Kelompok umur Karakteristik Responden .1

hutan tidak hanya dapat dilakukan oleh laki-laki namun juga perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan, keduanya saling bahu membahu bekerja pada taraf kemampuannya untuk menopang ekonomi keluarga.

5.1.2 Kelompok umur

Pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan, terutama untuk kebutuhan pangan dan obat-obatan di Desa Jeruk Manis sudah diketahui sejak zaman dahulu yang diwarisi dari nenek moyang atau orang tua mereka. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang menunjukkan keberagaman umur responden, mulai dari umur 18 tahun hingga yang tertua umur 82 tahun Gambar 4. Gambar 4 Jumlah responden berdasarkan kelompok umur. Responden dengan kelompok umur 40-49 tahun lebih banyak dari pada kelompok umur lainnya yakni sebanyak 10 responden. Data ini tidak jauh berbeda dengan kelompok umur 60 tahun ke atas yakni 9 responden kelompok umur tua. Jumlah yang relatif sama ini menunjukkan bahwa ada transfer ilmu pengetahuan atau kearifan tradisional dari kelompok umur tua orang tua kepada anak atau kelompok umur di bawahnya. Beragamnya kelompok umur ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis memiliki regenerasi yang diharapkan pun dapat menurunkan kearifan tradisional dalam pemanfaatan tumbuhan pangan dan obat kepada generasi selanjutnya. Bukti empiris menunjukkan bahwa mereka yang tergolong dalam kelompok umur lebih dari 60 tahun, masih aktif bekerja seperti bertani di sawah ataupun mengerjakan kegiatan lainnya sendiri, tanpa menyusahkan orang lain. 2 6 10 5 9 2 4 6 8 10 12 30 thn 30-39 thn 40-49 thn 50-59 thn ≥ 60 thn Ju m lah o r an g Kelompok umur tahun Produktivitas usia tua atau usia jompo, tidak dapat dilepaskan dari gaya hidup dan kebiasaan pola konsumsi mereka yang tidak mengandung bahan pengawet, lemak dan manis, kebiasaan lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran serta rutinitas di pagi hari sebelum beraktivitas mengkonsumsi secangkir kopi bubuk. Minuman kopi mengandung kafein. Menurut Hardinsyah 2008, kafein sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Dalam dosis yang rendah, kafein dapat berfungsi sebagai bahan pembangkit stamina dan penghilang rasa sakit. Kandungan kopi inilah yang kemudian menjadi perangsang bagi masyarakat Suku Sasak di Desa Jeruk Manis termasuk kelompok umur tua untuk tetap semangat bekerja sehari-hari. Tidak ada batasan spesifik dalam kebudayaan atau kebiasaan masyarakat Desa Jeruk Manis mengenai usia produktif dan non produktif karena batasan- batasan ekonomis atas usia seringkali tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Sebagai ilustrasi, seorang anak berumur 10 tahun di Desa Jeruk Manis ternyata telah bekerja dan secara ekonomis terlibat dalam sistem-sistem produksi seperti mengambil pakis di hutan yang kemudian mereka jual atau seorang nenek berumur lebih dari 70 tahun juga masih terlibat dalam kegiatan yang sama Gambar 5. Dengan kata lain, nenek tersebut masih menjalankan perilaku ekonomis meski keadaan biologisnya dikatakan non produktif lagi. Gambar 5 Seorang nenek menjual pakis yang diambilnya dari kawasan hutan Resort Kembang Kuning, TNGR.

5.1.3 Pendidikan