Pengembangan peternakan di Kabupaten HSU diarahkan pada pendekatan komoditas unggulan ternak itik yang menjadi plasma nutfah daerah
dengan mempertimbangkan kesesuaian agroklimat, ketersediaan bahan baku, dukungan sosial budaya masyarakat dan pendapatan peternak. Dengan
demikian aspek fisik wilayah dan sosial ekonomi menjadi perhatian penting dalam pengembangan peternakan.
Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan dapat dirumuskan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kesesuaian lingkungan ekologis dan kesesuaian lahan untuk pakan ternak itik?
2. Bagaimana ketersediaan dan daya dukung pakan lokal ternak itik? 3. Bagaimana kelayakan finansial usaha peternakan itik?
4. Bagaimana arahan dan strategi pengembangan wilayah berbasis peternakan itik di Kabupaten Hulu Sungai Utara?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui kesesuaian lingkungan ekologis ternak itik dan kesesuaian
lahan untuk pakan ternak Itik di Kab. HSU. 2. Menganalisis ketersediaan dan daya dukung pakan lokal ternak itik
3. Menganalisis kelayakan finansial usaha peternakan itik di Kabupaten HSU.
4. Mengetahui sentra peternakan itik berdasarkan keunggulan komparatif 5. Menentukan arahan pengembangan ternak itik berdasarkan potensi
sumberdaya lahan. 6. Menyusun strategi pengembangan wilayah berbasis peternakan itik
di Kabupaten HSU
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah : 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten HSU
dalam pengembangan peternakan itik untuk pengembangan wilayah 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dan swasta yang bergerak
dalam usaha pengembangan peternakan itik di Kabupaten HSU.
1.5 Kerangka Pemikiran
Secara skematik kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Lahan-Lahan yang Berpotensi untuk
Pengembangan Ternak Itik Usaha Peternakan Itik
Evaluasi Kesesuaian Lahan
Kelayakan Usaha
- Ketersediaan Pakan - Daya Dukung Pakan
Strategi Pengembanganan Wilayah Berbasis Peternakan Itik di Kabupaten HSU
Pemanfaatan Potensi Daerah untuk Pengembangan Wilayah
Potensi Lahan untuk Peningkatan Usaha Peternakan Itik
Arahan Pengembangan Usaha Peternakan Itik Wilayah
Basis Penggunaan
lahan eksisting
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengembangan Wilayah
Alkadri et al., 1999 mengatakan pengembangan wilayah merupakan usaha memberdayakan suatu masyarakat yang berada di suatu daerah untuk
memanfaatkan sumberdaya alam yang terdapat di sekeliling mereka dengan menggunakan teknologi yang relevan dengan kebutuhan, dan bertujuan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang bersangkutan. Pengembangan wilayah mempunyai dua makna, yaitu: 1 makna sosial ekonomi, yaitu kegiatan
pengembangan wilayah dengan jalan meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan sentra-sentra produksi sekaligus
membangun prasarana dan adanya layanan logistik; 2 makna ekologis, yaitu pengembangan wilayah bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan
akibat terlalu banyaknya campur tangan manusia terhadap lingkungan. Menurut Mangiri dalam Daryanto 2010 konsep pengembangan wilayah
secara garis besar terbagi atas empat yaitu: 1. Pengembangan Wilayah Berbasis Sumberdaya
Sumber daya merupakan semua potensi yang dimiliki oleh alam dan manusia. Bentuk sumber daya tersebut yaitu tanah, bahan mentah, modal,
tenaga kerja, keahlian, keindahan alam maupun aspek sosial budaya. 2. Pengembangan Wilayah Berbasis Komoditas Unggulan
Motor penggerak pembangunan wilayah pada komoditas yang dinilai dapat menjadi unggulan atau andalan, baik di tingkat domestik dan internasional
3. Pengembangan Wilayah Berbasis Efisiensi Pembangunan wilayah melalui pembangunan bidang ekonomi yang
mempunyai porsi lebih besar dibandingkan bidang-bidang lainnya. Pembangunan ekonomi tersebut dijalankan dalam kerangka pasar bebas
atau pasar persaingan sempurna free market mechanism. 4. Pengembangan Wilayah Menurut Pelaku Pembangunan
Strategi pengembangan wilayah ini mengutamakan peranan setiap pelaku pembangunan ekonomi rumah tangga, lembaga sosial, lembaga keuangan
dan bukan keuangan, pemerintah maupun koperasi. Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah 2003 mengatakan
sebagaimana disampaikan dalam “Konferensi Nasional Ekonomi Indonesia”
bahwa Pembangunan ekonomi wilayah memberikan perhatian yang luas
terhadap keunikan karakteristik wilayah ruang. Pemahaman terhadap sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya buataninfrastruktur dan
kondisi kegiatan usaha dari masing-masing daerah di Indonesia serta interaksi antar daerah termasuk diantara faktor-faktor produksi yang dimiliki merupakan
acuan dasar bagi perumusan upaya pembangunan ekonomi nasional ke depan.
2.2 Pengembangan Peternakan