Faktor Kelemahan Regional development strategy based on duck farming (Case Study in Hulu Sungai Utara District Kalimantan Selatan Province)

9. Tingkat Keuntungan Usaha Dilihat dari analisis pendapatan peternak per spesialisasi usaha penetasan, pembesaran, penghasil telur konsumsi dan penghasil telur tetas, semuanya menguntungkan peternak.

b. Faktor Kelemahan

Faktor kelemahan adalah faktor yang dianggap sebagai kendala dalam pengembangan usaha peternakan itik di Kabupaten HSU. 1. Sarana dan Prasarana Beberapa daerah di sentra pengembangan ternak itik cukup sulit dijangkau karena belum ada akses jalan yang memadai, bahkan hanya dapat dilalui dengan titian panjang dari kayu dengan kondisi sudah cukup memprihatinkan, sehingga sangat menyulitkan untuk membawa ternak itik dan hasil produksinya. Bahkan ada daerah yang hanya dapat dijangkau dengan menggunakan perahu kecil klotok. Belum berfungsinya tempat pemotongan unggas karena keterbatasan sarana prasarana RPU Rumah Potong Unggas, sehingga masyarakat lebih menyukai memotong unggas di rumah masing-masing, padahal di rumah potong unggas sudah disediakan alat pencabut bulu. Hal ini menyebabkan sedikitnya pengawasan yang dapat dilakukan pada penjual daging itik. Belum adanya puskeswan di kecamatan-kecamatan, sehingga masyarakat kesulitan untuk melaporkan ternak itik yang sakit, karena memerlukan waktu yang cukup jauh untuk ke kabupaten, sehingga lambat dalam penanganan penyakit. 2. Kemampuan Modal Usaha Modal yang dimiliki peternak umumnya berasal dari modal sendiri, sehingga mereka memiliki keterbatasan untuk meningkatkan skala usaha apalagi modal yang dibutuhkan untuk usaha peternakan itik cukup besar terutama untuk biaya pembelian bibit dan pakan. Biaya pakan bisa mencapai 60-70 dari biaya produksi. Sementara bantuan modal yang disediakan oleh pemerintah masih terbatas. 3. Keterbatasan Tenaga Pembina Dinas Peternakan Kabupaten HSU masih memiliki sumbardaya manusia yang terbatas dalam membina peternakan terutama pembinaan usaha peternakan itik. Tercatat saat ini hanya ada 3 orang dokter hewan, 10 orang sarjana peternakan dan 13 orang penyuluh peternakan. 4. Kurangnya Koordinasi antar Lembaga Terkait. Masih kurangnya koordinasi antar lembaga dalam pembinaan maupun pemberian bantuan sosial ke peternak itik menyebabkan tidak terdapat kegiatan yang sinergis, sehingga kadang terjadi tumpang tindih bantuan. Faktor Strategi Ekternal Faktor eksternal terdiri dari peluang yang dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari untuk keberhasilan pengembangan usaha peternakan

a. Peluang

Dokumen yang terkait

Prevealence of Salmonella sp. on Hatched Failure of Eggs and One Week's Duckling at The Hatchery Center for Alabio Duck in The District of Hulu Sungai Utara South Kalimantan Selatan

0 5 6

Regional sustainable development in the Kepulauan Bangka Belitung Province (case studies regional economic transformation tin based mining)

3 71 349

Natural resource conflicts on iron sand mining area: an implication study of regional autonomy (A Case Study in Kulon Progo District Yogyakarta Province)

0 14 255

Regional Development Planning based on Rubber Plantation : Case Studies in two Sub-districts in Cianjur District.

3 15 236

Regional sustainable development in the Kepulauan Bangka Belitung Province (case studies regional economic transformation tin-based mining)

0 3 683

Development strategy for community based park in Pontianak Kota District, West Kalimantan

0 12 107

Regional development strategy based on duck farming (Case Study in Hulu Sungai Utara District Kalimantan Selatan Province)

3 13 124

Study On Mangrove Potentials Of Silvofishery Development In Tulang Bawang District, Lampung Province

1 10 78

MAINTENANCE STRATEGY BASED ON RELIABILITY(CASE STUDY IN COOPERATIVA CAFÉ TIMOR, EAST TIMOR MAINTENANCE STRATEGY BASED ON RELIABILITY (CASE STUDY IN COOPERATIVA CAFÉ TIMOR, EAST TIMOR).

0 4 12

Kontaminasi Enterobacteriaceae pada telur itik Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan Contamination of Enterobacteriacea on Alabio duck eggs in Hulu Sungai Utara District, South Kalimantan

0 0 7