bluntas Pluchea indica, adas Foeniculum vulgare serta beberapa spesies- spesies lainnya.
Berdasarkan penemuan yang ada, tidak ada satu pun di antara spesies tumbuhan yang diketahui dan digunakan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk
Manis yang spesifik berdiri sendiri mengobati penyakit tertentu atau dengan kata lain tidak mempunyai tumbuhan penggantinya subtitusi. Justru yang ada ialah
beberapa spesies dapat mengobati berbagai macam penyakit bahkan digunakan sebagai campuran berbagai ramuan pengobatan untuk berbagai jenis penyakit
komplementer seperti sekur Kaempferia galanga.
5.3.5 Bagian yang digunakan
Berdasarkan bagian yang digunakan, spesies tumbuhan obat dapat dikelompokkan ke dalam 13 macam yaitu akar, batang, biji, buah, bunga, daun,
getah, kulit batang, lendir pada pakis, rimpangrhizoma, seluruh bagian tumbuhan herba, tunas dan umbi. Secara keseluruhan dilihat dari bagian tumbuhan yang
digunakan tersebut, daun merupakan bagian yang paling banyak digunakan yaitu sebanyak 89 spesies 38. Jumlah dan persentase bagian tumbuhan yang
digunakan untuk pengobatan suatu jenis penyakit tersaji pada Tabel 15. Tabel 15 Jumlah spesies dan persentase bagian tumbuhan obat yang digunakan
No. Bagian tumbuhan obat yang digunakan
Jumlah spesies Persentase
1 Akar
22 10
2 Batang
18 8
3 Biji
13 6
4 Buah
22 10
5 Bunga
17 7
6 Daun
89 38
7 Getah
8 3
8 Kulit batang
9 4
9 Lendir pada pakis
1 1
10 RimpangRhizoma
9 4
11 Seluruh bagian tumbuhan herba
12 5
12 Tunas
2 1
13 Umbi
6 3
Jumlah 228
100
Dominasi bagian daun yang digunakan, menjadi pertanda bahwa kearifan tradisional dari nenek moyang masyarakat di Desa Jeruk Manis telah menjunjung
tinggi nilai-nilai konservasi. Hal ini karena dilihat dari aspek kelestarian pemanfaatan spesies tumbuhan obat pada bagian daun tidak begitu berdampak
terhadap regenerasi tumbuhan. Berbeda halnya bila pemanfaatan spesies tumbuhan obat tersebut pada bagian akar dan batang yang dilakukan secara
berlebihan dikhawatirkan akan berdampak terhadap regenerasi tumbuhan berikutnya, khususnya yang berhabitus pohon.
Pemanfaatan bagian daun ini menjadi bukti bahwa kearifan tradisional dapat dijelaskan secara ilmiah karena
daun mengandung berbagai macam zat mineral.
Daun merupakan organ tumbuhan yang penting, karena pada daun terdapat komponen dan sekaligus tempat berlangsungnya proses fotosintesis, respirasi dan
transpirasi Santoso Hariyadi 2008.
5.3.6 Keanekaragaman habitus
Spesies tumbuhan obat yang diketahui dan digunakan oleh masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis dikelompokkan juga berdasarkan habitusnya.
Berdasarkan habitusnya tersebut, spesies tumbuhan obat dibagi dalam 7 kelompok habitus yaitu epifitbenalu, herba, liana, pakis-pakisan, perdu, pohon dan semak.
Jumlah spesies dan persentase tumbuhan obat berdasarkan habitusnya terdapat pada Tabel 16 berikut ini.
Tabel 16 Jumlah spesies dan persentase tumbuhan obat berdasarkan habitus
No Habitus
Jumlah spesies Persentase
1 Epifitbenalu
2 1
2 Herba
60 39
3 Liana
19 12
4 Pakis-pakisan
2 1
5 Perdu
29 19
6 Pohon
35 22
7 Semak
9 6
Jumlah 156
100
Habitus dengan jumlah spesies terbanyak adalah herba yakni sebanyak 60 spesies 39. Beberapa contoh spesies tumbuhan obat yang berhabitus herba
adalah blincang 1 Begonia grandis, blincang 2 Begonia isoptera, punti Musa spp., ketepu Ophiorrhiza neglecta, jahe Zingiber officinale dan sempol
Hedychium coronarium. Spesies-spesies ini merupakan tumbuhan dari famili Begoniaceae, Musaceae, Rubiaceae dan Zingiberaceae. Hal ini seperti yang
disampaikan oleh Mackinnon et al. 2000 bahwa banyak suku tumbuhan yang memberikan sumbangan bagi lapisan herba, termasuk Monocotiledone seperti
jahe-jahean, pisang liar, begonia, Gesneriaceae, Melastomataceae, Rubiaceae, berbagai spesies paku dan anggrek.
Spesies berhabitus herba memiliki daya adaptasi yang tinggi. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Hutasuhut 2011 bahwa spesies herba memiliki daya saing
yang kuat dan adaptasi yang tinggi terhadap tumbuhan di sekitarnya seperti semak, perdu, bahkan pohon sehingga mampu tumbuh di tempat yang kosong.
Herba berperan penting dalam siklus hara tahunan. Serasah herba yang dikembalikan pada tanah mengandung unsur-unsur hara yang cukup tinggi.
Menurut Soeriaadmadja 1997, herba berfungsi sebagai penutup tanah yang berperan penting dalam mencegah rintikan air hujan dengan tekanan keras yang
langsung jatuh ke permukaan tanah, sehinggga akan mencegah hilangnya humus oleh air.
Habitus lainnya yang juga dominan digunakan adalah pohon. Banyaknya pohon yang dimanfaatkan oleh warga masyarakat di Desa Jeruk Manis,
mengungkapkan bahwa upaya konservasi tumbuhan obat juga harus didukung dengan upaya konservasi ekosistem hutan yang tersusun atas berbagai struktur
vegetasi terutama pohon. Hal ini seperti yang dijelaskan Zuhud 2009 bahwa konservasi keanekaragaman tumbuhan obat Indonesia mutlak memerlukan
ekosistem hutan yang alami dengan struktur vegetasi pohon dari berbagai spesies dengan konstruksi strata tajuk yang berlapis-lapis.
5.3.7 Bentuk ramuan