sebagai suatu respon sastra, mengenal nilai-nilai dan mendapat ide-ide baru.
67
Karya sastra lahir dari penggabungan antara fakta dan imajinasi dengan bahasa sebagai medianya, sehingga diharapkan siswa mempunyai bekal untuk merespon
kehidupan ini dengan imajinatif. Manfaat membaca dan mempelajari sastra yakni untuk menunjang
keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan sosial budaya, mengembangkan rasa karsa dan pembentukan watak.
68
Dengan manfaat ini, kemampuan siswa dapat lebih diasah melalui pembelajaran sastra.Studi sastra
dalam hubungannya dengan pengajaran sastra telah melahirkan berbagai macam pendekatan, yakni:
1. Pendekatan kesejarahan
Pendekatan kesejarahan adalah pendekatan pengajaran yang memusatkan perhatian kepada aspek sejarah kehadiran sastra. Periodisasi
sastra, dan ciri-ciri khas yang menandai perkembangan sastra dari zaman ke zaman. Dengan pendekatan ini siswa memperoleh pengetahuan mengenai: 1
proses kejadian suatu karya sastra; 2 latar belakang yang mewarnai karya sastra tersebut; 3 perkembangan sastra dari masa ke masa; dan 4 latar
belakang yang mendorong perkembangan sastra atau yang menjadi fenomena yang menonjol pada suatu periode tertentu.
2. Pendekatan sosiopsikologis
Pendekatan yang memusatkan perhatian kepada masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang ada di dalam karya sastra. Dengan pendekatan ini
diharapkan siswa memahami sastra dalam konteks kemasyarakatan tempat sastra tersebut dilahirkan.
67
M. Atar Semi, Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bandung: Angkasa, 1990, hlm. 152-153.
68
Ibid. , hlm. 154.
3. Pendekatan emotif
Pendekatan ini dalam pengajaran sastra berupa upaya guru memanipulasi emosi siswa tanpa memberi kesempatan kepada mereka untuk
menentukan sendiri atau menikmati sendiri karya tersebut. Setelah itu guru memberikan tugas kepada siswanya untuk membaca karya sastra. Dengan
begitu siswa membaca dengan menggunakan sikap emosi tertentu. 4.
Pendekatan analisis Pendekatan ini memusatkan perhatian kepada aspek pendidikan dan
moral yang terdapat dalam suatu karya sastra. 5.
Pendekatan didaktis Pendekatan analisis yaitu pendekatan yang memusatkan perhatian
kepada analisis segi-segi intrinsik karya sastra. Dengan pendekatan ini guru cenderung untuk menunjukan komponen-komponen yang terdapat dalam
suatu karya sastra. Pendekatan yang disebutkan di atas memiliki kelemahan-kelemahan di
samping adanya kekuatan, sehingga guru dapat mengambil unsur-unsur yang positifnya. Di dalam pemilihan pendekatan perlu mempertimbangkan beberapa
masalah, yaitu: a tujuan pengajaran; b kebutuhan siswa menurut perkembangan jiwa dan lingkungan ekologis; c hakikat sastra sebagai karya seni; d memperhatikan
perbedaan individual siswa seperti watak dan minat; e pendekatan yang dipilih hendaknya memungkinkan siswa mendapat peluang seluas-luasnya mengapresiasi
karya sastra; dan f pendekatan yang dipilih hendaknya menjamin pengertian yang benar tentang sastra secara utuh dan memperhatikan fungsi sastra dalam kehidupan.
69
69
Ibid. , hlm. 196-197.
E. Penelitian yang Relevan
Suatu penelitian maupun hasil penelitian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari unsur-unsur lainnya, baik yang berkaitan langsung maupun tidak
langsung dengan permasalahan yang sedang dibahas oleh seorang peneliti atau penulis. Sebuah karya ilmiah mutlak membutuhkan referensi sebagai acuan suatu
penelitian yang sedang dikerjakannya. Tinjauan pustaka dapat bersumber dari makalah, skripsi, jurnal, internet atau yang lainnya. Sejauh yang penulis ketahui,
belum ditemukan penelitian mengenai “Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Cannibalogy
dan Implikasinya Pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia” di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta di universitas lain, namun terdapat beberapa tulisan yang berkaitan dengan skripsi yang penulis buat.
Selanjutnya akan penulis paparkan judul serta masalah yang dibahas : 1.
Akhyar Makaf dengan tesis yang berjudul “Proses Kreatif Penciptaan “Pertja” Karya Benny Yohanes”
yang disusun oleh untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat magister dalam bidang seni, Minat Utama Seni
Teater di Program Penciptaan dan Pengkajian di Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta tahun 2014. Adapun pembahasan dalam tesis ini ialah
mengenai proses kreatif Benjon dalam menciptakan karya drama dan pertunjukan “Pertja” yang berhubungan dengan pengalaman masa lalunya
dengan menggunakan teori kreativitas dalam perspektif psikoanalisis Sigmund Freud dan Jacques Lacan.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Benjon didorong oleh perasaan keterasingan yang justru membuatnya menemukan momen kreatif. Ia
mengeksplorasi pengalaman masa lalunya tentang kekerasan dan erotisme, kisah unik dari orang yang pernah ditemuinya,serta realita kehidupan
masyarakat perkotaan ke dalam karya yang diciptakannya.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian di atas ialah sama-sama menganalisis karya sastra berupa naskah drama karya Benny Yohanes.
Perbedaannya. jika dalam penelitian di atas meneliti naskah dan pementasan Pertja
dari sudut pandang proses kreatif Benjon dalm menciptakan karya, penelitian ini menggunakan naskah Cannibalogy sebagai objek penelitian
dengan sudut pandang kritik sosial yang terkandung di dalamnya.
