5.11 Arahan Pengembangan
Arahan pengembangan peternakan itik di Kabupaten HSU ditentukan berdasarkan tiga skenario yaitu skenario pertama berdasarkan indeks daya
dukung IDD pakan dedak dengan wilayah basis, skenario kedua berdasarkan IDD pakan sagu dengan wilayah basis dan skenario ketiga berdasarkan IDD
pakan dedak dan sagu dengan wilayah basis. a. Skenario pertama
Penentuan wilayah potensi pengembangan usaha peternakan itik
berdasarkan IDD pakan dedak dengan wilayah basis. Berdasarkan hasil analisis diperoleh tiga potensi pengembangan peternakan itik yaitu 1 IDD aman dan non
basis; 2 IDD sangat kritis dan basis; 3 IDD sangat kritis dan non basis. Hasil analisis tidak ada kecamatan yang memiliki IDD aman dan basis.
Tabel 30 Potensi Pengembangan Ternak Itik Berdasarkan Potensi Pengembangan Dedak dan Wilayah Basis
No Kecamatan
IDD Dedak
Nilai LQ Itik
Keterangan 1
Danau Panggang 0,31
1,04 IDD sangat kritis dan basis 2
Paminggir 22,84
0,80 IDD aman dan non basis 3
Babirik 0,24
0,97 IDD sangat kritis dan non basis 4
Sungai Pandan 0,25
2,01 IDD sangat kritis dan basis 5
Sungai Tabukan 0,15
2,02 IDD sangat kritis dan basis 6
Amuntai Selatan 0,08
1,01 IDD sangat kritis dan basis 7
Amuntai Tengah 0,16
0,85 IDD sangat kritis dan non basis 8
Banjang 0,66
0,84 IDD sangat kritis dan non basis 9
Amuntai Utara 0,39
0,54 IDD sangat kritis dan non basis 10 Haur Gading
0,29 0,44 IDD sangat kritis dan non basis
Secara spasial kecamatan yang memiliki daya dukung aman dan non basis yaitu Kecamatan Paminggir. Pada kecamatan ini pengembangannya
diarahkan sebagai wilayah penyangga bagi penyediaan pakan. Kecamatan yang memiliki IDD sangat kritis dan basis yaitu pada Kecamatan Danau Panggang,
Amuntai Selatan, Sungai Tabukan dan Sungai Pandan. Pada kecamatan tersebut preferensi masyarakatnya dalam beternak itik tinggi, namun daya
dukungnya sudah tidak mencukupi kebutuhan pakan ternak itik, sehingga
diarahkan sebagai daerah budidaya dengan penyediaan pakan ternak dari kecamatan lain. Kecamatan yang status daya dukungnya sangat kritis dan non
basis yaitu Kecamatan Babirik, Amuntai Tengah, Amuntai Utara dan Haur Gading dan Banjang. Pada kelima kecamatan ini daya dukungnya sudah tidak
mencukupi kebutuhan pakan ternak itik meskipun masyarakatnya banyak yang bermata pencaharian sebagai beternak itik, namun banyak juga yang beternak
ayam dan sapi sehingga menjadi wilayah non basis. Kelima kecamatan tersebut diarahkan pada kegiatan perdagangan dan pengolahan hasil ternak itik terutama
di Kecamatan Amuntai Tengah yang merupakan daerah perkotaan. b. Skenario Kedua
Skenario kedua berdasarkan perhitungan IDD pakan sagu dengan wilayah basis. Hasil analisis menunjukkan kecamatan dengan IDD aman dengan
wilayah basis yaitu Kecamatan Danau Panggang, Sungai Tabukan, dan Amuntai Selatan. Pada kecamatan tersebut daya dukungnya masih mampu menampung
tambahan populasi ternak itik. Pada Kecamatan Sungai Pandan yang memiliki IDD sangat kritis dan basis, merupakan kecamatan yang masyarakatnya memiliki
