45 adanya aktivitas tataniaga tersebut Limbong dan Sitorus 1985. Penurunan biaya
input dari pelaksanaan pekerjaan tersebut tanpa mengurangi kepuasan konsumen terhadap output barang dan jasa, menunjukkan efisiensi. Setiap kegiatan fungsi
lembaga memerlukan biaya yang selanjutnya diperhitungkan ke dalam harga produk. Pengukuran efisiensi dalam sistem tataniaga dapat dibedakan menjadikan
efisiensi operasional dan efisiensi harga Kohls dan Uhl 2002; Asmarantaka 2009 Peningkatan efisiensi pada suatu sistem tataniaga dapat dilakukan melalui
dua cara berikut ini Asmarantaka 2009 : 1
Perubahan sistem tataniagapemasaran melalui pengurangan biaya yang dikeluarkan dalam menjalani fungsi – fungsi tataniaga tanpa mengakibatkan
perubahan terhadap manfaatkepuasan yang diterima oleh konsumen. 2
Meningkatkan manfaatkegunaan dari produk yang dihasilkan tanpa meningkatakan biaya tataniaga.
Selain itu, kenaikan biaya tataniaga yang mampu menghasilkan proporsi kenaikan yang lebih pada manfaat produk yang akan diterima oleh konsumen juga akan
meningkatkan efisiensi Kohls dan Uhl 2002.
4.4.5.1. Analisis Marjin Tataniaga
Marjin tataniaga merupakan perbedaan harga di tingkat petani produsen Pf dengan harga ditingkat konsumen akhir Pr dengan demikian marjin
tataniaga adalah M
T
= Pr - Pf. Melalui penelusuran saluran tataniaga, diharapkan dapat diperoleh informasi tentang marjin pada tiap lembaga tataniaga. Marjin
tataniaga merupakan perbedaan harga diantara lembaga tataniaga. Analisis marjin tataniaga digunakan untuk melihat tingkat efisiensi tataniaga rumput laut. Marjin
tataniaga dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga tataniaga. Menurut Limbong dan Sitorus
1985 besarnya marjin tataniaga pada suatu saluran tataniaga merupakan penjumlahan dari marjin yang diperoleh setiap lembaga pemasaran. Marjin juga
didefinisikan sebagai penjumlahan dari keuntungan dan biaya tataniaga yang dikeluarkan dalam pelaksanaan sistem tataniaga. Berdasarkan pengertian yang
dikemukakan oleh Limbong dan Sitorus 1985 tersebut maka secara matetmatis perhitungan nilai marjin tataniaga dapat dirumuskan sebagai berikut:
46
M
i
= Hj
i
– Hb
i
atau
M
i
= C
i
+ π
i
Dan besarnya marjin tataniaga pada suatu saluran tataniaga adalah:
M
T
= ΣM
i
Keterangan: M
i
= Marjin tataniaga pada pasar tingkat ke-i Rpkg Hj
i
= Harga penjualan pada pasar tingkat ke-i Rpkg Hb
i
= Harga pembelian pada pasar tingkat ke-i Rpkg C
i
= Biaya pembelian pada pasar tingkat ke-i Rpkg π
i
= Keuntungan tataniaga pada pasar tingkat ke-i Rpkg i
= 1,2,3,…….,n M
T
= Total marjin tataniaga Selain itu, marjin tataniaga juga dapat diperoleh dari penjumlahan biaya
tataniaga dan keuntungan tataniaga pada suatu saluran tataniaga yang terbentuk. Hal ini dapat diartikan sebagai value added dari komoditi yang dipasarkan
Limbong dan Sitorus 1985. Analisis marjin tataniaga dapat dipakai untuk melihat keragaan pasar yang terjadi pada suatu sistem tataniaga.
4.4.5.2. Analisis Farmer’s Share
Farmer’s share adalah proporsi dari harga yang diterima petani produsen
dengan harga yang dibayar oleh konsumen akhir yang dinyatakan dalam persentase. Farmer’s share dapat digunakan dalam menganalisis efisiensi saluran
tataniaga dengan membandingkan seberapa besar bagian yang diterima oleh petani dari harga yang dibayarkan konsumen akhir.
Jika harga yang ditawarkan pedaganglembaga tataniaga semakin tinggi dan kemampuan konsumen dalam membayar harga semakin tinggi, maka bagian
yang diterima oleh petani akan semakin sedikit. Hal ini dikarenakan petani menjual komoditinya dengan harga yang relatif rendah. Dengan demikian dapat
diketahui Farmer’s share berhubungan negatif dengan marjin tataniaga, artinya semakin tinggi marjin tataniaga maka bagian yang akan diperoleh petani
47 Farmer’s share semakin rendah. Farmer’s share akan menunjukkan apakah
tataniaga memberikan balas jasa yang seimbang kepada semua pihak yang terlibat dalam tataniaga. Secara matematis farmer’s share dapat dirumuskan dengan
Asmarantaka 2009 :
Keterangan: Fs
= Farmer’s share Pf = Harga di tingkat petani
Pr = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir
4.4.5.3. Analisis Rasio Keuntungan dan Biaya