Teknik Analisis Data Metodologi Penelitian

Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat. Dalam konteks inilah, kritik sosial merupakan salah satu variabel penting dalam memelihara sistem sosial. Berbagai tindakan sosial ataupun individual yang menyimpang dari orde sosial maupun orde nilai moral dalam masyarakat dapat dicegah dengan memfungsikan kritik sosial. Dengan kata lain, kritik sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana untuk konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat. 3 Kritik sosial juga dapat berarti sebuah inovasi sosial. Artinya, kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan-gagasan barusembari menilai gagasan-gagasan lama untuk suatu perubahan sosial. Kritik sosial dalam kerangka yang demikian berfungsi untuk membongkar berbagi sikap konservatif, status quo, dan vested interest dalam masyarakat untuk perubahan sosial. 4 Perspektif kritik sosial yang demikian lebih banyak dianut oleh kaum kritis dan strukturalis. Mereka melihat bahwa kritik sosial adalah wahana komunikatif untuk suatu tujuan perubahan sosial. 5 Kritik sosial dapat dipahami sebagai suatu ide atau gagasan yang bertolak belakang atau berfungsi sebagai diapoda dari kenyataan maupun berbagai bentuk keadaan yang tidak sesuai dengan tujuan dan harapan. Akhmad Zaini Abar dalam Mahfud M.D mengemukakan bahwa, “kritik sosial adalah suatu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat”. Zaini juga mengatakan bahwa “berbagai tindakan sosial atupun individual yang menyimpang dari kaidah umum dapat dihindari 3 Akhmad Zaini Abar, “Kritik Sosial, Pers, dan Politik Indonesia” dalam Moh. Mahfud MD, dkk editor, Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan Yogyakarta: UII Press, 1999, Cet. 2, h. 47. 4 Ibid, h. 49. 5 Ibid, h. 49. maupun dicegah dengan cara memfungsikan kritik sosial”. 6 Dengan kata lain, kritik sosial dalam pandangan ini berfungsi sebagai wahana untuk mencegah hal-hal menyimpang yang terjadi di lingkungan sosial atau masyarakat, selain itu kritik sosial juga tampil sebagai penetral keadaan agar keadaan tetap tentram dan terjaga.

2. Kritik Sosial, Protes Sosial, dan Kreativitas

Kritik sosial dapat dipahami sebagai instrumen yang mengoreksi kekuasaan dengan menciptakan suatu integritas. 7 Sehingga kritik sosial tidak selalu diartikan sebagai suatu disintegrasi, melainkan mampu memberikan kontribusi terhadap harmoni sosial. Harmoni sosial atau stabilitasi di sini dianggap sebagai garis tengah atau keseimbangan yang berdiri di tengah- tengah konflik yang ada. Pada titik inilah dapat dilihat suatu ketegasan bahwa kritik sosial harus berfungsi sebagai sistem kontrol. Berbicara mengenai kritik sosial, maka erat hubungannya dengan protes sosial dan kreativitas, terutama jika dikaitkan dengan karya sastra. Seperti yang dipaparkan Saini K. M mengenai hubungan antara protes sosial dan kreativitas. Pertama, terdapat dua unsur yang menghasilkan kreativitas, yaitu kesadaran manusia dan realitas. Kesadaran manusia dapat berupa kepekaan pikiran maupun hasratnya. Realitas dapat berupa rangsangan, sentuhan-sentuhan, serta masalah-masalah yang melibatkan dan menjadi pemicu kesadaran manusia. 8 Kedua, melalui keterarahan dapat melahirkan kreativitas bila diungkapkan dengan usaha sadar. Usaha sadar tersebut hanya dapat terjadi setelah melakukan penetapan identifikasi tantangan-tantangan yang ditemukan dalam realitas. Saini membagi realitas menjadi empat bagian, 6 Moh. Mahfud MD, dkk, Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan, Yogyakarta : UI Press, 1997, h. 47. 7 Ibid, h. 25 8 Saini K.M, Protes sosial dalam Sastra, Bandung: Angkasa, 1988, h. 2. antara lain realitas fisik, realitas sosial, realitas psikis, dan realitas metafisik. Letak protes sosial berada pada lingkungan sosial realitas sosial yang terdiri atas hubungan antara individu dengan individu lain atau jangkauan yang lebih luas mencakup masyarakat. Tetapi, tidak berhenti pada realitas sosial belaka untuk membuat karya sastra yang bermutu. Pada prosesnya, penciptaan karya sastra tidak berlangsung dalam kondisi tekanan dari pihak lain ataupun atas ideologi tertentu. Kejujuran dalam berkreativitas ditunjukkan melalui karya sastra. Maka dari itu, untuk melihat kejujuran tersebut, Saini mengutip istilah yang digunakan oleh T. S. Elliot, Yaitu objective-correlative. Maksud dari istilah tersebut adalah, “pengalaman sejati yang semula merupakan milik seseorang, kalau orang itu sastrawan kreatif, maka ia akan mengolah pengalaman itu sedemikian rupa sehingga menjadi pengalaman yang bersifat objective-correlative. 9

3. Kritik Sosial dalam Sastra

Damono memaparkan bahwa karya sastra dapat menampilkan gambaran kehidupan masyarakat. Berbagai hal atau peristiwa dalam masyarakat dapat mempengaruhi pikiran pengarang atau mengendap dalam pikirannya sehingga lahirlah sebuah karya. Sastra dengan ini berarti tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Dalam karya sastra tercermin gambaran tentang struktur sosial, hubungan kekeluargaan, pertentangan kelas, dan lain- lain. 10 Berkat kemampuan dan kepekaannya, seorang sastrawan dapat menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Jadi selain sebagai alat yang menghibur, suatu karya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, 9 Ibid., h. 2. 10 Sapardi Djoko Damono, Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas,Jakarta:Depdikbud, 2002, h. 11.

Dokumen yang terkait

Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 75 106

Kritik Sosial Dalam Novel The Da Peci Code Karya Ben Sohib Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia

3 87 104

Kritik Sosial dalam Puisi Esai "Manusia Gerobak" karya Elza Peldi Taher dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 28 130

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

12 109 94

Kritik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 25 93

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA RT 0 RW 0 KARYA IWAN SIMATUPANG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

0 2 17

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA RT 0 RW 0 KARYA IWAN SIMATUPANG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

2 8 12

PENDAHULUAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

0 4 6

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

1 11 11

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

0 11 22