntai TV dan radio yang memberikan informasi harga-harga sarana produksi, hasil produksi, sehingga para pelaku
usaha dengan cepat mengetahui perkembangan harga di pasar sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melakukan transaksi dan analisa usaha
peternakan. Selain itu, Dinas Peternakan Kabupaten HSU juga mempunya website yang selalu memberikan informasi perkembangan harga, sehingga
pelaku usaha dari luar kabupaten dan provinsi dapat dengan cepat mengaksesnya. Hal ini memudahkan calon pembeli dari luar daerah untuk
mengetahuinya
9. Tingkat Keuntungan Usaha Dilihat dari analisis pendapatan peternak per spesialisasi usaha penetasan,
pembesaran, penghasil telur konsumsi dan penghasil telur tetas, semuanya menguntungkan peternak.
b. Faktor Kelemahan