Sistem ketakutan Sebagai Kontrol

Namun, sejak operasi penumpasan dimulai, Sungai Berantas menjadi kuburan terapung. Mayat-mayat yang sebagian besar tanpa kepala mengambang di sepanjang sungai. Bau busuk menguar. Tidak ada orang yang berani menangkap ikan serta bersedia makan ikan dari sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Timur itu. 92 Hal tersebut diungkapkan juga dalam dialog naskah Cannibalogy. Penduduk 5 : Sungai Brantas mampet akibat mayat-mayat. Tubuh tanpa kepala merintangi sungai-sungai di Semarang. Dan kepala-kepala manusia berjejer di atas pagar kayu sepanjang jalan di Solo. Pengarang memunculkan dialog di atas untuk menjelaskan kesalahan yang telah dilakukan Suhar. Kutipan tersebut menggambarkan keadaan sosial yang mengerikan semasa Suhar berkuasa. Banyak nyawa yang menjadi korban atas keberingasannya. Dengan alasan untuk “kebersihan” dan keamanan, nyawa dan jiwa banyak ditumbalkan. Deskripsi suasana yang dipaparkan Benjon mengindikasikan peristiwa Bengawan Solo adalah tragedi. Mayat-mayat yang mengambang tidak direspon sebagai suatu yang mengerikan atau kejahatan, tetapi sebaliknya, seakan pajangan atau ornamen kekuasaan. Kenyataan pahit yang dialami oleh korban dengan atribut PKI meniadakan hukum, baik hukum positif maupun moral.

6. Pelengseran Penguasa

Keberhasilan dan kejayaan yang dicapai oleh Soeharto dengan rezim Orde Baru pada akhirnya mengalami keruntuhan. Keburukan yang dilakukan oleh rezim Soeharto mulai nampak ke permukaan semenjak rezim ini mengalami kemunduran. Periode 1989-1998 merupakan masa 92 Ibid., h. 12. tersulit yang harus dilalui oleh rezim ini. Seperti digambarkan dalam kutipan peristiwa di bawah ini. Djono : Kita kesulitan uang. Harga harga mahal. Orang-orang muda jadi musuhmu, menghinamu. Menurunkan dan membakar gambar-gambarmu. Penduduk miskin menjarah kota. Membunuh siapa saja, yang tidak serupa. Tentara bingung. Amenglika cuci tangan. Zaman sedang berubah. Kita tak punya pilihan. 93 Suhar yang sebelumnya merupakan seorang penguasa yang ditakuti di Mojokuto menemui akhir kekuasaannya setelah Sinta dan Ki Butho mati. Kuasanya tak dapat bertahan lagi karena seluruh rakyat Mojokuto dan pasukan Mas Ageng bersatu untuk menyerang da merebut kembali tanah Mojokuto yang telah direnggut paksa oleh Suhar dan pemerintah Olanda. Keadaan sosial berubah menjadi kacau dan Suhar tak lagi memliki pendukung. Peristiwa tersebut merupakan penggambaran keadaan sosial pada masa menjelang berakhirnya rezim Orde Baru yang disampaikan Benjon dalam naskah Cannibalogy. Peristiwa demi peristiwa membuat rakyat Indonesia khususnya mahasiswa gerah dengan rezim otoriter pada masa itu. Massa mulai memberontak dan terjadi kerusuhan dimana-mana, yang pada awalnya mahasiswa hanya melakukan aksi prihatin atas krisis yang terjadi di Indonesia menjadi semakin besar akibat naiknya kembali Soeharto sebagai Presiden RI. Beberapa hari sebelum kejatuhan Soeharto merupakan hari-hari terpanjang yang harus dilaluinya. Tuntutan reformasi dari rakyat terus menggema. Demonstrasi terjadi diberbagai daerah. Terjadi sebuah insiden ketika penembak jitu ABRI menembak empat mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei. 94 Tanggal 13 Mei 1998 siang, usai pemakaman keempat mahasiswa itu, ribuan massa mulai menyemut di sekitar kampus Trisakti. Mereka ingin 93 Benny Yohanes, op.cit.,h. 61. 94 Ibid,. h. 689.

Dokumen yang terkait

Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 75 106

Kritik Sosial Dalam Novel The Da Peci Code Karya Ben Sohib Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia

3 87 104

Kritik Sosial dalam Puisi Esai "Manusia Gerobak" karya Elza Peldi Taher dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 28 130

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

12 109 94

Kritik Sosial dalam Kumpulan Cerpen Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

4 25 93

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA RT 0 RW 0 KARYA IWAN SIMATUPANG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

0 2 17

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA RT 0 RW 0 KARYA IWAN SIMATUPANG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

2 8 12

PENDAHULUAN Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Rt 0 Rw 0 Karya Iwan Simatupang: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

0 4 6

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

1 11 11

KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH DRAMA MONOLOG Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Monolog Surat Kepada Setan Karya Putu Wijaya: Telaah Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra.

0 11 22