4.2 Kondisi Desa Jeruk Manis
Selayang Pandang Desa Jeruk Manis 2011 menjelaskan gambaran Desa Jeruk Manis berikut ini.
4.2.1 Letak geografis dan luas
Secara administratif Desa Jeruk Manis berada di Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Desa ini memiliki luas wilayah
256,66 Ha. Desa Jeruk Manis terbagi dalam 4 dusun yaitu Kebun Baru, Barang Panas, Gawah Buak dan Erat Tangge Mayung.
Desa Jeruk Manis ditetapkan sebagai desa persiapan sejak 10 November 2010 dan baru definitif sejak tanggal 9 November 2011. Desa Jeruk Manis
merupakan pemekaran dari Desa Kembang Kuning. Adapun batas-batas administrasi Desa Jeruk Manis sebagai berikut:
Sebelah Utara : Resort Kembang Kuning, Taman Nasional Gunung Rinjani
Sebelah Selatan : Desa Kembang Kuning Sebelah Timur
: Desa Jurit Sebelah Barat
: Desa Tete Batu
4.2.2 Sosial ekonomi masyarakat
Pada bulan Februari tahun 2012 jumlah penduduk secara keseluruhan di Desa Jeruk Manis sekitar 2033 jiwa dengan jumlah laki-laki 991 jiwa dan
perempuan 1042 jiwa. Dilihat dari tingkat pendidikan, umumnya masyarakat di desa ini memiliki pendidikan yang relatif rendah. Hanya 7 orang yang mencapai
jenjang perguruan tinggi, 2 orang lulusan diploma serta lainnya mengaku pernah mengenyam bangku sekolah dasar SD, sekolah menengah pertama SMP atau
sekolah menengah atas SMA. Sekalipun demikian dari sekian banyak masyarakat yang ada di desa ini, tingkat pendidikan SD jauh lebih dominan,
itupun rata-rata tidak sampai menamatkan jenjang sekolah dasar SD. Sarana pendidikan di desa ini masih relatif minim. Terdapat hanya dua
sekolah dasar SD dan satu sekolah menengah pertama SMP yang berada di Dusun Gawah Buak.
Selain sarana pendidikan yang minim, sarana kesehatan pun belum ada di desa ini. Masyarakat yang sakit setidaknya harus menuju desa induk yakni di Desa
Kembang Kuning untuk mendapatkan pelayanan kesehatan atau di Desa Kota Raja yang memiliki prasarana puskesmas.
Berdasarkan pekerjaan atau mata pencaharian, umumnya masyarakat di Desa Jeruk Manis berprofesi sebagai petani dan peternak sapi, ayam dan bebek.
Masyarakat mengaku bahwa penghasilan yang diperoleh setiap harinya tidaklah tentu. Hanya saja saat bekerja sebagai buruh tani di sawah, meraka mendapatkan
upah senilai Rp. 20.000hari. Beragam komoditi hasil pertanian warga masyarakat di desa ini. Tidak
hanya padi atau jagung namun juga masyarakat menanam tanaman buah di antaranya kelapa, pisang, alpukat, nangka, rambutan, durian, manggis dan buah-
buahan lainnya. Apotek hidup seperti jahe, kencur, kunyit, lengkuas dan lain-lain serta sayur-sayuran seperti kacang tanah, kacang panjang, komak, cabe, tomat dan
beberapa sayuran lainnya. Interaksi masyarakat sekitar di Desa Jeruk Manis terhadap kawasan hutan
Resort Kembang Kuning, Taman Nasional Gunung Rinjani relatif tinggi. Kebanyakan dari warga yang memasuki kawasan hutan merupakan warga yang
ingin mengambil pakis, kayu bakar atau mereka yang bekerja sebagai peternak dengan mengambil rumput di dalam kawasan taman nasional.
Masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis adalah masyarakat yang homogen. Keseluruhan warga di desa ini merupakan penduduk asli Pulau Lombok
bahkan asli dari desa tersebut Suku Sasak. Tidak ditemukan warga pendatang dari suku lainnya yang menetap di desa ini kecuali sesekali mereka yang berjualan
dan datang berwisata ke air terjun Jeruk Manis. Walaupun masyarakatnya relatif homogen, masyarakat di Desa Jeruk Manis yang merupakan bagian dari Suku
Sasak, saat ini tidak begitu kental menjalankan adattradisi Suku Sasak. Berbeda halnya dengan yang berlangsung di Desa Bayan atau Desa Adat Senaru. Hanya
tradisi-tradisi tertentu seperti prosesi nikah, bercocok tanam dan panen padi, serta kearifan menghargai alam hutan yang saat ini masih ada dan dijalankan oleh
warga masyarakat di Desa Jeruk Manis. Keseluruhan warga masyarakat beragama Islam.
Mobilitas warga di desa ini cukup tinggi, walaupun aksesibilitas jalan pada beberapa lokasi masih banyak yang rusak. Bahkan pada beberapa penemuan jalan
yang dilewati warga masih berupa tanah liat yang barang tentu akan sangat susah dilewati pada saat musim hujan tiba. Tidak kurang dari 12 km jarak yang harus
ditempuh warga setiap harinya bila ingin mencapai ibukota kecamatan yang berada di Sikur. Jarak ini dapat ditempuh sekitar 0,5 jam dengan menggunakan
kendaraan bermotor. Biasanya masyarakat yang hilir mudik keluar desa adalah masyarakat yang mencari rezeki di luar seperti menjual hasil panen atau sekedar
pergi berbelanja ke pasar untuk kebutuhan rumah tangga.
4.2.3 Budaya masyarakat