Tabel 26 Pendapatan Usaha Penetasan Itik skala 1000 butir telur
No Uraian
Penerimaan Rp
Biaya Rp Pendapatan
Rp Variabel
Tetap 1
1 periode penetasan 3.000.000
2.070.000 4.000.000
-3.070.000 2
1 tahun 12 kali penetasan
36.000.000 24.540.000
4.000.000 7.460.000
Satu periode penetasan dalam waktu satu bulan, maka dalam satu tahun dapat dilakukan sampai 12 kali penetasan, karena selama telur dipindah ke balai
penetasan, dapat dimasukkan kembali telur yang baru ke mesin tetas. Pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun atau 12 kali penetasan yaitu
sebesar Rp. 7.460.000,-
b. Usaha Pembesaran Ternak Itik
Satu kali periode usaha pembesaran itik dilakukan selama 6 bulan, karena itik dipelihara mulai umur 1 minggu sampai umur 6 bulan. Penerimaan
usaha pembesaran diperoleh dari penjualan itik betina produktif umur 6 bulan dengan harga Rp. 60.000,- per ekor. Pada pemeliharaan ternak pembesaran
sebanyak 500 ekor, dengan mortalitas sekitar 3 maka penerimaan yang diperoleh yaitu Rp. 25.500.000,- dan total biaya sebesar Rp. 18.075.000,-
sehingga total pendapatan untuk satu kali periode pembesaran sebesar Rp. 7.425.000,- dalam satu tahun dapat dilakukan dua kali periode pembesaran.
Rata-rata pendapatan dalam satu tahun sebesar Rp. 19.050.000,- Tabel 27 Pendapatan Usaha Pembesaran Itik skala 500 ekor
No Uraian
Penerimaan Rp
Biaya Rp Pendapatan
Rp Variabel
Tetap 1
1 periode pembesaran 25.500.000
13.075.000 5.000.000
7.425.000 2
1 tahun 2 kali pembesaran
51.000.000 26.950.000
5.000.000 19.050.000
c. Usaha Penghasil Telur Konsumsi
Usaha penghasil telur konsumsi dimulai dari umur bibit enam bulan selama satu periode usaha 12 bulan atau sampai umur itik mencapai 18 bulan.
Penerimaan untuk usaha penghasil telur konsumsi dari penjualan telur dan itik afkir. Pada pemeliharaan skala 500 ekor ternak itik, biaya untuk pembelian
bibitnya mencapai Rp. 30.000.000,-. Biaya paling besar yaitu pada pembelian pakan, vitamin dan obat-obatan sebesar Rp. 97.500.000,-. Penerimaan yang
diperoleh dari penjualan telur dan itik afkir sebesar Rp. 161.861.000,- sehingga pendapatan yang diperoleh selama 1 tahun yaitu Rp. 25.311.000,-. dapat dilihat
pada Tabel 28.
d. Usaha Penghasil Telur Tetas
Usaha penghasil telur tetas membutuhkan bibit ternak jantan, sehingga ada biaya pembelian untuk bibit ternak jantan. Perbandingan jantan dan betina
sekitar 1 : 9. Harga bibit jantan lebih murah dibandingkan harga bibit betina. Bibit jantan sebesar Rp. 30.000,- sedangkan bibit betina mencapai Rp. 60.000,-. Pada
skala pemeliharaan 500 ekor, penerimaan diperoleh dari penjualan telur dan itik afkir yaitu Rp. 177.418.000,-. Harga penjualan telur tetas lebih mahal
dibandingkan harga telur konsumsi yaitu Rp. 1.500,- per butir. Biaya yang diperlukan sekitar Rp. 151.060.000,- sehingga pendapatan yang diperoleh yaitu
Rp. 26.358.000,- Tabel 28 Pendapatan Usaha Penghasil Telur Konsumsi dan Telur Tetas Skala
500 ekor per tahun
No Spesialisasi
Usaha Penerimaan
Rp Biaya Rp
Pendapatan Rp
Tetap Variabel
1 Penghasil telur
konsumsi 161.861.000
128.550.000 8.000.000
25.311.000 2
Penghasil telur tetas
177.418.000 151.060.000
7.000.000 26.358.000
5.9 Kelayakan Finansial a. Usaha Ternak Penetasan Itik