74 fungsi tataniaga di masing – masing pelaku dalam sistem tataniaga rumput laut di
Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
6.3.1. Petani
Pada pelaksanaan penelitian ini, penjualan rumput laut yang dilakukan oleh petani dibagi ke dalam dua bagian, pertama penjualan petani yang dikelola
melalui kelompok tani dan penjualan oleh petani secara individu. Perbedaan pengelolaan dalam kegiatan penjualan di tingkat petani menimbulkan perbedaan
tingkat lembaga tataniaga yang dijadikan tujuan pemasaran rumput laut. Petani responden menjual hasil panen rumput laut kepada pedagang pengumpul,
eksportir atau agen perantara eksportir. Petani responden yang melakukan penjualan melalui kelompok tani pada
umumnya langsung melakukan penjualan kepada pihak eksportir yang berada di Pulau Bali atau kepada agen perantara eksportir dari luar Pulau Bali Surabaya.
Hal ini dikarenakan kualitas dari rumput laut yang ditawarkan telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan, yaitu diantaranya kadar air 35 persen dan
kebersihan dari rumput laut kering. Kualitas yang dihasilkan tersebut sebagai akibat adanya penanganan yang baik terhadap produk rumput laut kering yang
dilakukan oleh para petani anggota kelompok yaitu melalui pelaksanaan fungsi – fungsi tataniaga secara optimal.
Pada periode penjualan yang berlangsung saat penelitian dilakukan, petani yang tergabung di dalam kelompok tani khususnya petani rumput laut di wilayah
Pantai Kutuh menjual hasil panen kepada pihak agen perantara eksportir dari luar Pulau Bali Surabaya. Petani responden yang melakukan penjualan melalui
kelompok tani berjumlah 30 orang atau 85,71 persen dari total petani responden yang terdapat dalam kegiatan penelitian ini. Penjualan petani rumput laut di
wilayah Pantai Kutuh dijalankan oleh empat kelompok tani dengan satu tujuan lembaga tataniaga. Total penjualan dari empat kelompok tani rumput laut tersebut
mencapai 57.800 kg rumput laut kering kepada pihak agen perantara eksportir dari luar Pulau Bali Surabaya. Pihak agen perantara biasanya mendatangi langsung
gudang – gudang milik kelompok tani untuk mengambil hasil panen rumput laut. Sementara itu, dari 35 orang petani responden, sebanyak lima orang atau
14,29 persen dari petani responden menjual hasil panen rumput laut kering secara
75 individu. Lembaga yang dijadikan sebagai tujuan pemasaran rumput laut biasanya
adalah para pedagang pengumpul yang berada di wilayah Desa Sawangan, Kecamatan Kuta Selatan. Para petani yang menjual secara individu tidak memiliki
akses untuk menjual langsung kepada pihak agen perantara atau eksportir karena jumlah hasil panen rumput laut kering terlampau kecil yaitu dengan rata – rata
sebanyak 100 – 200 kg rumput laut kering, sementara permintaan dari pihak agen perantara maupun eksportir biasanya dalam jumlah satuan ton sehingga
pengambilan secara individu dari pihak agen perantara maupun eksportir ke masing – masing petani dinilai tidak efisien. Sementara itu, pada kelompok tani
seluruh hasil panen anggota dijual secara kolektif sehingga memiliki kuantitas yang lebih besar dalam penjualan yaitu mencapai 57.800 kg. Selain itu, para
petani yang menjual secara individu juga belum mampu memenuhi syarat standar kualitas rumput laut kering yang diperuntukkan bagi pasar ekspor. Baik dari pihak
pedagang pengumpul maupun agen perantara datang langsung ke gudang kelompok petani atau pondok milik petani rumput laut untuk membawa hasil
panen rumput laut kering. Pelaksanaan fungsi pengangkutan di tingkat petani dilakukan oleh para
petani responden yang melakukan pemasaran melalui kelompok tani. Para petani sebagai anggota dan pengurus kelompok mendatangi pondok – pondok anggota
petani untuk mengambil hasil panen rumput laut kering. Pengangkutan biasa dilakukan dengan menggunakan kendaraan berupa pick up yang disewa oleh
pihak kelompok tani. Kegiatan pengangkutan ini biasanya dilakukan selama satu hari penuh. Sedangkan untuk pelaksanaan fungsi penyimpanan, baik pada petani