2. Ilmi Fadilah mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia fakultas Pendidikan
Bahasa dan Seni UPI Bandung 2013 dengan judul Skripsi “Representasi Ketidakadilan Gender dalam Naskah Drama Pertja Karya Benny Yohanes
Kajian Feminis” yang dikaji dengan metode deskriptif analitik, penelitian ini menggunakan teori feminis secara umum, khususnya mengenai ketidakadilan
gender. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya ketidakadilan gender pada tokoh-tokoh perempuan dalam naskah Pertja karya Benjon.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian di atas ialah
sama-sama menganalisis karya sastra berupa naskah drama karya Benny Yohanes serta membahas
permasalahan sosial. Perbedaannya terletak pada judul naskah yang diteliti serta teori yang digunakan. Teori yang digunakan dalam penelitian di atas ialah teori feminis
yang mengkaji ketidak adilan gender sedangkan teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah teori sosiologi sastra yang mengkaji permasalahan sosial yang
terkandung dalam naskah drama Cannibalogy.
44
BAB III Biografi Pengarang
A. Biografi Benny Yohanes
Benny Yohanes lahir di kota Bandung, 15 Februari 1962. Pemilik nama panggung Benjon ini menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Muda Teater di
Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung pada tahun 1989
1
, menyelesaikan S2 dengan menyandang gelar M.Hum di Universitas Indonesia pada tahun 2000,
serta menyelesaikan S3 dengan menyandang gelar Dr. di Universitas Padjadjaran pada tahun 2013.
2
Dengan perjalanan pendidikan yang telah ditempuh oleh suami dari Soeko Sri Setiati ini, maka kreativitasnya dibidang keteateran tak dapat di ragukan.
Benjon merupakan seorang teaterawan yang serba bisa, bahkan dapat dikatakan pemborong segala pekerjaan bidang keteateran.
Benjon merupakan pendiri teater Re-publik, sutradara, aktor, penulis naskah, kritikus, pengamat seni pertunjukan, anggota pengawas Federasi Teater
Indonesia sejak 2008 dan anggota International Federation of Theatre Research sejak 2005, selain itu ia turut pula dalam pekerjaan produksi keteateran, mulai
dari membuat proposal, mendesain poster, skeneri, lampu, kostum, properti, merias, memilih dan belanja material pentas, menjahit, bertukang hingga menulis
kritik pentasnya sendiri.
3
Selain aktif dalam dunia keteateran, Benjon juga merupakan seorang akademisi, ia merupakan Wakil Rektor Bidang Akademik dan
1
Beny Yohanes, Profil Beny Yohanes, 2010, dalam Nano Riantiarno ed., http:www.kelola.or.iddatabasetheatrelistdd_id=67p=3. Diakses pada tanggal 24
Desember 2015, pukul 21.00 WIB.
2
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Biodata Dosen http:forlap.dikti.go.iddosendetailOUQ2NzlDRjktMUM5MC00MkUzLUI3MjEtOTYzMj
VDMUM2QUI20. Diakses pada tanggal 24 Desember 2015, pukul 21.15 WIB.
3
Riantiarno, op. cit.
Kemahasiswaan dengan tugas mewakili Rektor dalam memimpin pengelolaan kegiatan di bidang akademik, kemahasiswaan, dan alumni.
4
Ayah dari tiga anak ini merupakan penulis lakon dan sutradara yang sering kali bermain dengan kerumitan dalam karyanya. Sebagai penulis naskah sekaligus
sutradara, Benjon memiliki gaya dan karakteristik yang unik. Dalam tulisannya ia menggunakan pilihan bahasa yang ekspresif, melanggar tabu dan kesantunan;
banyak menyalahi kaidah bahasa konvensional, serta mencampur adukkan gaya bahasa. Berkat daya kreatifnya dalam menulis, pada tahun 2008 Benjon meraih
penghargaan The Best Five Sayembara Penulisan Naskah Drama Federasi Teater Indonesia, setelah sebelumnya meraih Juara Pertama Lomba Naskah Monolog
Lembaga Anti Korupsi pada tahun 2004, dan Juara II Lomba Menulis Naskah Drama Radio Common Ground Indonesia di tahun 2002. Di bidang penulisan
kritik teater, BenJon juga meraih penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2005, Direktorat Kesenian tahun 1996 dan Direktorat Kesenian-Harian
Umum Pikiran Rakyat tahun 1996. Salah satu hubungan antara karya Benjon dan pengalaman masa lalu
adalah kecenderungan yang dominan untuk menghadirkan hal-hal ganjil yang bersifat metaforik, baik dalam bentuk lakuan action dan bahasa dialog. Hal ini
kemudian menjadi ciri khas dan sekaligus kekuatan dari drama-drama Benjon. “Momok Zaman” 1988 adalah drama surealis yang menghadirkan simbol-
simbol primitif untuk mengungkapkan bermacam bentuk kekerasan dan incest yang ditafsirkan dalam perspektif politik dan kekuasaan. “Shakaespeare
CARNIVORA” 2009 mengisahkan tentang perjalanan sejarah manusia yang dipenuhi kekejaman, penindasan dan intrik layaknya karya-karya tragedi William
Shakaespeare. Sedangkan “Cannibalogy” 2008 mengisahkan tentang perbandingan kekejaman antara penjajahan, kediktatoran sebuah rezim dan aksi
kanibalisme manusia. Secara langsung Benjon membandingkan antara penjajahan
4
http:www.stsi-bdg.ac.idindex.php2015-03-30-05-27-49struktur-isbipimpinan