Saluran Tataniaga II Saluran Tataniaga

70 melakukan fungsi tataniaga berupa fungsi pengangkutan. Pengambilan barang oleh agen perantara biasanya dilakukan dengan menggunakan truk tronton berkapasitas 20 ton rumput laut kering. Penggunaan sarana pengangkutan berupa truk tronton dinilai efisien dan efektif karena jumlah rumput laut kering yang dipasok dari pihak kelompok tani dalam jumlah besar yaitu rata – rata mencapai 50 ton untuk setiap satu kali periode penjualan. Pengangkutan rumput laut kering biasanya sudah dalam bentuk kemasan per karung dengan total berat rumput laut kering sebesar 100 kg per karung. Setelah dilakukan pengangkutan ke dalam truk milik agen perantara, barang langsung didistribusikan menuju Surabaya tanpa melalui penanganan produk lebih lanjut oleh pihak agen perantara. Rumput laut kering yang diperoleh dari pihak kelompok tani selanjutnya dibawa oleh agen perantara menuju gudang milik eksportir yang berada di Surabaya. Pada saat penerimaan barang, pihak eksportir akan memeriksa rumput laut yang diterima, jika sudah sesuai dengan standar yang ditentukan maka rumput laut kering tersebut dimasukkan ke dalam container dan siap untuk diekspor. Eksportir yang terdapat di wilayah Surabaya ini memiliki tujuan ekspor khusus ke negara China. Dalam aktivitas pengiriman rumput laut kering ini pihak eksportir menggunakan sistem C and F.

6.2.2. Saluran Tataniaga II

Saluran tataniaga kedua ini juga diterapkan oleh petani rumput laut yang berada di wilayah Pantai Kutuh, hanya saja terdapat hal yang membedakan pada saluran ini yaitu petani yang menggunakan saluran ini tidak tergabung dalam kelompok tani. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petani rumput laut yang berada di wilayah Pantai Kutuh, jumlah petani di wilayah Pantai Kutuh yang tidak tergabung ke dalam kelompok tani hanya berjumlah sekitar tiga sampai empat orang saja, namun dalam penelitian ini hanya satu orang petani yang dijadikan sebagai petani responden karena petani rumput lain hanya menjalankan kegiatan budidaya rumput laut sewaktu - waktu. Hal ini didasarkan pada persyaratan penentuan petani responden yaitu harus menjalankan budidaya rumput laut sebagai rutinitas harian. Pada saluran ini, petani menjual hasil panen rumput laut kepada pihak pedagang pengumpul yang berasal dari Desa Sawangan yang masih termasuk dalam Kecamatan Kuta Selatan. Pada penelitian ini terdapat 71 dua pedagang pengumpul yang terlibat dan pada saluran I pedagang pengumpul yang terlibat diberi sebutan sebagai pedagang pengumpul A. Pedagang pengumpul A bertugas mengumpulkan hasil panen rumput laut kering dari para petani. Pada saluran tataniaga II ini ada yang membedakan antara kegiatan pascapanen yang dilakukan oleh petani pada saluran tataniaga II dibandingkan dengan petani rumput laut pada saluran tataniaga I. Pada saluran ini petani hanya melakukan penjemuran terhadap hasil panen rumput laut. Setelah itu, hasil rumput laut kering selanjutnya diserahkan langsung kepada pihak pedagang pengumpul, tanpa melakukan proses pengemasan terhadap rumput laut kering yang dihasilkan. Sehingga dalam aktivitas tataniaga pada saluran tataniaga ini petani tidak mengeluarkan biaya tataniaga. Pedagang pengumpul A selanjutnya menyerahkan rumput laut kering yang dikumpulkan dari para petani kepada pihak eksportir. Eksportir yang dijadikan tujuan penyaluran rumput laut kering umumnya merupakan pelanggan tetap di setiap periode penjualan. Pedagang pengumpul menyerahkan hasil rumput laut kering yang sudah dikemas dalam karung. Pedagang pengumpul pada saluran II ini melakukan pengemasan serta penyortiran kembali terhadap hasil rumput laut kering yang diterima dari petani sebelum diserahkan kepada eksportir. Pihak eksportir selanjutnya yang akan mendatangi langsung ke pedagang pengumpul. Eksportir rumput laut ini berada di wilayah Bali. Pihak eksportir selanjutnya mengirimkan langsung hasil rumput laut kering ke negara tujuan ekspor melalui pelabuhan yang ada di Jawa Timur. Sebelum mengirimkan hasil rumput laut kering untuk ekspor, pihak eksportir terlebih dahulu melakukan penyortiran dan pengepakan kembali terhadap hasil rumput laut kering yang diterima dari pihak pedagang pengumpul. Eksportir melakukan pengemasan rumput laut kering kembali dengan ukuran yang sama. Eksportir terkadang juga harus melakukan penjemuran kembali terhadap hasil rumput laut yang diterima. Penanganan ini dilakukan untuk memperoleh rumput laut dengan standar kualitas ekspor yang telah ditentukan.

6.2.3. Saluran Tataniaga III