79 yang diterima petani tanpa ada bunga atas pinjaman tersebut. Sedangkan dalam
menjalankan fungsi informasi pasar, pedagang pengumpul memperoleh informasi perkembangan harga rumput laut yang diperoleh dari sesama pedagang
pengumpul dan pihak eksportir.
6.3.3. Agen Perantara
Agen perantara merupakan pihak yang memfasilitasi aktivitas tataniaga antara petani pembudidaya rumput laut dengan pihak eksportir yang berada di luar
Pulau Bali Surabaya. Agen perantara melakukan fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Pada fungsi pertukaran, agen perantara melakukan pembelian rumput laut
kering dari kelompok tani yang berada di wilayah Pantai Kutuh. Dalam aktivitas jual beli ini biasanya dari pihak kelompok tani menghubungi pihak agen perantara
untuk memberikan informasi mengenai ketersediaan barang. Selanjutnya penentuan harga yang akan dibayar ditentukan oleh eksportir dari Surabaya. Pada
aktivitas ini pihak agen perantara murni menjadi perantara dalam kegiatan tawar menawar yang dilakukan antara petani dengan pihak eksportir. Setelah melakukan
kegiatan pembelian dari petani, agen perantara selanjutnya langsung mengirim rumput laut kering tersebut menuju Surabaya. Penetapan kualitas rumput laut
yang diterima dari kelompok tani disesuaikan dengan permintaan dari pihak eksportir.
Fungsi pengangkutan yang dilakukan oleh pihak agen perantara adalah mengangkut hasil panen rumput laut kering dari lokasi budidaya petani ke pihak
eksportir yang berada di wilayah Surabaya. Dalam menjalankan kegiatan pengangkutan ini, agen perantara menggunakan truk tronton dengan muatan per
truk sebesar 20 ton. Agen perantara tidak melakukan fungsi penyimpanan, karena hasil rumput laut kering dari Pantai Kutuh langsung dikirim langsung kepada
pihak eksportir Surabaya dengan tujuan ekspor ke China. Dalam melakukan pengiriman, seluruh biaya pengiriman dan pengangkutan yang dilakukan oleh
agen perantara ditanggung oleh pihak eksportir Surabaya. Selain itu, melalui agen perantara pihak eksportir juga menanggung biaya penggantian karung baru bagi
kelompok tani sebagai biaya pengemasan.
80
6.3.4. Eksportir
Eksportir merupakan lembaga tataniaga akhir yang dijadikan responden dalam penelitian ini. Eksportir yang menjadi responden dalam penelitian ini
merupakan eksportir yang berada di wilayah Pulau Bali dengan nama usaha UD. Rahmat Bahari dan di wilayah Surabaya dengan nama usaha UD. 89. Pihak
eksportir melakukan fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Pada fungsi pertukaran, pihak eksportir dari Surabaya melakukan pembelian melalui
agen perantara yang berada di Bali. Selanjutnya pihak eksportir juga melakukan fungsi penjualan dengan mengekspor rumput laut kering ke China sebagai negara
tujuan ekspor. Sementara itu pihak eksportir Bali membeli hasil rumput laut kering dari pihak pedagang pengumpul. Pihak eksportir biasanya memiliki posisi
yang lebih kuat dalam penetapan harga kepada pedagang pengumpul. Rumput laut kering jenis Eucheuma cottonii merupakan produk ekspor. Eksportir dari wilayah
Pulau Bali ini selanjutnya akan mengekspor rumput laut kering ini ke tiga negara tujuan ekspor, yaitu China, Filipina dan Amerika Serikat. Penjualan rumput laut
ekspor menggunakan harga dalam satuan Dollar Amerika Serikat per ton. Pada pelaksanaan fungsi fisik, pihak eksportir Surabaya hanya melakukan
fungsi pengangkutan yaitu pemindahan hasil rumput laut kering yang dibawa dari Bali oleh agen perantara untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam container. Pada
pengangkutan yang dilakukan oleh eksportir menggunakan sistem perhitungan EMKL Ekspedisi Muatan Kapal Laut, pada sistem EMKL seluruh biaya
pengangkutan telah diperhitungkan mulai dari biaya supir container, freight hingga pengurusan dokumentasi perkapalan. Penghitungan biaya angkut ini
dibebankan sesuai dengan jumlah container. Pada proses pengangkutan, muatan untuk satu container berkisar antara 26 – 28 ton.
