54 para investor sebagai bagian dari pembangunan proyek perhotelan di kawasan
tersebut, sehingga lahan petani untuk mengusahakan budidaya rumput laut semakin berkurang.
Para petani rumput laut yang menjadi responden dalam penelitian ini mengelola kegiatan usaha budidaya rumput laut secara individu dan kelompok. Di
Pantai Kutuh yang merupakan lokasi budidaya rumput laut yang termasuk di dalam wilayah Desa Kutuh, petani rumput laut sebagian besar melakukan
kegiatan budidaya rumput laut secara kelompok. Kelompok petani rumput laut di wilayah Desa Kutuh berperan langsung dalam memfasilitasi pemasaran rumput
laut milik anggota. Namun, terdapat juga beberapa petani rumput laut di wilayah Desa Kutuh yang mengelola kegiatan budidaya rumput laut secara individu. Para
petani ini menjual hasil panen rumput laut yang dihasilkan melalui pedagang pengumpul. Berbeda halnya dengan para petani rumput laut di wilayah Pantai
Geger, Kelurahan Benoa. Di wilayah pantai ini para petani rumput laut juga tergabung ke dalam wadah kelompok tani, namun kelompok tani di Pantai Geger
hanya mengkoordinir aktivitas pembudidayaan rumput laut saja, namun dalam kegiatan pemasaran hasil panen dilakukan masing – masing oleh anggota petani.
Petani di wilayah Pantai Geger juga menjual hasil panen rumput laut kepada pedagang pengumpul.
5.3. Karakteristik Responden Lembaga Tataniaga
Rumput laut merupakan salah satu komoditi hasil perairan yang memiliki nilai tinggi di wilayah Kabupaten Badung. Rumput laut juga menjadi salah satu
komoditi perairan yang memiliki nilai ekspor, hal ini tentunya mengakibatkan adanya keterlibatan beberapa lembaga dalam tataniaga rumput laut. Peranan
beberapa lembaga dalam tataniaga rumput laut juga dapat dilihat dalam tataniaga rumput laut yang berasal dari wilayah Kecamatan Kuta Selatan. Beberapa
lembaga yang terlibat dalam tataniaga rumput laut ini diantaranya adalah
pedagang pengumpul, agen perantara dan eksportir.
Lembaga tataniaga yang terdapat dalam saluran tataniaga rumput laut di wilayah Kecamatan Kuta Selatan diperoleh melalui metode snowball sampling
yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan, pedagang pengumpul yang terlibat dalam saluran tataniaga rumput laut
55 berjumlah dua orang. Kedua pedagang pengumpul tersebut berasal dari wilayah
Desa Sawangan, Kecamatan Kuta Selatan. Para pedagang pengumpul ini selanjutnya akan memasarkan rumput laut kepada satu orang eksportir yang sama
yang berada di wilayah Provinsi Bali. Selain pedagang pengumpul dan eksportir, terdapat pula peranan agen perantara yang mengirimkan produk rumput laut yang
berasal dari wilayah Desa Kutuh ke pihak eksportir yang berada di Surabaya. Masing – masing individu dari lembaga tataniaga tersebut memiliki beberapa
karakteristik yang dapat mempengaruhi kinerja serta kegiatan usaha yang dilakukan, data mengenai karakteristik individu dari responden lembaga tataniaga
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Karakteristik Individu dari Responden Lembaga Tataniaga Rumput
Laut di wilayah Desa Kutuh dan Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan
Karakteristik Lembaga Tataniaga
Pedagang Pengumpul
Agen Perantara
Eksportir Orang Orang Orang
Umur
≤ 25 tahun 25 – 50 tahun
≥ 50 tahun -
1 1
- 50
50 1
- -
100 -
- -
2 -
- 100
-
Tingkat Pendidikan
Tamat SD Tamat SLTP
Tamat SLTA Perguruan Tinggi
1 -
1 -
50 -
50 -
- -
1 -
- -
100 -
- -
- 2
- -
- 100
Pengalaman Usaha
5 tahun 5 -10 tahun
- 2
- 100
1 -
100 -
- 2
- 100
Pada Tabel 12 tersaji data yang menunjukkan tingkat pendidikan dari responden akan mempengaruhi tingkatan individu dari lembaga tataniaga dalam
saluran tataniaga rumput laut. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, pelaku
56 eksportir memiliki tingkat pendidikan paling tinggi dibandingkan pelaku lembaga
pemasaran yang lain yaitu hingga jenjang perguruan tinggi. Selain itu, pengalaman usaha dari para pelaku lembaga pemasaran sudah tergolong lama
yaitu berkisar pada 5 – 10 tahun kecuali pada agen perantara yang baru menggeluti usaha pengangkutan rumput laut selama kurang dari lima tahun.
5.4. Kelompok Tani