Tema Premisse dan Amanat
berbicara speaking skills, 3 keterampilan membaca reading skills dan keterampilan menulis writing skills.”
64
Dalam pembelajaran sastra menurut Wahyudi Siswanto keempat keterampilan tersebut meliputi: 1 keterampilan mendengar meliputi: mendengar,
memahami, mengapresiasi ragam karya sastra baik asli, saduran atau terjemahan sesuai kemampuan siswa. 2 keterampilan berbicara meliputi: membahas dan
mendiskusikan ragam karya sastra sesuai dengan isi konteks lingkungan dan budaya. 3 keterampilan membaca meliputi: membaca dan memahami ragam
karya sastra, serta mampu melakukan apresiasi secara tepat. 4 keterampilan menulis meliputi: mengekspresikan karya sastra yang diminati dalam bentuk
sastra tulis yang kreatif, serta dapat menulis kritik dan esai sastra berdasarkan ragam sastra yang telah dibaca.
65
Keempat aspek tersebut terdapat dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP.Pembelajaran sastra adalah pembelajaran yang mencoba untuk mengembangkan kompetensi apresiasi sastra, kritik sastra, dan
proses kreatif sastra. Kompetensi apresiasi sastra yang diasah dalam pendidikan ini adalah kemampuan menikmati dan menghargai karya sastra. Melalui
pendidikan semacam ini, peserta didik diajak untuk langsung membaca, memahami, dan menganalisis karya sastra secara langsung. Mereka diajak
berkenalan dengan sastra, tidak melalui hapalan nama-nama judul karya sastra atau sinopsisnya saja, tetapi langsung berhadapan dengan karya sastranya.
66
M. Atar Semi berpendapat bahwa pengajaran sastra di sekolah menengah pada dasarnya bertujuan agar siswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra
sehingga dapat terdorong dan tertarik untuk membacanya. Dengan demikian, diharapkan siswa memperoleh pengetahuan tentang manusia dan kemanusiaan
64
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008, hlm. 1.
65
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra,Jakarta: Grasindo, 2008, h. 171.
66
ibid., 168.
sebagai suatu respon sastra, mengenal nilai-nilai dan mendapat ide-ide baru.
67
Karya sastra lahir dari penggabungan antara fakta dan imajinasi dengan bahasa sebagai medianya, sehingga diharapkan siswa mempunyai bekal untuk merespon
kehidupan ini dengan imajinatif. Manfaat membaca dan mempelajari sastra yakni untuk menunjang
keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan sosial budaya, mengembangkan rasa karsa dan pembentukan watak.
68
Dengan manfaat ini, kemampuan siswa dapat lebih diasah melalui pembelajaran sastra.Studi sastra
dalam hubungannya dengan pengajaran sastra telah melahirkan berbagai macam pendekatan, yakni:
1. Pendekatan kesejarahan
Pendekatan kesejarahan adalah pendekatan pengajaran yang memusatkan perhatian kepada aspek sejarah kehadiran sastra. Periodisasi
sastra, dan ciri-ciri khas yang menandai perkembangan sastra dari zaman ke zaman. Dengan pendekatan ini siswa memperoleh pengetahuan mengenai: 1
proses kejadian suatu karya sastra; 2 latar belakang yang mewarnai karya sastra tersebut; 3 perkembangan sastra dari masa ke masa; dan 4 latar
belakang yang mendorong perkembangan sastra atau yang menjadi fenomena yang menonjol pada suatu periode tertentu.
2. Pendekatan sosiopsikologis
Pendekatan yang memusatkan perhatian kepada masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang ada di dalam karya sastra. Dengan pendekatan ini
diharapkan siswa memahami sastra dalam konteks kemasyarakatan tempat sastra tersebut dilahirkan.
67
M. Atar Semi, Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bandung: Angkasa, 1990, hlm. 152-153.
68
Ibid. , hlm. 154.