17 yang selanjutnya dapat menggambarkan peluang dan risiko yang akan dihadapi
masing – masing lembaga dalam aktivitas pemasarantataniaga rumput laut. Penelitian Zulham 2007 juga menunjukkan bahwa salah satu penyebab
tingginya marjin tataniaga adalah faktor jarak dalam pendistribusian produk yang selanjutnya akan mempengaruhi biaya pemasaran yang dikeluarkan.
Zulham 2007 juga memberikan gambaran bahwa semakin kecil marjin menunjukkan semakin kecil pula expected keuntungan dari sistem tataniaga
yang dijalankan sehingga risiko yang mungkin dihadapi juga akan lebih kecil. Penentuan efisiensi pada suatu aktivitas tataniaga tidak hanya dilakukan
melalui pendekatan dari besarnya marjin yang terbentuk. Firdaus dan Wagiono 2009 dan Puspitasari 2010 dilakukan pula pendekatan melalui nilai farmer’s
share dan nilai rasio keuntungan biaya. Puspitasari 2010 menentukan efisiensi
pada saluran tataniaga juga didasarkan pada nilai marjin tataniaga yang kecil serta tingkat farmer’s share yang tinggi, selain itu Firdaus dan Wagiono 2009
juga menyatakan bahwa kriteria tersebut juga menjadi indikator untuk penentuan saluran pemasaran yang paling menguntungkan. Sementara itu, nilai rasio
keuntungan terhadap biaya menunjukkan nilai keuntungan yang diterima oleh produsen setiap satu rupiah biaya tataniaga yang dikeluarkan.
2.4. Hasil Penelitian Terdahulu tentang Rumput Laut
Beberapa penelitian terkait dengan komoditi rumput laut diantaranya membahas mengenai skala usaha dan efisiensi ekonomi relatif dalam usahatani
rumput laut serta daya saing rumput laut. Sobari 1993 melakukan penelitian mengenai usaha usaha dan efisiensi ekonomi relatif usahatani rumput laut dengan
mengambil lokasi penelitian di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Pada penelitian tersebut, peneliti melihat hubungan antara skala usaha petani
dengan tingkat efisiensi yang dicapai dari masing – masing skala usaha tersebut. Peneliti mengambil 130 responden yang diambil secara acak dengan membagi ke
dalam tiga skala usaha berdasarkan luas lahan usaha budidaya rumput laut, yaitu skala usaha kecil
≤ 250 m
2
, skala usaha sedang 251 – 500 m
2
dan skala usaha besar
≥ 500 m
2
. Hubungan luas lahan dengan efisiensi ekonomi dilakukan dengan menggunakan model analisis fungsi keuntungan dan dengan asumsi fungsi
produksi dalam bentuk Cobb – Douglas.
18 Sobari 1993 menyebutkan ada tiga faktor penting yang harus
diperhatikan dan dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan usahatani rumput laut, yaitu kondisi alam yang meliputi salinitas, arus, gelombang, suhu, dasar
perairan dan kedalaman laut; ketersediaan dan penerapan teknologi yang sudah dilakukan oleh petani rumput laut; dan faktor yang ketiga adalah kondisi sosial
ekonomi yang meliputi struktur sosial, kelembagaan bank, koperasi dan pasar penawaran, permintaan dan harga. Hasil yang diperoleh dalam penelitian Sobari
1993 menunjukkan bahwa secara ekonomis semakin besar skala usaha maka akan semakin efisien usaha yang dijalankan tersebut. Selain itu juga diperoleh
variabel yang memiliki pengaruh terhadap tingkat keuntungan usahatani rumput laut yaitu luas lahan, modal investasi dan pengalaman usaha.
Rajagukguk 2009 membahas mengenai daya saing rumput laut di Indonesia guna mengkaji pangsa pasar ekspor rumput laut di pasar internasional.
Pada penelitian tersebut, analisis dilakukan berdasarkan negara tujuan ekspor yang diurutkan berdasarkan nilai ekspor terbesar. Selain itu, pada penelitian
tersebut dilakukan analisis mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan pangsa pasar ekspor rumput laut dan pengaruhnya terhadap pangsa
pasar ekspor rumput laut di negara tujuan. Rajagukguk 2009 melakukan penelitian dengan menggunakan data
sekunder. Pada analisis faktor – faktor yang mempengaruhi pangsa pasar ekspor rumput laut, dilakukan dengan menggunakan metode Pooled OLS, metode Fixed
Effect dan metode Random Effect. Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut
menunjukkan bahwa dari lima faktor yang diduga mempengaruhi pangsa pasar ekspor rumput laut Indonesia di negara tujuan yaitu volume ekspor rumput laut
Indonesia ke negara tujuan, harga ekspor rumput laut Indonesia, nilai tukar, GDP per kapita negara tujuan ekspor dan produksi nasional rumput laut Indonesia,
maka variabel yang dinyatakan berpengaruh nyata terhadap pangsa pasar ekspor rumput laut Indonesia di negara tujuan adalah volume ekspor ke negara tujuan,
nilai tukar dan GDP per kapita negara tujuan.
2.5. Keterkaitan dengan Penelitian Terdahulu