Penduduk Ekonomi Wilayah Regional development strategy based on duck farming (Case Study in Hulu Sungai Utara District Kalimantan Selatan Province)

4.2.4 Penggunaan Lahan

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten HSU Tahun 2009 luas penggunaan lahan di wilayah Kabupaten HSU untuk kampungpemukiman seluas 4.285 ha, sawah seluas 25.492 ha, kebun campuran seluas 5.051 ha, hutan rawa seluas 29.711 ha, rumput rawa seluas 23.095 ha. Secara jelasnya pemanfaatan lahan pada masing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten HSU dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini. Tabel 7 Luas Penggunaan Lahan pada Setiap Kecamatan Kecamatan Luas Penggunaan Lahan Ha Pemukiman Sawah Kebun campuran Hutan rawa Rumput rawa Danau Lainnya Danau Panggang Paminggir B a b i r i k Sungai Pandan Sungai tabukan Amuntai Selatan Amuntai Tengah B a n j a n g Amuntai Utara Haur Gading 399 200 656 745 300 423 441 218 605 298 3.761 - 4.802 2728 907 2.903 4116 3.561 1.835 879 648 - 73 864 438 797 316 288 1.120 507 1.926 11.902 86 - - 12.049 450 2.477 - 821 5.646 8.949 958 1.702 - 858 2.519 2.211 - 252 525 375 800 79 75 100 175 165 116 82 445 324 25 32 30 270 33 30 24 11 J u m l a h 4.285 25.492 5.051 29.711 23.095 2.492 1.224 Sumber data : BPS Kab. HSU, 2009

4.3 Penduduk

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten HSU tahun 2009, jumlah penduduk di Kabupaten HSU berjumlah 216.181 jiwa yang tersebar pada 10 kecamatan, 219 desakelurahan dan terdiri dari 53.679 rumah tangga. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2009 terbanyak adalah penduduk perempuan yaitu 108.631 jiwa, sisanya laki-laki sebanyak 107.324 jiwa. Jika dilihat dari persebaran penduduk per kecamatan pada Tabel 8, maka Kecamatan Amuntai Tengah merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar dibandingkan kecamatan lainnya, yaitu sebanyak 46.631 jiwa. Daya tarik sebagai ibukota kabupaten merupakan salah satu faktor penyebab banyaknya penduduk yang bermukim di daerah ini. Kecamatan Sungai Pandan merupakan kecamatan berpenduduk padat kedua dengan jumlah penduduk sebesar 26.822 jiwa dan diikuti Kecamatan Amuntai Selatan sebanyak 26.545 jiwa. Kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit yaitu Kecamatan Paminggir berjumlah 7.165 jiwa. Dari total luas wilayah di Kabupaten HSU, maka terdapat kepadatan penduduk rata-rata per km 2 adalah sebesar 236 jiwa. Komposisi umur penduduk didominasi oleh penduduk usia dewasa yaitu sekitar 60 yang berumur 15-55 tahun. Dengan demikian menunjukkan besarnya angkatan kerja yang memerlukan lapangan pekerjaan. Tabel 8 Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Kabupaten HSU Kecamatan Rumah Tangga Jenis Kelamin Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Danau Panggang B a b i r i k Sungai Pandan Amuntai Selatan Amuntai Tengah B a n j a n g Amuntai Utara Haur gading Sungai Tabukan Paminggir 4.837 4912 6864 7504 11.387 3678 5224 3585 3936 1752 10551 9552 13.125 13.088 23.292 8.440 10.138 7.595 7945 3597 10340 9413 13697 13457 23339 8179 11124 7980 7760 3569 20.891 18.965 26.822 26.545 46.631 16.619 21.262 15.575 15.705 7.165 J u m l a h 53.679 107.324 108.857 216.181 Sumber data : BPS Kab. HSU, 2009

