43 rumput laut yang berasal dari responden petani dalam penelitian. Penentuan
responden lembaga tataniaga disesuaikan dengan proses penjualan rumput laut yang berlangsung pada periode penjualan petani pada bulan Januari 2012.
Selain itu, para petani yang berada di lokasi penelitian melakukan pengelolaan kegiatan usaha budidaya rumput laut secara kelompok maupun
individu. Pada analisis ini juga dilihat perbandingan tingkat efisiensi antara petani yang mengelola usahanya secara kelompok dengan petani yang mengelola
usahanya secara individu. Analisis dilakukan secara deskriptif dan perbandingan.
4.4.2. Analisis Fungsi Tataniaga
Analisis fungsi tataniaga digunakan untuk mengetahui kegiatan tataniaga yang dilakukan lembaga tataniaga dalam menyalurkan produk dari produsen
sampai ke konsumen. Analisis fungsi tataniaga dapat dilihat dari fungsi pertukaran yang terdiri dari fungsi pembelian dan penjualan, fungsi fisik yang
terdiri dari fungsi pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan, serta fungsi fasilitas yang terdiri dari standarisasi, penanggungan risiko, pembiayaan dan
informasi pasar. Data yang diperoleh tersebut disajikan dalam bentuk tabulasi data sederhana. Selain itu data tersebut juga dideskripsikan sehingga menunjukkan
adanya perubahan nilai guna, baik nilai guna bentuk, tempat, waktu, ataupun kepemilikan dari pelaksanaan fungsi tataniaga.
4.4.3. Analisis Struktur Pasar
Limbong dan Sitorus 1985 menyatakan bahwa struktur pasar adalah suatu dimensi yang menjelaskan definisi industri dan perusahaan. Namun pada
penelitian ini analisis struktur pasar dilakukan dengan menganalisis masing – masing lembaga tataniaga yang terlibat dengan melakukan pendekatan dari
struktur pasar yang digunakan untuk menganalisis kondisi pasar suatu industri. Dilana 2012 menyatakan bahwa struktur pasar didefinisikan oleh rasio
konsentrasi pasar. Konsentrasi pasar diperoleh dari pengukuran pangsa pasar. Namun karena keterbatasan data, pengukuran pangsa pasar rumput laut dari Desa
Kutuh dan Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan tidak dapat disajikan, sehingga dalam pengukuran ini dilakukan pendekatan dari proporsi total produksi
44 rumput laut di Kecamatan Kuta Selatan terhadap total produksi rumput laut di
Provinsi Bali. Hidayati 2009 menyebutkan indikator terhadap hasil rasio konsentrasi
CR4 adalah sebagai berikut : ≤ 33
: competitive market structure 33 – 50
: weak oligopsonist market structure 50
: strongly oligopsonist market structure Sementara itu Jaya 2001 menyebutkan bahwa pada pangsa pasar terbesar yang
berkisar antara 20 – 50 persen maka struktur pasar yang mungkin timbul adalah oligopoli ketat. Analisis struktur pasar tataniaga rumput laut di Desa Kutuh dan
Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan dilakukan melalui identifikasi dan analisis terhadap faktor penentu karakteristik struktur pasar seperti banyaknya
jumlah penjual dan pembeli yang terlibat, keadaan atau jenis produk, syarat masuk-keluar pasar dan mudah tidaknya mendapatkan informasi pasar.
4.4.4. Analisis Perilaku Pasar
Menurut Hammond dan Dahl 1977 perilaku pasar menunjukkan pola perilaku yang diikuti oleh perusahaan dalam hubungannya dengan pasar yang
dihadapi. Pola perilaku ini meliputi cara – cara yang digunakan oleh sekelompok perusahaan dalam menentukan harga dan produk yang dihasilkan, kebijakan
dalam promosi penjualan, kebijakan yang berkaitan dengan perubahan sifat produk yang dijual serta beragam taktik penjualan yang digunakan untuk meraih
pasar tertentu. Perilaku pasar dalam tataniaga rumput laut dianalisis dengan mengamati
aktivitas praktik penjualan dan pembelian antara petani pembudidaya hingga pihak pabrik pengolahaneksportir, sistem penentuan harga di masing – masing
pelaku yang terlibat dalam aktivitas tataniaga, sistem pembayaran dan kerjasama yang dilakukan antar lembaga tataniaga dalam sistem tataniaga rumput laut di
Kecamatan Kuta Selatan. Analisis perilaku pasar dilakukan secara deskriptif.
4.4.5. Analisis Efisiensi Tataniaga