preferensi beternak itik tinggi namun di kecamatan tersebut tidak potensial pengembangan sagu sehingga nilai IDD sagunya 0, maka diarahkan sebagai
daerah budidaya. Tabel 31 Potensi Pengembangan Ternak Itik Berdasarkan Potensi Pengembangan
Sagu dengan Wilayah Basis
No Kecamatan
IDD Sagu Nilai LQ
Itik Keterangan
1 Danau Panggang
42,37 1,04
IDD aman dan basis 2
Paminggir 1959,32
0,80 IDD aman dan non basis
3 Babirik
2,47 0,97
IDD aman dan non basis 4
Sungai Pandan 0,00
2,01 IDD sangat kritis dan basis
5 Sungai Tabukan
4,88 2,02
IDD aman dan basis 6
Amuntai Selatan 13,92
1,01 IDD aman dan basis
7 Amuntai Tengah
11,75 0,85
IDD aman dan non basis 8
Banjang 84,89
0,84 IDD aman dan non basis
9 Amuntai Utara
0,00 0,54
IDD sangat kritis dan non basis 10 Haur Gading
1,47 0,44
IDD kritis dan non basis dan
Untuk kecamatan yang memiliki IDD aman dan non basis yaitu pada Kecamatan Paminggir, Babirik, Amuntai Tengah, Banjang, dan Haur Gading
diarahkan untuk penyediaan pakan, perdagangan dan pengolahan hasil. Sementara Kecamatan Amuntai Utara yang IDDnya sangat kritis dan non basis,
serta Kecamatan Haur Gading yang IDDnya kritis dan non basis diarahkan sebagai wilayah perdagangan dan pengolahan hasil.
c. Skenario Ketiga Skenario ketiga berdasarkan IDD pakan dedak, sagu dan wilayah basis.
Perhitungan IDD dedak dan sagu dari potensi pengembangan padi dan sagu. Kecamatan yang menjadi wilayah basis diarahkan untuk wilayah budidaya yaitu
Kecamatan Danau Panggang, Sungai Pandan, Sungai Tabukan dan Amuntai Selatan. Kecamatan Paminggir dengan IDD dedak dan sagu aman diarahkan
sebagai wilayah penyediaan pakan. Sementara kecamatan lainnya diarahakan untuk wilayah perdagangan dan pengolahan hasil.
Tabel 32 Potensi Pengembangan Ternak Itik Berdasarkan Potensi Pengembangan Padi dan Sagu dengan Wilayah Basis
No Kecamatan
IDD Dedak
IDD Sagu
Nilai LQ Itik
Keterangan 1 Danau Panggang
0,31 12,85
1,04 IDD dedak sangat kritis, IDD sagu aman
dan basis 2 Paminggir
22,84 144,06
0,80 IDD dedak dan sagu aman, non basis
3 Babirik
0,24 -
0,97 IDD dedak dan sagu sangat kritis, non
basis 4 Sungai Pandan
0,25 -
2,01 IDD dedak dan sagu sangat kritis, basis
5 Sungai Tabukan
0,15 -
2,02 IDD dedak dan sagu sangat kritis, basis
6 Amuntai Selatan
0,08 11,43
1,01 IDD dedak sangat kritis dan IDD sagu
aman, basis 7 Amuntai Tengah
0,16 -
0,85 IDD dedak dan sagu sangat kritis, non
basis 8 Banjang
0,66 -
0,84 IDD dedak dan sagu sangat kritis, non
basis 9 Amuntai Utara
0,39 -
0,54 IDD dedak dan sagu sangat kritis, non
basis 10 Haur Gading
0,29 1,76
0,44 IDD dedak sangat kritis dan IDD sagu
rawan, non basis
76 Gambar 20 Peta Arahan Pengembangan Peternakan Itik Berdasarkan Potensi Pengembangan Padi
dan Wilayah Basis.
Lokasi Penelitian
77 Gambar 21 Peta Arahan Pengembangan Peternakan Itik Berdasarkan Potensi Pengembangan
Sagu dan Wilayah Basis
Lokasi Penelitian
78 Gambar 22 Peta Arahan Pengembangan Peternakan Itik Berdasarkan Potensi Pengembangan Padi
dan Sagu dengan Wilayah Basis.
Lokasi Penelitian
5.12 Strategi Pengembangan