Perilaku Pasar Farmer’s Share

31 Pada situasi pasar monopoli, CR4 akan bernilai 100 persen, sedangkan untuk pasar persaingan sempurna CR4 akan mendekati nilai 0 nol, hal tersebut dikarenakan perusahaan – perusahaan dengan output terbesar pun mempunyai proporsi yang sangat kecil pada industri Subanidja dalam Hapsari 2011.

3.1.5. Perilaku Pasar

Asmarantaka 2009 mendefinisikan perilaku pasar sebagai seperangkat strategi dalam pemilihan yang ditempuh baik oleh penjual maupun pembeli dalam mencapai tujuan masing – masing. Perilaku pasar merupakan kumpulan hubungan antara pembeli dan penjual. Tiga cara yang digunakan dalam mengenal perilaku, yaitu : 1 Penentuan harga dan setting level of output; harga yang ditetapkan bisa tidak berpengaruh terhadap perusahaan lain, ditetapkan secara bersama – sama antar penjual atapun penetapan berdasarkan pemimpin harga. 2 Product promotion policy; yaitu melalui kegiatan promosi seperti pameran dan iklan yang mengatasnamakan perusahaan. 3 Predatory and exclusivenary tactics; strategi ini bersifat ilegal karena bertujuan mendorong pesaing untuk keluar dari pasar. Strategi yang dilakukan adalah dengan menetapkan harga di bawah biaya marginal atau dengan cara melakukan integrasi vertikal melalui penguasaan bahan baku. Menurut Hammond dan Dahl 1977 perilaku pasar menunjukkan pola perilaku yang diikuti oleh perusahaan dalam hubungannya dengan pasar yang dihadapi. Pola perilaku ini meliputi cara – cara yang digunakan oleh sekelompok perusahaan dalam menentukan harga dan produk yang dihasilkan, kebijakan dalam promosi penjualan, kebijakan yang berkaitan dengan pengubahan sifat produk yang dijual serta beragam taktik penjualan yang digunakan untuk meraih pasar tertentu.

3.1.6. Farmer’s Share

Salah satu indikator yang dapat digunakan dalam menentukan efisiensi dari suatu aktivitas tataniaga adalah dengan membandingkan bagian yang diterima petani farmer’s share terhadap harga yang dibayar di tingkat konsumen akhir. Kohls dan Uhl 2002 menyatakan farmer’s share merupakan bagian yang 32 diterima petani dari nilai uang yang dibayarkan oleh konsumen, nilai farmer’s share biasa dinyatakan dalam persentase. Nilai farmer’s share berbanding terbalik dengan nilai marjin tataniaga. Semakin tinggi nilai marjin tataniaga menunjukkan semakin kecil bagian yang diterima petani dalam melaksanakan suatu aktivitas tataniaga. Alternatif perhitungan nilai farmer’s share diperoleh dari rasio antara harga di tingkat usahatani terhadap harga di tingkat pengecer dari suatu komoditi. Secara matematis, farmer’s share dapat dirumuskan sebagai berikut Asmarantaka 2009 : Keterangan : Fs : Persentase yang diterima petani dari harga konsumen akhir Pf : Harga di tingkat petani Pr : Harga di tingkat konsumen akhir

3.1.7. Marjin Tataniaga