Pembantaian di Bengawan Solo

tersulit yang harus dilalui oleh rezim ini. Seperti digambarkan dalam kutipan peristiwa di bawah ini. Djono : Kita kesulitan uang. Harga harga mahal. Orang-orang muda jadi musuhmu, menghinamu. Menurunkan dan membakar gambar-gambarmu. Penduduk miskin menjarah kota. Membunuh siapa saja, yang tidak serupa. Tentara bingung. Amenglika cuci tangan. Zaman sedang berubah. Kita tak punya pilihan. 93 Suhar yang sebelumnya merupakan seorang penguasa yang ditakuti di Mojokuto menemui akhir kekuasaannya setelah Sinta dan Ki Butho mati. Kuasanya tak dapat bertahan lagi karena seluruh rakyat Mojokuto dan pasukan Mas Ageng bersatu untuk menyerang da merebut kembali tanah Mojokuto yang telah direnggut paksa oleh Suhar dan pemerintah Olanda. Keadaan sosial berubah menjadi kacau dan Suhar tak lagi memliki pendukung. Peristiwa tersebut merupakan penggambaran keadaan sosial pada masa menjelang berakhirnya rezim Orde Baru yang disampaikan Benjon dalam naskah Cannibalogy. Peristiwa demi peristiwa membuat rakyat Indonesia khususnya mahasiswa gerah dengan rezim otoriter pada masa itu. Massa mulai memberontak dan terjadi kerusuhan dimana-mana, yang pada awalnya mahasiswa hanya melakukan aksi prihatin atas krisis yang terjadi di Indonesia menjadi semakin besar akibat naiknya kembali Soeharto sebagai Presiden RI. Beberapa hari sebelum kejatuhan Soeharto merupakan hari-hari terpanjang yang harus dilaluinya. Tuntutan reformasi dari rakyat terus menggema. Demonstrasi terjadi diberbagai daerah. Terjadi sebuah insiden ketika penembak jitu ABRI menembak empat mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei. 94 Tanggal 13 Mei 1998 siang, usai pemakaman keempat mahasiswa itu, ribuan massa mulai menyemut di sekitar kampus Trisakti. Mereka ingin 93 Benny Yohanes, op.cit.,h. 61. 94 Ibid,. h. 689. bergabung dengan para mahasiswa, namun dicegah aparat keamanan. Akibatnya massa mengamuk dan mulai mengadakan aksi pelemparan dan perusakan. 95 Kerusuhan yang bermula disekitar Universitas Trisakti dengan cepat menyebar ke tempat-tempat lain, dan kemudian berkembang menjadi kerusuhan rasialis. Etnis Tionghoa menjadi sasaran. Toko-toko dan rumah-rumah mereka dirusak, barang-barang mereka dijarah, dan tidak sedikit rumah yang kemudian dibakar. 96 Soeharto yang kala itu menghadiri sebuah konferensi di Kairo memutuskan untuk segera kembali ke tanah air pada 15 Mei 1998. Tiga hari berselang, Harmoko, yang kala itu menjabat sebagai ketua MPR, secara terang- terangan meminta kepada Soeharto untuk mengundurkan diri. MPR dan ABRI pun mendukung segera diadakannya sidang istimewa guna memilih presiden yang baru. Nampaknya usaha yang dilakukan oleh mahasiswa untuk menggulingkan Soeharto dari kursi kepresidenannya kala itu telah mendapatkan dukungan dari pejabat tinggi pemerintahan. Peristiwa tersebut tergambarkan dalam fragmen IV.2 dalam naskah drama Cannibalogy yakni pernyataan pengunduran diri Suhar sebagai pembangun Mojokuto. Suhar : Saya bukan penjahat. Saya penyelamat Jawa. Maka sekarang, saya umumkan: Saya menyatakan berhenti sebagai pembangun Mojokuto. Saya menyatakan berhenti, dan melepaskan seluruh mandat.Dari dulu, saya tak pernah kepingin pekerjaan ini. Saya ini jiwa petani Dalam naskah ini setelah ditangkap oleh pasukan Mas Ageng, Suhar menyatakan berhenti sebagai pembangun Mojokuto. Peristiwan ini menggabarkan detik-detik pengunduran diri Presiden Soeharto dari jabatannya yang didesak oleh rakyat Indonesia. Dalam pidatonya, Presiden terlama di Indonesia ini menyatakan berhenti dari jabatannya dan menyerahkan kuasanya kepada Wakil Presiden saat itu yakni B. J Habibie. 95 James Luhulima, Hari-hari Terpanjang Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto dan Beberapa Peristiwa Terkait, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2007, cet. VI. h.120. 96 Ibid,. h. 103 Pengunduran diri Presiden Soeharto disambut gembira oleh puluhan ribu mahasiswa yang “menduduki” Gedung MPRDPR sejak tanggal 18 Mei 1998. Para mahasiswa yang mengerumuni pesawat televisi di Lokawirashaba dan ruang- ruang lain di DPR berteriak dan berjingkrak serta bersalam-salaman. 97 Suasana serupa juga tampak di kota-kota lain, termasuk Yogyakarta, Semarang, Purwokerto, Denpasar, Palembang, dan Ujung Pandang. Di beberapa tempat, warga masyarakat ikut larut bersama kegembiraan mahasiswa.Para mahasiswa sangat bergembira karena perjuangan mereka untuk menurunkan presiden Soeharto sejak Desember 1997 membuahkan hasil. 98 Periode rezim Orde Baru hingga kejatuhannya memang menjadi periode kelam dalam perjalanan negara ini setelah menyatakan kemerdekaannya. Banyak hal yang telah dilakukan oleh rezim terlama yang pernah ada di negeri ini guna mempertahankan kekuasaannya tanpa menghiraukan adanya pihak lain yang berada diluar rezim tersebut.

C. Implikasi Kritik Sosial dalam Naskah Drama Cannibalogy

Karya Benny Yohanes dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Pembelajaran sastra adalah pembelajaran yang mencoba untuk mengembangkan kompetensi apresiasi sastra, kritik sastra, dan proses kreatif sastra. Kompetensi apresiasi sastra yang diasah dalam pendidikan ini adalah kemampuan menikmati dan menghargai karya sastra. Melalui pendidikan semacam ini, peserta didik diajak untuk langsung membaca, memahami, dan menganalisis karya sastra secara langsung. Mereka diajak berkenalan dengan sastra, tidak melalui hapalan nama-nama judul karya sastra atau sinopsisnya saja, tetapi langsung berhadapan dengan karya sastranya. 99 97 Ibid,. h. 11 98 Ibid,,. h. 12 99 Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra,Jakarta: Grasindo, 2008, h. 168.

Dokumen yang terkait

Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 75 106

Kritik Sosial Dalam Novel The Da Peci Code Karya Ben Sohib Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia

3 87 104

Kritik Sosial dalam Puisi Esai "Manusia Gerobak" karya Elza Peldi Taher dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 28 130

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

12 109 94

Kritik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 25 93

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA RT 0 RW 0 KARYA IWAN SIMATUPANG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

0 2 17

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA RT 0 RW 0 KARYA IWAN SIMATUPANG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

2 8 12

PENDAHULUAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

0 4 6

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

1 11 11

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

0 11 22