Transaksi ekspor memberlakukan berbagai persyaratan dan standarisasi tidak hanya pada produk namun juga pada prosedur pelaksanaan transaksi,
termasuk dalam proses pengiriman dan penyerahan barang. Sesuai dengan ketentuan International Commercial Terms 2000 terdapat beberapa persyaratan
penyerahan barang oleh eksportir kepada importir, diantaranya Ahsjar 2007 : 1
EXW Ex Works yaitu penyerahan barang di gudang penjual. 2
FOB Free On Board yaitu penyerahan barang di atas kapal.
81 3
C and F Cost and Freight yaitu penyerahan barang di atas kapal namun uang tambang sudah dibayar hingga ke pelabuhan tujuan.
4 CIF Cost, Insurance and Freight yaitu penyerahan barang di atas kapal
namun uang tambang dan premi asuransi sudah dibayar hingga ke pelabuhan tujuan.
Pada prosedur pengiriman ekspor rumput laut ini, UD. 89 menggunakan sistem C and F. Dalam pelaksanaan fungsi fisik, eksportir tidak melakukan fungsi
lainnya seperti penyortiran ataupun pengemasan kembali. Hal ini dikarenakan pihak petani dan agen perantara yang terlibat pada saluran tataniaga I mampu
memenuhi permintaan rumput laut kering sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
Sedangkan pada eksportir yang berada di wilayah Bali, pelaksanaan fungsi fisik diantaranya juga meliputi fungsi pengangkutan pada saat pengambilan
barang dari pihak pedagang pengumpul dan pengiriman barang ke luar negeri melalui Pelabuhan Tanjung Perak di Jawa Timur. Pengangkutan ke pihak
pedagang pengumpul menggunakan truk tronton dengan kapasitas 20 ton. Selanjutnya rumput laut kering tersebut dibawa dan disimpan di gudang milik
eksportir yang berada di Desa Munggu, Kabupaten Badung, Bali. Rumput laut kering yang diperoleh dari pihak pedagang pengumpul kembali melalui proses
penyortiran di gudang milik eksportir. Pada proses ini menunjukkan bahwa pihak eksportir juga melakukan fungsi fasilitas yaitu fungsi sortasi, bahkan di lokasi
gudang juga dilakukan penjemuran rumput laut kembali akibat kadar air yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Selain disortir kembali selanjutnya
rumput laut kering dikemas dalam karung kemudian dipress sehingga setiap karung memiliki ukuran yang sama dengan rata – rata berat per karung sebesar 80
kg. Hal ini memperlihatkan terdapat perbedaan teknis pelaksanaan fungsi pengemasan yang dilakukan di tingkat eksportir dibandingkan pengemasan di
tingkat petani kelompok tani ataupun di tingkat pedagang pengumpul. Pengemasan ini juga dimaksudkan untuk mempermudah proses pengangkutan
sehingga penyusunan karung – karung rumput laut dapat tersusun dengan rapi dan tidak memakan tempat bulky.
82 Selain fungsi pengangkutan, fungsi fisik lainnya yang dilakukan oleh
pihak eksportir di wilayah Bali adalah fungsi penyimpanan. Selanjutnya barang dibawa ke gudang penyimpanan milik UD. Rahmat Bahari, kemudian pada waktu
yang telah ditentukan untuk pengiriman, rumput laut dibawa ke pelabuhan. Prosedur pengiriman ke negara tujuan ekspor dibagi menjadi dua, untuk negara
China dan Filipina digunakan sistem C and F sementara itu untuk tujuan Amerika Serikat digunakan sistem FOB. Sistem C and F mengharuskan pihak eksportir
untuk menanggung biaya pengangkutan dan biaya dokumen pengiriman, sementara itu pada sistem FOB pihak eksportir hanya menanggung biaya
dokumen saja. Fungsi fasilitas lain yang dilakukan oleh eksportir adalah fungsi
penanggungan risiko. Fungsi penanggungan risiko yang dihadapi oleh eksportir adalah terkait fluktuasi harga rumput laut yang disesuaikan dengan tingkat
permintaan dunia serta fluktuasi terhadap nilai tukar mata uang. Selain itu, persyaratan mutu rumput laut yang diterima dari petani ataupun pedagang
pengumpul yang tidak terpenuhi dengan baik. Hal ini menyebabkan eksportir perlu melakukan penyortiran kembali terhadap rumput laut kering yang diterima.
Fungsi fasilitas lain yang dilakukan oleh eksportir adalah fungsi informasi pasar yaitu terkait informasi pasar dan pelaksanaan kontrak yang dilakukan oleh
eksportir di wilayah Bali dengan pihak importir yang mengalami perubahan setiap tiga bulan sekali. Sementara itu, pihak eksportir Surabaya tidak melakukan sistem
kontrak dalam kegiatan ekspor yang dilakukan.
6.4. Analisis Struktur Pasar