Sistem Tataniaga Keterkaitan dengan Penelitian Terdahulu

20 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Sistem Tataniaga

Tataniaga adalah suatu kegiatan dalam mengalirkan produk dari produsen petani sampai ke konsumen akhir. Tataniaga erat kaitannya dengan kegiatan pemasaran. Tataniaga disebut juga pemasaran atau marketing merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan ekonomi Limbong dan Sitorus 1985. Pemasaran adalah proses yang mengakibatkan aliran produk melalui suatu sistem dari produsen ke konsumen Downey dan Erickson 1992. Hanafiah dan Saefuddin 2006 menjelaskan bahwa aktivitas tataniaga erat kaitannya dengan penciptaan atau penambahan nilai guna dari suatu produk baik barang atau jasa, sehingga tataniaga termasuk ke dalam kegiatan yang produktif. Kegunaan yang diciptakan oleh aktivitas tataniaga meliputi kegunaan tempat, kegunaan waktu dan kegunaan kepemilikan. Asmarantaka 2009 menyebutkan bahwa pengertian tataniaga dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek ekonomi dan aspek manajemen. Pengertian tataniaga dari aspek ilmu ekonomi adalah : 1 Tataniaga pemasaran produk agribisnis merupakan keragaan dari semua aktivitas bisnis yang meliputi aliran dari barang dan jasa dari petani sebagai titik awal kegiatan usahatani hingga barang dan jasa tersebut sampai ke tangan konsumen akhir Kohls dan Uhl 2002. 2 Tataniaga pertanian merupakan serangkaian tahapan, fungsi yang diperlukan untuk memperlihatkan pergerakan input atau produk dari tingkat produksi primer usahatani hingga konsumen akhir. Hal tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan fungsi ataupun hubungan antara lembaga tataniaga yang terlibat Hammond and Dahl 1977. 3 Rangkaian fungsi-fungsi tataniaga merupakan aktivitas bisnis dan merupakan kegiatan produktif sebagai proses meningkatkan atau menciptakan nilai value added yaitu nilai guna bentuk form utility, tempat place utility, waktu time utility dan kepemilikan possession utility Asmarantaka 2009. Petanipeternak dalam proses produksi merubah input-input pertanian menjadi output produk pertanian nilai guna bentuk dan kepemilikan. Pedagang pengumpul, mengumpulkan produk dan mengemas, kemudian 21 menjual nilai guna kepemilikan dan tempat. Pabrik penggilingan tepung dan pembuat kue kemudian menjual kue nilai guna bentuk dan tempat. Pabrik pengolah memanfaatkan output dari petani sebagai bahan baku gandum menjadi tepung dikemas dan kemudian menjual tepung ke grosir nilai guna bentuk dan kepemilikan, grosir ke pedagang eceran nilai guna tempat dan waktu yang akhirnya ke pabrik roti nilai guna bentuk dan konsumen akhir kepuasan. Dari proses tataniaga ini banyak nilai guna yang terjadi dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. 4 Tataniaga pertanian merupakan salah satu sub-sistem dari sistem agribisnis yaitu sub-sistem : sarana produksi pertanian, usahatani produksi primer, tataniaga dan pengolahan hasil pertanian dan sub-sistem penunjang penelitian, penyuluhan, pembiayaan, kebijakan tataniaga. Pelaksanaan aktivitas tataniaga merupakan faktor penentu efisiensi dan efektivitas dari pelaksanaan sistem agribisnis. Sementara itu tataniaga dapat dipandang dari sisi makro dan mikro Asmarantaka 2009. Dari sisi makro tataniaga merupakan suatu sistem yang terdiri dari lembaga – lembaga tataniaga yang terlibat dalam proses aliran produk dari produsen primer ke konsumen. Sementara itu dari sisi mikro, tataniagapemasaran dipandang sebagai upaya masing – masing individu untuk memperoleh keuntungan yang salah satunya ditempuh melalui pelaksanaan bauran pemasaran. Analisis terhadap suatu sistem tataniaga dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan. Pada masing – masing pendekatan akan menunjukkan perspektif secara nyata dan pelaksanaan proses dari aktivitas pemasarantataniaga Kohls dan Uhl 2002. Kohls dan Uhl 2002 menyebutkan beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisis suatu sistem tataniaga diantaranya : 1 Pendekatan Fungsi Fungsi dalam aktivitas tataniaga dapat diartikan sebagai spesialisasi aktivitas yang dilakukan dalam upaya menyempurnakan sistem tataniaga Kohls dan Uhl 2002. Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui beragam fungsi tataniaga yang diterapkan pada suatu sistem tataniaga dalam upaya menciptakan efisiensi pemasaran serta mencapai suatu tujuan yaitu 22 meningkatkan kepuasan konsumen. Fungsi-fungsi tataniaga meliputi fungsi pertukaran yang meliputi fungsi pembelian, penjualan dan fungsi pengumpulan; fungsi fisik yang terdiri dari fungsi penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan; dan fungsi fasilitas yang merupakan fungsi yang memperlancar pelakasanaan fungsi pertukaran dan fungsi fisik, fungsi fasilitas terdiri dari fungsi standarisasi, fungsi keuangan, fungsi penanggungan risiko dan fungsi intelijen pemasaran. Melalui pendekatan fungsi juga dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan biaya tataniaga pada beragam komoditi agribisnis. 2 Pendekatan Kelembagaan Merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui para pelaku serta pihak – pihak yang terlibat dalam suatu sistem tataniaga. Para pelaku yang terlibat dalam aktivitas tataniaga dikelompokkan dalam kelembagaan tataniaga. Kelembagaan tataniaga adalah berbagai organisasi bisnis atau kelompok bisnis yang melaksanakanmengembangkan aktivitas bisnis berupa kegiatan – kegiatan produktif yang diwujudkan melalui pelaksanaan fungsi- fungsi tataniaga. Melalui pendekatan ini dapat diketahui peranan lembaga – lembaga yang terlibat dalam penanganan suatu komoditi mulai dari tingkat produsen hingga konsumen Limbong dan Sitorus 1985. Sementara itu Kohls dan Uhl 2002 menyatakan bahwa pendekatan kelembagaan ini sekaligus menjawab “siapa” dan “apa” yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan dalam sistem tataniaga. Para pelaku dalam aktivitas tataniaga terdiri dari pedagang perantara merchant middlemen, agen perantara agent middlemen , spekulator speculative middlemen, pengolah dan pabrikan processors and manufactures dan organisasi facilitative organization. 3 Pendekatan Sistem Pendekatan sistem dalam aktivitas tataniaga dilakukan untuk mengetahui efisiensi serta kontinuitas dari pelaksanaan suatu sistem tataniaga Asmarantaka 2009. Pemahaman aktivitas tataniaga dalam konteks sebagai suatu sistem merupakan perpaduan antara ilmu ekonomi dengan aktivitas fisik serta penerapan ilmu teknologi Kohls dan Uhl 2002. Seperti yang telah dijelaskan pada pendekatan kelembagaan bahwa dalam suatu sistem 23 tataniaga terdapat berbagai pelakulembaga tataniaga yang terlibat. Para pelakulembaga tataniaga dapat dipandang sebagai suatu sistem perilaku yang digunakan dalam membuat suatu keputusan khususnya yang terkait dengan kegiatan pemasarantataniaga dari suatu produk. Pendekatan ini terdiri dari input-output system, power system, communications system, dan the behavioral system for adapting to internal-external change.

3.1.2. Fungsi Tataniaga