4.4 Ekonomi Wilayah

Perekonomian regional Kabupaten HSU dilihat dari besaran nominal Produk Domestik Regional Bruto PDRB selama periode 2006-2008 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, PDRB atas dasar harga berlaku mencapai 951,22 milyar rupiah, meningkat pada tahun 2007 menjadi 1,026 trilyun rupiah dan pada akhirnya tahun 2008 meningkat menjadi 1,116 trilyun rupiah. Apabila dihitung dengan menggunakan harga konstan maka nilai nominal PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 maka pada tahun 2006, mencapai 700,96 milyar rupiah, meningkat pada tahun 2007 menjadi 735,48 milyar rupiah dan pada akhirnya tahun tahun 2008 meningkat menjadi 768,87 milyar rupiah. Gambar 5 Grafik Nilai PDRB Kabupaten HSU Tahun 2006-2008. Pada gambar di atas dapat dilihat nilai nominal PDRB selalu mengalami kenaikan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Ini menunjukkan bahwa kinerja ekonomi di Kabupaten HSU terus menunjukkan situasi yang membaik. Tabel 9 Pertumbuhan PDRB Kabupaten HSU Tahun 2006-2008 Tahun Harga Berlaku Harga Konstan ribuan rupiah Pertumbuhan ribuan rupiah Pertumbuhan 2006 951.218.420 8,06 700.956.621 4,06 2007 1.026.829.221 7,95 735.480.562 4,93 2008 1.116.771.462 8,76 768.866.102 4,54 Sumber data : BPS Kab. HSU, 2009 Pertumbuhan perekonomian Kabupaten HSU selama kurun waktu tahun 2006-2008 mengalami peningkatan besarannya pada kisaran lebih dari 4 . Kinerja perekonomian ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan. Peranan Kabupaten HSU terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Selatan relatif kecil yaitu sebesar 2,6 pada tahun 2008. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya potensi perekonomian sejak sebagian wilayah kabupaten ini dipecah menjadi Kabupaten Balangan. Sebagian besar wilayah yang memiliki potensi pertambangan dan pertanian di Kabupaten HSU menjadi bagian wilayah Kabupaten Balangan. Tabel 10 PDRB Kabupaten HSU Tahun 2008 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Ribuan Rupiah SEKTOR 2008 I PERTANIAN 257.180.204 33,45 a. Tanaman Bahan Makanan 121.904.043 47,40 b. Tanaman Perkebunan 12.266.579 4,77 c. Peternakan dan Hasilnya 52.290.401 20,33 d. Kehutanan 1.795.089 0,70 e. Perikanan 68.924.092 26,80 II PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 115.102 0,02 III INDUSTRI PENGOLAHAN 80.055.090 10,41 IV LISTRIK DAN AIR MINUM 4.175.393 0,54 V BANGUNAN 48.081.208 6,25 VI PERDAGANGAN, RESTORAN DAN PERHOTELAN 151.288.577 19,68 VII PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 55.202.391 7,18 VIII BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA 31.733.174 4,13 IX JASA-JASA 140.994.963 18,34 JUMLAH 768.866.102 100,00 Sumber data : BPS Kab. HSU, 2009 Pada tahun 2008 sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar pada PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ADHB Kabupaten HSU dengan nilai tambah mencapai 338 milyar rupiah. Demikan juga pada PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK mencapai 257 milyar rupiah 33,45 dari total PDRB. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor dominan sebagai penggerak roda perekonomian di Kabupaten HSU. Setelah itu sektor perdagangan, restoran dan perhotelan dengan kontribusi sebesar 19,68, sektor jasa-jasa 18,34 dan sektor industri pengolahan 10,41. Peranan sektor pertanian di Kabupaten HSU sangat tergantung pada alam, karena sebagian besar lahan pertaniannya adalah lahan rawa. Kontribusi sektor pertanian ini terutama berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutan. Peranan masing-masing subsektor dapat digambarkan pada grafik di bawah ini. Gambar 6. Grafik Peranan masing-masing subsektor pada sektor pertanian PDRB Tahun 2008 Atas Dasar Harga Konstan 2000. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa subsektor peternakan mempunyai peranan cukup penting setelah subsektor tanaman bahan makanan dan perikanan dengan kontribusi 20,33. Sektor perdagangan yang utama adalah kerajinan dan industri kecil yaitu kerajinan anyaman purun, meubel rotan, dan kerajinan lampit rotan. Berdagang merupakan salah satu karakteristik masyarakat HSU yang diwariskan secara turun temurun.

4.5 Peternakan

Dokumen yang terkait

Prevealence of Salmonella sp. on Hatched Failure of Eggs and One Week's Duckling at The Hatchery Center for Alabio Duck in The District of Hulu Sungai Utara South Kalimantan Selatan

0 5 6

Regional sustainable development in the Kepulauan Bangka Belitung Province (case studies regional economic transformation tin based mining)

3 71 349

Natural resource conflicts on iron sand mining area: an implication study of regional autonomy (A Case Study in Kulon Progo District Yogyakarta Province)

0 14 255

Regional Development Planning based on Rubber Plantation : Case Studies in two Sub-districts in Cianjur District.

3 15 236

Regional sustainable development in the Kepulauan Bangka Belitung Province (case studies regional economic transformation tin-based mining)

0 3 683

Development strategy for community based park in Pontianak Kota District, West Kalimantan

0 12 107

Regional development strategy based on duck farming (Case Study in Hulu Sungai Utara District Kalimantan Selatan Province)

3 13 124

Study On Mangrove Potentials Of Silvofishery Development In Tulang Bawang District, Lampung Province

1 10 78

MAINTENANCE STRATEGY BASED ON RELIABILITY(CASE STUDY IN COOPERATIVA CAFÉ TIMOR, EAST TIMOR MAINTENANCE STRATEGY BASED ON RELIABILITY (CASE STUDY IN COOPERATIVA CAFÉ TIMOR, EAST TIMOR).

0 4 12

Kontaminasi Enterobacteriaceae pada telur itik Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan Contamination of Enterobacteriacea on Alabio duck eggs in Hulu Sungai Utara District, South Kalimantan

0 0 7