responden yang melakukan penjualan secara kelompok maupun individu tetap melakukan fungsi penyimpanan. Fungsi penyimpanan memiliki peranan yang
penting dalam pemasaran rumput laut. Permintaan rumput laut dalam bentuk kering mengharuskan petani melakukan penjemuran selanjutnya melakukan
penyimpanan terhadap hasil panen rumput laut kering hingga waktu penjualan tiba. Semakin lama rumput laut disimpan hal ini akan meningkatkan mutu rumput
laut kering yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, petani responden yang
melaksanakan aktivitas tataniaga pada saluran II dan saluran III hanya
76 menjalankan fungsi penjualan dan fungsi penyimpanan saja. Berbeda dengan
petani responden yang mengelola pemasaran secara berkelompok. Tataniaga rumput laut melalui kelompok tani menuntut petani untuk melaksanakan fungsi
fasilitas yang meliputi fungsi sortasi, fungsi penanggungan risiko, fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar. Pelaksanaan fungsi ini dalam rangka
meningkatkan kualitas dan tuntutan atas jaminan mutu produk karena mengingat tujuan pemasaran dari kelompok tani adalah langsung kepada lembaga tataniaga
yang memiliki tingkat lebih tinggi dan menuntut jaminan kualitas produk yang terbaik. Selain itu perbedaan pelaksanaan fungsi ini juga mempengaruhi tingkat
penerimaan harga rumput laut. Harga rumput laut di tingkat kelompok tani mencapai Rp 8.600 per kilogram rumput laut kering sedangkan di tingkat petani
individu pada saluran II dan III hanya sebesar Rp 7.000 per kilogram rumput laut kering.
Fungsi sortasi dilakukan oleh petani responden yang melakukan penjualan melalui kelompok tani. Pada penerapan fungsi ini, kelompok tani menentukan
syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh setiap anggota dalam menyerahkan hasil panen rumput laut kering seperti kadar air dan kebersihan dari rumput laut kering
yang diserahkan. Setelah proses pemanenan, petani melakukan fungsi penyortiran. Sebelum rumput laut dijemur, petani terlebih dahulu melakukan penyortiran yaitu
dengan membersihkan hasil panen rumput laut, pembersihan ini dilakukan untuk menghilangkan kotoran serta organisme laut lain yang menempel di rumput laut.
Fungsi penanggungan risiko yang dihadapi petani adalah penurunan harga jual rumput laut akibat adanya syarat kualitas yang tidak terpenuhi, misalnya pada
kadar air dan kebersihan dari produk yang dijual. Syarat kadar air yang tidak terpenuhi dengan baik biasanya disebabkan karena penanganan saat penjemuran
yang tidak optimal, hal ini juga bisa diakibatkan karena faktor cuaca yang tidak menentu. Selain melaksanakan fungsi sortasi dan fungsi penanggungan risiko
sebagai fungsi fasilitas, petani dalam hal ini kelompok tani menjalankan fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar. Fungsi pembiayaan dilakukan oleh
kelompok tani dengan memberikan bantuan modal dengan memberikan bantuan yang dikenakan bunga sebesar 1 – 1,5 persen per tahun. Pinjaman ini biasa
digunakan oleh petani responden untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Fungsi
77 pembiayaan yang dijalankan oleh kelompok tani juga dilakukan dalam bentuk
penyediaan sarana budidaya rumput laut bagi para anggota. Biaya dalam penyediaan sarana budidaya ini selanjutnya akan dipotong pada saat penjualan
hasil panen rumput laut kering sesuai dengan pengeluaran masing – masing petani anggota. Selanjutnya adalah pelaksanaan fungsi informasi pasar yang dilakukan
oleh kelompok tani rumput laut di wilayah Pantai Kutuh. Pelaksanaan fungsi informasi pasar adalah melalui penyampaian informasi mengenai perkembangan
harga rumput laut di seluruh wilayah Indonesia kepada anggota kelompok tani. Pencarian informasi dilakukan oleh pengurus kelompok melalui media internet
yaitu melalui website milik JaSuDa.Net yang merupakan situs mengenai jaringan sumber daya informasi dan teknologi rumput laut di Indonesia.
6.3.2. Pedagang Pengumpul