katuk Sauropus androgynus, berbagai spesies kobis, kol Brassica oleraceae, kangkung Ipomea aqutica dan spesies lainnya. Adapun sayuran yang digunakan
sebagai bumbu, yaitu bawang merah Allium cepa, bawang putih Allium sativum, daun bawang Allium ampeloprasum, seledri Apium graveolens.
Spesies tumbuhan yang fungsi sekundernya sebagai sayuran adalah daun pepaya Carica papaya, daun ubi jalar Ipomea batatas, jagung muda Zea mays dan
daun singkong Manihot utillisima.
d. Palem-paleman dan umbi-umbian
Palem-paleman dan umbi-umbian merupakan sumber karbohidrat terpenting Sunarti et al. 2007. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia.
Beberapa spesies tumbuhan yang merupakan sumber karbohidrat di antaranya adalah sagu Metroxylon spp., aren Arenga pinnata dan lain-lain yang
merupakan jenis palem berkarbohidrat, kemudian ubi jalar Ipomea batatas, singkong Manihot utillisima dan sebagainya yang merupakan umbi
berkarbohidrat.
2.3.1.1 Ketahanan Pangan
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 Tentang Pangan menjelaskan, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, merata dan terjangkau. Ketahanan pangan merupakan konsep yang multidimensional, yaitu adanya hubungan keterkaitan antara mata rantai
sistem pangan dan gizi mulai dari produksi, distribusi, konsumsi dan status gizi. Menurut Hariyadi 2010, aspek utama dalam ketahanan pangan terdiri dari
4 hal yaitu 1 aspek ketersediaan pangan food availibity, 2 aspek stabilitas ketersediaanpasokan pangan stability supplies 3 aspek keterjangkauan acces
supplies dan 4 aspek konsumsi food utilization. Faktor-faktor struktur sosial, budaya, politik dan ekonomi sangat penting dalam menentukan ketahanan pangan.
Faktor-faktor tersebut di atas merupakan faktor determinan dasar basic determinan bagi ketahaan pangan.
Sumberdaya lokal termasuk di dalamnya pangan lokal erat kaitannya dengan ketahanan pangan. Ketahanan pangan yang dikembangkan berdasarkan
kekuatan sumberdaya lokal akan menciptakan kemandirian pangan yang selanjutnya akan melahirkan individu yang sehat, aktif dan berdaya saing
sebagaimana indikator ketahanan pangan. Di samping itu, juga akan melahirkan sistem pangan dengan pondasi yang kokoh Hariyadi 2010.
2.3.1.2 Kedaulatan pangan
Kedaulatan pangan memiliki peran penting sebagai strategi untuk mencegah krisis pangan. Membangun kedaulatan pangan dapat dilakukan melalui
peningkatan produksi pangan dan pengurangan konsumsi yang berlebihan dan tidak perlu, disertai pembangunan pedesaan terpadu. Ketidakberhasilan dalam
penerapan strategi ketahanan pangan menjadi inspirasi munculnya strategi alternatif, yaitu kemandirian dan kedaulatan pangan.
Kemandirian pangan dapat dilihat dari kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, bermutu baik,
dan aman yang berbasis pada pemanfaatan secara optimal sumber daya lokal. Lima komponen dalam mewujudkan kemandirian pangan yaitu ketersediaan yang
cukup, stabilitas ketersediaan, keterjangkauan, mutukeamanan pangan yang baik, dan tidak ada ketergantungan pada pihak luar. Membangun kemandirian dan
kedaulatan pangan merupakan strategi untuk mencegah krisis pangan dan mengentaskan masyarakat tani dari kemiskinan.
Membangun kemandirian dan kedaulatan pangan di Indonesia diarahkan untuk: 1 mewujudkan kemandirian dan kedaulatan negara dan rakyat dalam
menentukan kebijakan produksi, distribusi dan konsumsi pangan berdasarkan pemanfaatan sumber daya lokal, tanpa pengaruh pihak luar; 2 mengurangi
ketergantungan pada pangan impor; 3 memanfaatkan keragaman sumber daya hayati
untuk memproduksi
berbagai komoditas
pangan non
beras; 4 menciptakan lapangan kerja pada industri pertanian di perdesaan;
5 membebaskan petani tanaman pangan dari perangkap kemiskinan sehingga mampu menyongsong masa depan yang lebih sejahtera dan bermartabat Swastika
2011.
2.3.2 Tumbuhan obat