Analisis Farmer’s Share

99 Sementara saluran I tetap menghasilkan nilai marjin tataniaga terkecil yaitu sebesar Rp 1.333,00 per kg rumput laut kering.

6.7. Analisis Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan bagian yang diterima petani dalam suatu aktivitas tataniaga dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Nilai farmer’s share diperoleh melalui perbandingan harga yang diterima di tingkat petani terhadap harga yang dibayar di tingkat konsumen akhir. Pada penelitian ini, lembaga yang dijadikan sebagai konsumen akhir dalam aktivitas tataniaga rumput laut adalah pihak eksportir dengan menggunakan tingkat harga jual rumput laut kering saat diekspor ke negara tujuan. Nilai farmer’s share memiliki hubungan yang negatif dengan nilai marjin pemasaran yang terbentuk dalam suatu saluran tataniaga. Semakin tinggi farmer’s share yang diperoleh petani pada suatu saluran tataniaga maka saluran tersebut dinilai efisien. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa farmer’s share yang tinggi tidak selalu mencerminkan bahwa aktivitas tataniaga tersebut berjalan efisien. Hal ini tergantung dari upaya yang dilakukan oleh lembaga tataniaga yang terlibat dalam memberikan value added pada produk sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen. Nilai farmer’s share yang diterima oleh petani dalam aktivitas tataniaga rumput laut di Kecamatan Kuta Selatan dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan data yang tersaji pada Lampiran 10, bagian terbesar yang diterima petani terdapat pada saluran tataniaga I dengan nilai farmer’s share sebesar 88,23 persen. Pada Saluran I, dalam penelitian ini penelusuran saluran tataniaga dilakukan hingga tingkat eksportir sama halnya dengan saluran II dan III. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak agen perantara, rumput laut kering yang diperoleh selanjutnya didistribusikan kepada pihak eksportir yang berada di Surabaya Jawa Timur. Pihak eksportir tersebut kemudian akan mengekspor rumput laut kering dengan tujuan ke negara China. Dalam perhitungan nilai farmer’s share pada saluran I pembanding untuk nilai harga di tingkat eksportir adalah harga yang ditetapkan dalam penjualan rumput laut ke China pada saat periode penjualan bulan JanuariFebruari 2012 yaitu US 1.080 per ton rumput laut kering. 100 Sementara itu pada saluran II dan III nilai farmer’s share yang dihasilkan pada masing – masing saluran adalah 70,51 persen. Pada saluran II dan III terdapat pengulangan pelaksanaan fungsi tataniaga yang sama antar lembaga tataniaga. Misalnya saja di tingkat petani telah melakukan penjemuran rumput laut, namun hal tersebut tidak dilakukan sesuai standar kualitas yang ditentukan, hal ini menyebabkan eksportir pada saluran II dan III harus melakukan penjemuran kembali. Pengulangan pelaksanaan ini akan mengakibatkan biaya tataniaga yang berlipat yang akan mempengaruhi penentuan harga yang akan dibayar oleh konsumen akhir sehingga harga yang diterima konsumen semakin tinggi dan persentase terhadap harga di tingkat petani akan semakin kecil. Pada saluran II dan III, sumber informasi harga di tingkat eksportir diperoleh langsung dari pihak eksportir. Pihak eksportir pada saluran II dan III memiliki tujuan ekspor ke lebih dari satu negara, yaitu Filipina, China dan Amerika Serikat. Pada analisis nilai farmer’s share digunakan tingkat harga ekspor ke Filipina yaitu sebesar US 1.100 per ton rumput laut kering. Penggunaan harga ekspor ke Filipina didasarkan pada alasan karena ekspor rumput laut yang dilakukan eksportir ke Filipina merupakan ekspor dengan volume terbesar yaitu sebanyak 200 ton pada setiap periode penjualan dibandingkan ke China dan Amerika Serikat dengan volume impor rumput laut kering dari masing – masing negara sebesar 100 ton. Penyetaraan harga di tingkat eksportir pada masing – masing saluran menggunakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang berlaku pada tanggal 23 Januari 2012 yaitu saat periode penjualan dilakukan dengan nilai kurs sebesar Rp 9.025,00US . Tabel 14. Farmer’s Share setelah Peningkatan Kualitas Rumput Laut Kering Saluran Tataniaga Harga di Tingkat Petani Rpkg Harga di Tingkat Eksportir Rpkg Farmer’s Share Saluran I 8.600,00 9.747,00 88,23 Saluran II 8.540,00 9.927,50 86,02 Saluran III 8.540,00 9.927,50 86,02 Pada perhitungan nilai farmer’s share juga dirumuskan perubahan farmer’s share yang akan diterima petani apabila dilakukan peningkatan kualitas rumput laut kering yang dijual petani pada saluran II dan III. Nilai farmer’s share 101 yang dihasilkan akibat adanya perbaikan kadar air dapat dilihat melalui data yang tersaji pada Tabel 14. Jika dilihat, ketika terjadi penyamaan standar kualitas, tingkat harga di petani yang tergabung dalam pemasaran kelompok tani saluran I dengan petani yang tidak tergabung dalam kelompok tani saluran II dan III memiliki perbedaan harga hanya sebesar Rp 60,00 per kilogram rumput laut kering. Namun, petani yang tergabung dalam pemasaran kelompok tetap memiliki manfaat lebih karena memperoleh berbagai fasilitas dari kelompok seperti bantuan pinjaman permodalan serta pembelian kebutuhan sehari – hari yang bisa difasilitasi dari hasil penjualan yang diperoleh dari kelompok tani. Data pada Tabel 14 juga menunjukkan bahwa peningkatan kualitas melalui penyetaraan kadar air rumput laut juga akan mengakibatkan perubahan nilai farmer’s share dari kondisi awal sebesar 70,51 persen menjadi 86,02 persen atau meningkat sebesar 10,11 persen. Pada analisis nilai farmer’s share yang dilakukan berdasarkan kondisi riil pada saat waktu penelitian yang tersaji pada Lampiran 10 maupun saat dilakukan upaya untuk peningkatan dan penyetaraan standar kualitas yang tersaji pada Tabel 14 menunjukkan bahwa saluran tataniaga I merupakan saluran yang dinilai paling menguntungkan bagi petani rumput laut karena memiliki nilai farmer’s share terbesar.

6.8. Rasio Keuntungan dan Biaya