10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Kritik Sosial
1. Pengertian Kritik Sosial
Pengertian ‘kritik’ berasal dari kata krites Yunani Kuno yang berarti ‘hakim’. Krites sendiri semula berasal dari kata krinein ‘menghakimi’.
Pengertian kritik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah “kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan
baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya.
1
Kata sosial dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI berarti ‘berkenaan dengan
masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum.’
2
Dari definisi kritik dan sosial yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
kritik sosial adalah pandangan atau tanggapan yang berisi komentar atau kecaman terhadap fenomena sosial yang menyimpang.
Adanya pengaruh masyarakat terhadap hasil karya seorang pengarang akan memunculkan kritik terhadap ketimpangan yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat. Karya sastra yang mengandung kritik sosial lahir di masyarakat akibat keresahan dan kekritisan pengarang akibat terjadinya
peristiwa yang tidak semestinya di kehidupan sosial masyarakat. Kritik sosial tidak hanya bersifat mengecam, mencela, tetapi juga berisi tanggapan, serta
inovasi sosial sehingga tercapai sebuah harmonisasi sosial. Kritik dapat disampaikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Media yang tersedia untuk menyampaikan kritik juga cukup beragam. Karya sastra merupakan salah satu media untuk menyampaikan
kritik sosial secara tidak langsung. Kritik sosial banyak dijumpai dalam karya sastra sebagai gambaran realita sosial.
1
Tim Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, ed , cet 3ibid, h. 601
2
ibid., h. 1085.
Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem
sosial atau proses bermasyarakat. Dalam konteks inilah, kritik sosial merupakan salah satu variabel penting dalam memelihara sistem sosial.
Berbagai tindakan sosial ataupun individual yang menyimpang dari orde sosial maupun orde nilai moral dalam masyarakat dapat dicegah dengan
memfungsikan kritik sosial. Dengan kata lain, kritik sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana untuk konservasi dan reproduksi sebuah sistem
sosial atau masyarakat.
3
Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi sosial. Artinya, kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan-gagasan barusembari menilai
gagasan-gagasan lama untuk suatu perubahan sosial. Kritik sosial dalam kerangka yang demikian berfungsi untuk membongkar berbagi sikap
konservatif, status quo, dan vested interest dalam masyarakat untuk perubahan sosial.
4
Perspektif kritik sosial yang demikian lebih banyak dianut oleh kaum kritis dan strukturalis. Mereka melihat bahwa kritik sosial adalah wahana
komunikatif untuk suatu tujuan perubahan sosial.
5
Kritik sosial dapat dipahami sebagai suatu ide atau gagasan yang bertolak belakang atau berfungsi sebagai diapoda dari kenyataan maupun
berbagai bentuk keadaan yang tidak sesuai dengan tujuan dan harapan. Akhmad Zaini Abar dalam Mahfud M.D mengemukakan bahwa, “kritik sosial
adalah suatu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol jalannya sebuah sistem sosial atau proses
bermasyarakat”. Zaini juga mengatakan bahwa “berbagai tindakan sosial atupun individual yang menyimpang dari kaidah umum dapat dihindari
3
Akhmad Zaini Abar, “Kritik Sosial, Pers, dan Politik Indonesia” dalam Moh. Mahfud MD, dkk editor, Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan Yogyakarta: UII Press, 1999,
Cet. 2, h. 47.
4
Ibid, h. 49.
5
Ibid, h. 49.