Pengembangan Peternakan Regional development strategy based on duck farming (Case Study in Hulu Sungai Utara District Kalimantan Selatan Province)

terhadap keunikan karakteristik wilayah ruang. Pemahaman terhadap sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya buataninfrastruktur dan kondisi kegiatan usaha dari masing-masing daerah di Indonesia serta interaksi antar daerah termasuk diantara faktor-faktor produksi yang dimiliki merupakan acuan dasar bagi perumusan upaya pembangunan ekonomi nasional ke depan.

2.2 Pengembangan Peternakan

Faktor-faktor kritikal yang menentukan kinerja pembangunan pertanian adalah jumlah dan kualitas: a modal manusia terkait dengan pendidikan dan pelatihan; b modal sosial terkait dengan organisasikelompokpetanipeternak dan koperasi; c infrastruktur fisik terkait dengan jalan, fasilitas komunikasi, pasokan energi dan air; d infrastruktur kelembagaan terkait dengan penelitian dan penyuluhan, sistem keuangan perdesaan, peraturan dan kelembagaan termasuk hak-hak kepemilikanproperty right dan e modal fisik terkait dengan ketersediaan lahan, infrastruktur peternakan dan investasi. Oleh karena itu, pembangunan peternakan harus dilakukan dengan cara yang holistik, komprehensif, tidak sektoral dan tidak parsial Daryanto, 2009 Kawasan peternakan terdiri atas: 1 kawasan khusus peternakan, merupakan daerah prioritas dengan komoditas unggulan dengan memperhatikan kesesuaian agroekosistem dan agroklimat serta tata ruang wilayah; 2 kawasan terpadu, merupakan sistem integrasi antara ternak dengan tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan perikanan program lintas subsektor; 3 kawasan agropolitan, merupakan kota pertanian yang dihela oleh desa-desa hinterland Putri, 2003. Pengembangan peternakan di suatu wilayah perlu diperhatikan dan diukur potensi wilayah tersebut bagi jenis ternak yang akan dikembangkan. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan peternakan di suatu wilayah, yaitu 1 persediaan bahan baku; 2 teknologi tepat guna; 3 keahlian yang dibutuhkan atau tenaga terampil; 4 potensi pengembangan peternakan; 5 prioritas pengembangan peternakan di lokasi yang bersangkutan; dan 6 kemungkinan bantuan kredit Pulungan, 1985. Menurut Sudrajat 2001 pembangunan peternakan merupakan bagian dari suatu totalitas kinerja agribisnis, yang menjadi suatu kesatuan kinerja yang tidak terlepas dari subsistem agribisnis hulu berupa kegiatan ekonomi input produksi peternakan, informasi dan teknologi. Selain itu produksi peternakan merupakan rangkaian yang juga tidak akan lepas dari subsistem agribisnis hilir, yaitu perdagangan, pengolahan dan jasa agribisnis. Pembangunan peternakan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kebijakan dan program yang mengarah pada pemanfaatan sumberdaya lokal untuk membangun peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan serta membangun sistem peternakan nasional yang mampu memenuhi kebutuhan terhadap produk peternakan dan mensejahterakan masyarakat Bahri, 2008.

2.3 Ternak Itik

Dokumen yang terkait

Prevealence of Salmonella sp. on Hatched Failure of Eggs and One Week's Duckling at The Hatchery Center for Alabio Duck in The District of Hulu Sungai Utara South Kalimantan Selatan

0 5 6

Regional sustainable development in the Kepulauan Bangka Belitung Province (case studies regional economic transformation tin based mining)

3 71 349

Natural resource conflicts on iron sand mining area: an implication study of regional autonomy (A Case Study in Kulon Progo District Yogyakarta Province)

0 14 255

Regional Development Planning based on Rubber Plantation : Case Studies in two Sub-districts in Cianjur District.

3 15 236

Regional sustainable development in the Kepulauan Bangka Belitung Province (case studies regional economic transformation tin-based mining)

0 3 683

Development strategy for community based park in Pontianak Kota District, West Kalimantan

0 12 107

Regional development strategy based on duck farming (Case Study in Hulu Sungai Utara District Kalimantan Selatan Province)

3 13 124

Study On Mangrove Potentials Of Silvofishery Development In Tulang Bawang District, Lampung Province

1 10 78

MAINTENANCE STRATEGY BASED ON RELIABILITY(CASE STUDY IN COOPERATIVA CAFÉ TIMOR, EAST TIMOR MAINTENANCE STRATEGY BASED ON RELIABILITY (CASE STUDY IN COOPERATIVA CAFÉ TIMOR, EAST TIMOR).

0 4 12

Kontaminasi Enterobacteriaceae pada telur itik Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan Contamination of Enterobacteriacea on Alabio duck eggs in Hulu Sungai Utara District, South Kalimantan

0 0 7