Iklim Potensi flora dan fauna Resort Kembang Kuning

4.1.3 Geologi, tanah dan hidrologi

Dilihat dari sebaran geologi kawasan komplek hutan Gunung Rinjani lebih didominasi oleh bahan vulkanis dengan klasifikasi tanah pembentuk yang dominan yaitu andosol okrik dengan bahan induk abu dan pasir volkan pada bagian utara dan selatan kemudian regosol eutrik dan litosol dengan bahan induk abu dan pasir volkan sekitar Danau Segara Anak dan Gunung Baru, andosol okrik abu dan pasir volkan sebagai bahan induk di bagian selatan dan timur laut batas kawasan taman nasional serta tanah litosol dan mediteran morik di bagian barat daya dan tenggara batas kawasan. Berdasarkan peta tanah tinjau tahun 1976 disajikan bahwa jenis tanah yang ada di Pulau Lombok terdiri dari 26 jenis yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu tanah aluvial, tanah regosol, tanah gromosol, tanah mediterant, tanah litosol dan tanah branforest. Secara ekologis komposisi vegetasi pada kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dan hutan di sekitarnya mempunyai arti yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan tata air di Pulau Lombok, hal ini dimungkinkan karena hutan Gunung Rinjani mencakup wilayah yang sangat luas dan merupakan daerah resapan air bagi wilayah-wilayah di sekitarnya, tercatat lebih dari 85 mata air berasal dari Gunung Rinjani yang ditandai dengan adanya pengelolaan daerah aliran sungai. terdapat 10 lokasi daerah aliran sungai dan 5 lokasi sub daerah aliran sungai. Beberapa lokasi DAS dengan sumber air utama dari Gunung Rinjani yaitu : DAS Lekok Amor-amor, DAS Lekok Perla, DAS Lekok Putih, DAS Jurit, DAS Gerengengan, DAS Lekok Kangan, DAS Terutuk, DAS Lekok Reak, DAS Monongge, serta Sub DAS Kokoq Belek, Sub DAS Segara Anak, Sub DAS Lenek DAS Dodokan, Sub DAS Jaga dan Sub DAS Teratak DAS Dodokan.

4.1.4 Iklim

Secara umum daerah kawasan TNGR mempunyai iklim tropis. Curah hujan berkisar antara 1.750-2.000 mm di bagian barat laut, utara, timur laut dan tenggara kawasan serta di bagian utara hingga barat daya Danau Segara Anak dengan curah hujan berkisar antara 2.000-2.500 mm dan sebagian kecil dengan curah hujan 1.500-1.750 mm. Curah hujan tersebut bervariasi menurut ketinggian dan letak geografis. Kecenderungannya adalah semakin tinggi letak dari permukaan laut maka semakin besar curah hujannya dan daerah pantai utara serta timur relatif lebih kering dibanding daerah pantai barat dan selatan. Perbedaan curah hujan antara satu tempat dengan tempat lainnya bisa sangat tinggi, yaitu dari 700 mm di daerah timur yang paling kering sampai melebihi 3.500 mm di daerah sekitar Gunung Rinjani. Menurut Schmidt dan Ferguson, TNGR termasuk tipe iklim C dan D di sebelah barat dan tenggara dan tipe iklim E di sebelah timur laut, sedangkan menurut Oldeman TNGR ini termasuk tipe iklim D3 dan D4. D3 dengan 3-4 bulan basah, 4-6 bulan kering untuk di sebelah barat daya, tipe iklim D4 dengan 3-4 bulan basah dan 6 bulan kering terjadi di bagian utara dan timur. Musim hujan biasanya terjadi antara bulan November sampai Maret musim muson barat laut. Jika tiap kenaikan 100 m diikuti dengan penurunan suhu terbesar 0,5ºC, maka temperatur di puncak Gunung Rinjani berkisar 1°-11º C terutama jika musim kemarau dan bertiup angin yang kencang.

4.1.5 Potensi flora dan fauna Resort Kembang Kuning

Potensi Resort Kembang Kuning, TNGR sangat kaya akan keanekaragaman hayati flora dan fauna. Beberapa spesies flora yang ditemukan di kawasan TNGR Resort Kembang Kuning mulai tingkat semai sampai tingkat pohon yaitu lemokek Ficus fistulosa, iluh-iluh Saurauia pendula, jukut Eugenia claviflora, kekosok Ardisia javanica, rerangkong Dichroa febrifuga, jelateng Laporstea stimulans, sesonggak Melastoma malabaricum, lelopok Beilshmiedia sp., dedurenan Neonauclea calycina, bajur Pterosperum javanicum, cemara Casuarina equisetifolia dan beringin Ficus benjamina. Adapun fauna yang ditemukan di Resort Kembang Kuning, beberapa di antaranya adalah rusa timur Rusa timorensis floresiensis, kijang Muntiacus muntjak, babi hutan Sus scrofa, monyet ekor panjang Macaca fascicularis, lutung Tracyphitecus auratus cristatus, musang rinjani Paradoxurus hermaphroditus rhindjanicus, lelekocongkok Felis bengalensis javanensis, landak Hystrix javanica serta jenis burung seperti koakiau Philemon buceroides neglectus dan kacamata wallacea Zosterops wallacea.

4.2 Kondisi Desa Jeruk Manis