Penyebab jamur jarang dikonsumsi warga adalah keberadaan jamur yang tidak dapat diperoleh setiap saat. Pada musim-musim tertentu jamur tidak dapat
tumbuh. Biasanya pada musim-musim kering atau kemarau produksi jamur relatif kecil dan bahkan tidak tumbuh. Hal ini seperti yang disampaikan Istuti dan
Nurbana 2006 bahwa terdapat syarat-syarat tertentu yang menjadi faktor utama dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur ekor jamur tiram. Salah satunya
adalah suhu untuk pertumbuhan miselium berkisar antara 20 C-30
C dan kelembapan 80-85 tidak terkena pancaran sinar matahari langsung.
Faktor yang menyebabkan rotan atau emat jarang dikonsusmi karena ketersediaannya di alam. Keberadaan rotan di kawasan hutan Resort Kembang
Kuning, TNGR banyak ditemukan pada tanah yang miring sehingga menyusahkan warga untuk mengambilnya. Menurut Kalima 2008, secara ekologis rotan
tumbuh dengan subur di berbagai tempat, terutama di daerah yang lembab seperti pinggiran sungai. Selain itu penyebab rotan sehingga jarang dikonsumsi ialah cara
pengolahannya yang sulit. Rotan yang oleh masyarakat digunakan bagian umbutnya batang muda, tentu tidak mudah diambil karena batang rotan berduri.
5.2.9 Bahan minum
Beberapa spesies tumbuhan juga digunakan untuk bahan minuman. Adapun spesies tumbuhan yang digunakan untuk bahan minuman oleh warga masyarakat
Suku Sasak di Desa Jeruk Manis, tersaji pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10 Spesies tumbuhan yang digunakan untuk bahan minuman oleh warga
masyarakat di Desa Jeruk Manis
No. Spesies
Tipe habitat 1.
Aren Arenga pinnata kebun, pekarangan budidaya
2. Kayu sepang Caesalpinia sappan
hutan liar 3.
Kedelai Glycine max kebun budidaya
4. Kopi Coffea robusta
hutan, kebun, pekarangan budidaya 5.
Tetandan ginantrum Uncaria gambir hutan liar
Tetandan ginantrum Uncaria gambir biasa digunakan sebagai pengganti sumber air saat berada di hutan. Dalam kawasan TNGR sumber mata air tidak
dapat ditemukan di setiap tempat, ataupun ada kadang lokasinya sangat sulit
dijangkau. Cara penggunaan tetandan ginantrum adalah batang liana tumbuhan ini yang masih terlihat basah dipotong menyilang diagonal pada kedua sisi, setelah
itu batang yang telah terpotong, diarahkan secara vertikal tepat berada di atas mulut Gambar 23.
Gambar 23 Cara penggunaan tetandan ginantrum Uncaria gambir.
Spesies lainnya yang digunakan sebagai bahan minum adalah kayu sepang Gambar 24. Spesies ini biasa digunakan oleh masyarakat Desa Jeruk Manis,
sebagai sirup karena kulit batangnya dapat memberikan warna merah pekat ketika direbus dengan air putih. Tingkat kepekatan warna tersebut tergantung pada
jumlah kulit batang yang dimasukkan ke dalam rebusan air. Bila semakin pekat warna yang diinginkan, maka jumlah kulit batang kayu sepang yang dimasukkan
juga harus semakin banyak.
a b
Gambar 24 Kayu sepang Caesalpinia sappan: a kulit batang; b hasil olahan berupa sirup.
Bahan minuman lainnya adalah kopi dan kedelai. Kedua spesies ini telah dibudidayakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis. Biasanya kopi dan
kedelai diolah terlebih dahulu dengan cara disangrai menggunakan wajan. Setelah itu ditumbuk sehingga menjadi serbuk halus. Keduanya diminum dengan cara
diseduh dengan air panas. Kopi merupakan minuman wajib bagi setiap keluarga di Desa Jeruk Manis.
Hampir di setiap rumah menyiapkan minuman ini sebagai suguhan utama mereka kepada tamu yang datang. Kebiasaan mengkonsumsi kopi juga terbentuk dari
sugesti mereka bahwa kopi sebagai penyemangat kerja. Sehari tidak mengkonsumsi kopi maka mulut terasa sepet dan kepala bisa pusing. Oleh
karenanya sebelum beraktivitas seperti pergi ke sawah atau dalam keadaan santai, warga masyarakat di desa ini terbiasa mengkonsumsi kopi terlebih dahulu.
Bahan minuman lainnya adalah air enau atau air aren Gambar 25. Air enau atau air aren ini diperoleh dari pelepah pohon enau. Biasanya masyarakat di Desa
Jeruk Manis mengkonsumsi air enau atau air aren dengan membelinya dari Desa Tete Batu yang memproduksi air enau. Masyarakat percaya bahwa tidak semua
enau atau aren dapat menghasilkan air yang baik. Setiap pohon enau atau aren yang ingin diambil airnya terlebih dahulu didoakan oleh belian dukun agar
pohon enau atau aren tersebut dapat mengeluarkan air setiap saat.
Gambar 25 Air enau atau air aren Arenga pinnata.
Biasanya air enau diambil dua kali sehari yakni di pagi hari dan sore hari menjelang magrib. Selama rentang waktu tersebut, bambu yang telah disiapkan di
pohon enau atau aren digunakan untuk menampung airnya. Air enau dalam satu bungkus plastik setengah kilogram, dihargai Rp. 2.500,-.
5.2.10 Bahan pelengkaprempahperasa